Part 8

5.4K 509 9
                                    

Happy Reading


Sabtu dini hari, Gulf tak tenang dalam tidurnya gusar diatas tempat tidurnya, berbalik ke kanan dan ke kiri. Matanya seketika terbuka, ia sangat kesal, dipandangnya wajah Mew yang menghadap dirinya. Tidur tenang tanpa beban begitu lelap hingga membuat Gulf kesal. Gulf tak bisa menahan lagi sesak di dadanya. Hingga isak tangis keluar begitu saja dari belah bibirnya.

Hiks~

Mew mendengar itu, ia membuka kedua matanya menatap sendu pada prianya.

"Kenapa sayang? Ada yang sakit?"

Gulf menggeleng, namun isakan nya semakin kencang. Mew membantu Gulf untuk duduk, direngkuhnya tubuh yang lebih ramping itu ke dalam dekapan hangatnya seraya mengelus punggung Gulf lembut.

"Tidurlah, Phi disini"

Gulf membalas pelukan itu erat, membenamkan wajahnya pada dada bidang yang berbau harum. Mew mengelus perut Gulf hingga kantuk melingkupi Gulf dan tertidur pulas. Mew mengecup kening Gulf lama dan ikut tertidur.

~°~°~

"Gulf"

"..."

"Gupi"

"..."

"Kana"

"Eng~"

"Bangun sayang, Mama sudah menyiapkan makan"

"Mama?" Gulf masih memejamkan matanya, kedua belah alisnya bertaut bingung.

Matanya perlahan terbuka, melihat Mew dengan baju casual nya terlihat sudah mandi dan tercium bau harum sabun mandi yang membuat Gulf nyaman. Ini weekend jadi Mew tak pergi ke kantor.

"Ini jam berapa phi?"

"Jam 9 sayang"

Gulf tercengang, tak seperti biasanya Gulf terbangun se siang itu di bangunkan oleh Mew pula.

"Jangan terburu-buru nanti kau jatuh sayang"

"Kenapa phi tidak bangunin Gupi?" Gulf menatap tajam pada Mew yang mengikutinya ke kamar mandi untuk gosok gigi dan mencuci muka.

Mew membantu Gulf menuangkan pasta gigi pada sikatnya, sesekali mengusap buih yang tersisa di sudut bibir Gulf, Gulf masih bayi dan lucunya dia akan segera memiliki bayi. Mew tersenyum sangat cerah, membuat Gulf semakin sebal melihat wajah tampan itu.

"Hey maaf, phi tidak tega membangunkan Nong, Nong tidur dengan damai seperti malaikat"

"Jangan berlebihan phi, malaikat tidak tidur"

Ah benarkah? Mew hanya terkekeh, lucu sekali menggoda Nong Gulf yang kini seluruh wajahnya sudah semerah cat tembok rumah cabai.

Mew menyadari satu hal. Dibalik sifat acuh tak acuhnya, dingin dan keras. Di dalam dirinya terdapat sosok lembut dan penuh dengan kata-kata manis yang membuat Gulf malu dan memerah dari pipi ke telinganya.

"Hari ini phi akan pulang ke rumah utama, orang tua phi pulang dari Canada jadi mereka mengadakan pesta dan nong harus ikut"

Gulf sontak berjengit, tentu saja mau tak mau, siap atau tidak hal ini akan Gulf lalui, bertemu dengan orang tua Mew. Walaupun saudara Mew yang lain tak mempermasalahkan orientasi seksual Mew, ditambah putra mereka telah menghamili seorang laki-laki yang tak normal seperti Gulf, apa orang tuanya akan menerima? Bagaimana jika mereka meminta Gulf untuk menggugurkan kandungannya?

Gulf terdiam cukup lama, tatapannya kosong, pikirannya menerawang kemana-mana.

"Gulf, sayang?" Mew mengusapkan air ke wajah Gulf, ia tertawa melihat reaksi Gulf yang makin sebal.

Arrangierte Heirat [MewGulf]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang