LTWYA - bagian empat

36 8 2
                                    

"Dan lo, jual harga diri lo berapa setiap malem?"

Cindy membalikkan tubuhnya. Menatap terkejut seseorang yang berada di hadapannya kini. Kedua alisnya berkerut. Ia terkejut dengan ucapan seseorang ini.

"Maksud lo apaan cupu?" tanya Cindy panik.

"Cupu…? Oh karena gue pake kacamata ya?" lelaki itu melepaskan kacamatanya dan menaruhnya di dalam tasnya.

"Lo berani sama gue hah?" tantang Cindy.

Lelaki itu menyeringai. Matanya menatap tajam Cindy yang tengah berdiri di depannya juga kedua temannya.

"Gue bukannya gak berani sama lo ... Tapi ga mau cari masalah aja" ucapnya.

"Ravin! Hidup lo gak akan tenang setelah ini!" ucap Cindy kesal dan meninggalkan lapangan yang sudah dipenuhi oleh murid-murid.

"CLARA!!"

Suara teriakan laki-laki membuat Clara mencari cari suara tersebut. Lelaki dengan kaos hitamnya tengah berlari ke arahnya. Clara hanya menatap datar lelaki itu.

"Lo gak apa apa?" tanya Brian. Clara menggeleng. Brian tersenyum pada Ravin yang terlihat berbeda karena tidak memakai kacamatanya.

"NGAPAIN PADA NGELIATIN HAH? BUBAR SANA LU PADA" teriak Brian.

Brian meraih jari-jemari Clara dan mengajaknya untuk pulang. Meninggalkan Ravin yang tengah menatap mereka berdua pergi.

"Bagus-bagus, gak salah Brian pilih lo"

Ravin menengok ke sebelah kirinya. Tian, berdiri di sebelahnya sambil menepuk pundaknya. Dan pergi meninggalkan nya dengan memakan permen lolipop di mulutnya. Sebuah senyuman terukir di wajah Ravin. Ia kembali mengambil kacamatanya dan pergi menunggu orang tuanya menjemput nya.

•••

Disisi lain, Brian dan Clara tengah berjalan di jalanan yang tidak terlalu ramai. Mereka hanya diam dan fokus berjalan. Brian hanya berjalan sambil melihat sekelilingnya. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya.

"Lo langsung pulang?" tanya Brian mengawali pembicaraan. Clara hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Tidak ada yang memulai percakapan lagi. Keduanya tidak berniat untuk berbicara dan tetap fokus berjalan. Ditangan kiri Clara, ia masih Setia membawa seragam miliknya dan juga milik Brian. Brian hanya sesekali melirik kepada wajah Clara lalu ke seragam tersebut.

Brian menarik lengan Clara ketika melihat sebuah warung yang menjual snack, minuman, dan lain-lain. Ia masuk kedalam warung tersebut dan membiarkan Clara menunggu di luar. Tak lama, ia keluar dengan membawa dua minuman botol dan memberikannya kepada Clara.

"Besok, kita naik motor" ucap Brian meminum minuman botol miliknya.

"Lo punya motor" ucap Clara acuh. Ia menatap samping kirinya agar tidak melihat wajah Brian.

"Punya, cuma lagi di bengkel aja" ucap Brian. Clara meneguk minumannya dan berjalan mendahului Brian.

Tak lama, mereka sampai di kediaman Clara. Mereka berdua hanya diam saja di depan pintu rumah Clara. Merasa tidak ada pergerakan apapun dari Brian, ia memutar tubuhnya menghadap Brian.

"Gue gak nawarin lo masuk, jadi makasih udah jagain gue hari ini," ucap Clara lalu masuk kedalam rumah nya dan meninggalkan Brian. Brian hanya memasang senyum miring dan pergi meninggalkan kediaman Clara.

•••

Di gang yang sepi, seorang lelaki memakai hoodie berwarna biru dongker tengah berdiri bersandar pada tembok gang itu sambil memegang ponsel di tangannya. Matanya melirik ke kanan dan ke kiri. Ia menunggu kedatangan seseorang yang sudah 30 menit tidak kunjung datang.

Dari kejauhan, ia melihat seorang perempuan memakai rok di atas lutut dan juga bajunya yang sangat ketat. Perempuan itu tersenyum ke arahnya dan berlari kecil mendekatinya.

"Tian?" tanya perempuan itu.

Pasalnya, lelaki yang memakai hoodie biru hanya berdiri diam membelakangi nya.

"Hai ... Cindy!" sapa lelaki dengan rambut dikuncir itu.

"Brian?? Kok Lo yang disini? Tian mana?" tanya Cindy terkejut dan memperhatikan sekelilingnya.

"Tian ga ada disini, adanya cuma Brian nih. Gampang juga ya lo di bodohin?"

Brian berjalan dan mendorong tubuh Cindy ke tembok menghimpit leher Cindy dengan lengannya yang membuat gadis itu sulit bernafas. Diwajah Cindy telah banyak keringat di dahinya. Ia ingin lari dari lelaki ini namun jalannya dihadang. Mendekatkan bibirnya di telinga milik Cindy,

"Lo emang gak ganggu gue, tapi lo ganggu Clara... Siapapun orangnya yang berani buat Clara gue nangis, dia gak bakalan lepas dari genggaman gue...," ucap Brian mengancam. Ia memundurkan tubuhnya dan membiarkan gadis itu bernafas.

"Oh iya, ini baru peringatan pertama. Kalo lo ganggu Clara lagi, gue gak akan segan buat hal lebih. Ngerti?" lanjutnya. Brian memukul keras tembok yang berada di depannya, yang membuat Cindy menghindar agar tak terkena wajahnya. Darah keluar dari jari jemari Brian. Lelaki itu membalikkan tubuhnya dan berjalan pergi meninggalkan Cindy yang ketakutan.

Brian pergi meninggalkan Cindy sendirian. Napas cindy naik turun. Tangannya mengepal kuat. Ia masih menatap lelaki itu pergi. Matanya mengeluarkan air mata, namun tidak banyak.

"Ravin sialan! Ini pasti karena dia!"

•••

See you to next chapter!.

Love The Way You Areजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें