38

4.6K 381 64
                                    

"Seperti keluarga bahagia," batin Prilly.

Sebisa mungkin Prilly menahan airmatanya agar tidak runtuh, melihat Ali begitu bahagianya memangku Kayleen dengan Jihan yang berada disisi Ali. Mereka benar-benar seperti keluarga bahagia ditengah-tengah Kayleen.

Bahkan hatinya kembali sakit saat Ali mengatakan selamat. Padahal pernikahan itu batal, Prilly melihat dari mata Jihan ada ketertarikkannya pada Ali. Tentu Prilly bisa melihat sebagai wanita.

"Mas Ali, Kayleen mirip Mas deh. Bulu matanya sama kayak Mas, hihihi," ucap Jihan.

Jihan maharani.

Gadis desa, anak dari Bik Darmi. Jihan sendiri yang menemukan keberadaan Ali disisi jalan dekat jurang. Jihan membantu Bik Darmi untuk memulihkan keadaan Ali yang waktu itu mempunyai luka yang sangat banyak, seiring berjalannya waktu. Jihan merasakan ada sengatan perasaan untuk Ali.

"Kak Ali, Kakak mau kan kembali ke Jakarta?" Tanya Prilly sedikit ragu-ragu. Ali menoleh pada Prilly, lalu mengangguk.

Banyak pekerjaan yang harus Ali tangani disana, Ali bahkan akan melakukan sedikit penyembuhan untuknya. Prilly merasakan sesak yang terdalam saat Jihan menyentuh tangan Ali, tentunya itu sangat menyakitkan.

"Tetapi aku akan membawa Jihan."

Deg

Jantung Prilly semakin bergemuruh mendengar perkataan Ali yang ingin membawa Jihan ke jakarta, apa Ali akan menikahi Jihan? Karena sudah menyelamatkannya, apakah Ali akan membalas budi Jihan dengan cara seperti itu?

"Memangnya disiapa?"

Prilly memalingkan wajahnya kearah lain, perkataan itu reflek keluar dari mulutnya. Ali berdeham lalu menatap Prilly dengan wajah datarnya, benar-benar seperti Ali waktu pertama kalinya Prilly kenal.

"Dia calon istriku!!"

Seperti ada sengatakan listrik yang semakin bergemuruh dihatinya, Prilly menoleh pada Ali dengan wajah yang sudah dipenuhi oleh airmata. Ali tak berani menatap Prilly, Ali harus merelakan Prilly bersama Reza.

"Kakak harus tau, aku dan Reza batal menikah Kak. Karena aku tau, perasaan ini hiks. enggak bisa dibohongi kak hiks. aku masih me----ncintai Kakak, tetapi mungkin perasaan yang Kakak tulis disurat itu semua itu omong kosong. Nyatanya Kakak memilih wanita lain, daripada kembali bersamaku dan Kayleen," ucap Prilly.

Ali tertegun, nyatanya berbohong pada Prilly sangatlah menyakitkan. Nyatanya Jihan bukanlah calon istri nya. Semua itu hanyalah alibinya agar Prilly bahagia bersama Reza, ternyata mereka batal menikah gara-gara Prilly masih mencintainya.

"Jihan? Bolehkah kamu keluar, saya ingin berbicara berdua dengan mantan suami saya!" usir Prilly pada Jihan.

Merasakan situasi yang semakin mencekam, Jihan memilih untuk keluar kamar. "Bolehkah aku membawa Kayleen keluar? Kak," ujar Jihan. Mana mungkin bayi sekecil ini harus mendengar semua perkataan kedua orangtuanya, semua itu tidak baik untuk perkembangannya.

"Bawa Kayleen," balas Prilly dingin.

Setelah kepergian Jihan serta Kayleen, kamar ini hening seketika. Prilly tak tau harus berbicara apa pada Ali yang sejak tadi menatapnya tanpa suara, Prilly hanya ingin memperbaiki semuanya. Bukankah semua itu keinginan Ali?

"Kakak pasti berbohong, hiks. dia bukan calon istri Kakak. hiks. apa Kakak hanya ingin menyakiti hati aku?"

Ali menggelengkan kepalanya, mana mungkin Ali tega menyakiti hati wanita yang masih ia cintai. Ali hanya ingin menjaga hati Reza dan juga kebahagiaan Prilly, Prilly mendekati Ali lalu berjongkok dihadapan Ali.

TAKDIR [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang