Part 3

6.5K 562 22
                                    

HAPPY READING

Gulf tak ingin sadar lagi, rasanya ingin pingsan sejak tadi. Tubuhnya sudah lemas, remuk, terkulai tak berdaya. Entah untuk ke berapa kali nya pelepasan pria diatasnya menghantam spot manis di dalam tubuh Gulf. Rasa panas dan lengket. Gulf sama sekali tidak menikmatinya, tapi tubuhnya tak bisa menolak. Pria itu masih melesakkan busur panasnya di dalam Gulf.

"Berhenti ku mohon berhenti.. hiks" rintihannya. Tangisan Gulf sudah mereda tapi air matanya tak kunjung berhenti. Hingga pelepasan terakhir mereka, pria itu mengeluarkan kejantanannya.

"Terimakasih sayang" ujar pria itu, suaranya rendah namun lembut. Melepaskan ikatan pada tangan Gulf, lalu mengangkat pria itu dalam gendongannya, dan melangkah menuju kamarnya. Menyelimuti dirinya dan Pria kecil dalam dekapannya.

Gulf tetap terjaga, menangis dalam diam. Kenapa nasibnya seperti ini? Ia benar-benar kotor. Ingin rasanya pergi ke kamar mandi, namun kakinya sudah tak mampu untuk digerakkan lagi. Seolah lumpuh, semua persendiannya hancur tak dapat digerakkan. Hingga lelah menangis, dan akhirnya tertidur lelap dalam dekapan pria kekar yang telah menyetubuhinya.

°~°~°

"Mew!"

"Mew!"

Brak!!!

"Astaga.. Suppasit Jongcheeveevat" teriak seseorang mengganggu tidur lelapnya.

"Apa sih Phi teriak-teriak pagi gini?" Yang dipanggil menyahuti penuh emosi. Ia baru tidur satu jam yang lalu, dan kini kakaknya datang dengan segala kehebohan yang ia buat.

"Pagi kata mu? Ini jam 12 Mew, kau ada janji satu jam lagi dengan client kita. Aku menyusul mu kemari karena kau tak masuk kantor. Dan apa yang aku lihat? Rumah ku seperti kapal pecah, bau sperma dimana-mana. DAN LIHAT KAU BERCINTA DENGAN ORANG ASING? APA KAU SUDAH GILA HAH?" Tuan Thanayut atau kerap disapa Tong itu murka.

Mendengar teriakan kakaknya, Mew menoleh ke sebelahnya. Dilihatnya seorang pria, perawakannya tak jauh berbeda dengannya, hanya lebih ramping dengan kulit cokelat eksotis serta hiasan kiss mark di sekujur tubuhnya.

"Astaga semalam aku mabuk phi, bagaimana ini?"

Bug

Tong melempar handuk pada sang adik.

"Mandilah dulu, kita urus anak itu nanti, aku akan menelpon Tittle untuk datang kemari." Ujar tong final. Mew segera beranjak ke kamar mandi.

Setelah menelpon sepupunya, Tong segera pulang ke kantor. Jam makan siangnya terbuang percuma hanya untuk melihat kekacauan yang dibuat sang adik pada rumahnya.

"Harusnya aku tak membiarkannya menempati rumah ku saat patah hati"

Tong berjalan keluar rumah itu, matanya fokus pada kertas yang mencurigakan.

Tertulis, Tong Thanayut Jongcheeveevat, serta alamat rumah itu.

Siapa yang akan menemui ku disini? Apa pria itu? Pikir tong. Namun waktunya terus bergulir, hingga ia bergegas untuk segera pergi ke kantornya.

°~°~°


Tittle datang bersama temannya, Turbo. Tanpa permisi langsung memasuki rumah sederhana milik kakak sepupunya.

"Phi Tong.. Phi Tong" panggilnya.

Dilihatnya ruang tamu seperti kapal pecah, ditambah aroma amis menguar menembus indra penciumannya. Ia menoleh pada salah satu kamar di lantai dasar.

"Phi Mew, Phi Tong mana?"

Mew yang telah bersiap untuk pergi ke kantor menoleh pada Tittle.

"Ke kantor, aku minta bantuan untuk mengurus anak itu" tunjuk Mew pada lelaki di atas tempat tidur.

Arrangierte Heirat [MewGulf]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang