prolog;

9.5K 195 24
                                    

Hallooooooo!!
Saya datang lagi bawa kisah Aquilla sama Albert. Versi konflik dewasanya nih. Semoga suka ya💙











PRANG.

Suara pecahan kaca membuat gadis kecil yang sedang bermain dengan para bonekanya menghampiri sumber suara. Gadis itu berlari menuruni tangga saat mendengar suara lirih isak tangis sang ibunda.

"MAMA!!"

Gadis cantik berusia 4 tahun itu berlari menuju sang ibunda yang terduduk di lantai. Tangan mungilnya memeluk tubuh sang bunda yang sudah bergetar hebat. Air mata sudah turun dari mata bulat gadis itu.

"Sayang masuk kamar kamu," wanita yang dipanggil mama itu melepaskan pelukannya. Menghapus air mata yang mengalir dari mata indah sang buah hati.

Gadis cantik bernama lengkap Clarissa Eugenie Gardapati itu menggeleng. "Lala mau sama mama,"

"Lala?"

Pasangan ibu dan anak itu menengok. Menatap sang kepala keluarga dengan takut.

"Bawa Lala ke kamar Aquilla," ucap sang kepala keluarga dengan dingin.

"Ayo Lala--"

Gadis kecil itu bersikeras. "Lala mau sama mama."

"Lala harus masuk kamar. Ini udah jam 9 malam dan Lala harus tidur sekarang. Lala gak mau kan kalo papa marah?" Jelas Aquilla dengan lembut. Tangannya merapikan rambut sang putri tercinta.

"Baik mama." Lala mulai melepaskan pelukannya dari tubuh sang ibu. Menatap Aquilla sekilas. Tangan mungilnya terulur menghapus jejak air mata dari wajah sang ibunda. "Mama jangan nangis nanti Lala sedih,"

Aquilla menggeleng. Tangannya mengecupi tangan mungil sang putri. "Selamat malam sayang,"

"Selamat malam mama, papa."

Sepeninggalan sang putri, Aquilla kembali ambruk. Tubuhnya kembali luruh di lantai yang dingin. Air matanya kembali bercucuran.

Albert yang melihat betapa rapuhnya yang istri mulai melunak. Hatinya bak diremas melihat interaksi antara sang istri juga sang putri tercinta. Kenapa sih ia harus menghadapi penyakit ini? Bagaimana kalo istri dan anaknya pergi meninggalkan dia?

"Sayang,"

Panggilan lirih itu membuat Aquilla mendongak. Menatap sang suami yang mulai berjalan mendekatinya. Mengikis jarak dengannya.

"Sayang maaf,"

"Al--albert--"

"Iya sayang ini aku."

"T--ta--takut--"

Albert merengkuh tubuh rapuh Aquilla. Membawa tubuh bergetar itu ke dalam pelukannya yang hangat. Mengusap punggung sang istri dengan lembut. Seolah menyalurkan ketenangan di sana.

"Maaf sayang. Aku terlalu stres dengan masalah kantor dan melampiaskan semuanya sama kamu dan anak kita," Albert bergumam lirih. Menciumi puncak kepala Aquilla dengan sayang.

Biarlah. Biarlah sepasang pasutri itu tenggelam dalam pelukan nyaman satu sama lain. Menumpahkan segala keresahan hati mereka. Menguatkan satu sama lain demi malaikat cantik yang dikirim Tuhan untuk mereka.

[TMS #2] IMPERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang