Bagian 17

14.7K 941 5
                                    


Flash back On
" Kamu beneran ndak apa - apa Nai?" tanya Tania di tengah - tengah aktivitasnya mengemas es ke dalam kardus. Naira hany menggelengkan kepalanya tanda ia tidak apa - apa.
" Sudah pas, ini ada 150 cup es" ucapnya pada Tania setelah ia selesai menghitung jumlah es cup yang dimasukkan ke dalam kardus.
" Kalian sudah selesai?" tanya Rata yang baru saja mendekati keduanya.
" Sampun ustadzah" jawab keduanya sembari tertunduk ta'dzim.
" Oh iya Nai, kamu tidak apa - apa? katanya habis jatuh?" tanya Rata pura - pura tidak tau.
" Saya ndak apa - apa dzah"
" Syukurlah kalau kamu ndak apa - apa"
" Kalau begitu mari kita angkat kardus ini ke mobil. Kalian berangkat bareng saya aja sama ustadzah Mira. Biar mbak - mbak yang lain naik mobil pondok satunya" titah Rara mendapat persetujuan dari Naira dan Tania. Rara mengambil satu kardus es cup, begitu pun Naira dan Tania. Mereka membuntuti Rara dibelakangnya dengan membawa satu kardus es cup juga. Tapi, langkah Naira terhenti ketika ia merasakan rasa perih dan nyeri dibagian lututnya.
"



" Ada yang ketinggalan mbak?" tanya ustadz Zaen ketika ia sudah duduk di kursi pengemudi.
" Sudah lengkap ustadz" jawab Rara.
Zaen tak kunjung menjalankan mobilnya, ia tetap saja berdiam diri seperti ingin mempertanyakan sesuatu. Tapi ia urungkan niatnya tersebut dan menghidupkan mesin mobilnya.
" Naira ndak jadi ikut, tadi dia mengalami kecelakaan kecil di dapur." Cerita Rara menjawab pertanyaan Zaen yang tak kunjung terucap.
"

Assalamualaikum Gus *SUDAH TERBIT*Where stories live. Discover now