Part 4

6.6K 618 73
                                    

Happy Reading

Disisi lain Nyonya Amp tengah termenung, tangisnya tak lagi terdengar, isakan pun tak ada. Run menatap tetangga yang sudah ia anggap ibunya itu dengan iba. Dari jauh Run dapat merasakan segala kepedihan hati wanita itu. Namun, rasa itu tak membuatnya menyesal atas langkah apa yang ia ambil.

Membantu adiknya kabur adalah langkah yang tepat. Run tau mau Gulf menikahi lelaki itu ataupun tidak hasilnya akan sama. Pria beristri yang umurnya masih 40 tahun-an terlalu terobsesi pada perusahaan milik keluarga Traipipattanapong. Bagaimana tidak, dulu perusahaan yang bergerak di dunia pertanian itu sangat maju dan terkenal hingga manca negara. Pada akhirnya, yang diincar Tuan Pattarabut itu bukanlah Gulf.

Seperti sekarang, setelah kaburnya Gulf dari acara pernikahannya, Tuan Pattarabut terus menuntut untuk segala aset perusahaan. Ia tak memiliki secuilpun niat membantu, tapi merebut semuanya, termasuk kediaman Nyonya Amp.

Disinilah nyonya Amp, di halaman belakang kediaman Sirorattanaphanit. Memandang kearah rumahnya, entah apa yang ia pikirkan. Run berbalik kearah dapur, membawa segelas air hangat untuk tamunya.

"Bibi, sebaiknya bibi minum dulu. Apa yang bibi lakukan disini?" Run menyapa perlahan. Tak mau tamunya terkejut. Nyonya Amp menerima gelas berisi teh hangat itu.

"Gulf pasti berlari kesini saat ia kesepian" Nyonya Amp bergumam. Run hanya diam tak menanggapi apapun.

"Malam itu, dia juga pergi dari rumah. Ia pasti mendatangimu Run" lanjut nyonya Amp, Run bisa mengangguk. Rasa bersalah sedikit timbul dalam hatinya. Tapi ia merasa benar atas tindakannya.

Nyonya Amp berbalik menatap Run, memandang mata teduh anak lelaki yang selama ini sudah ia anggap sebagai putranya.

"Bibi tak pernah khawatir jika dia pergi dari rumah saat kami bertengkar, karena ia tak akan pergi jauh. Dia akan berlari padamu, dan aku percaya kau akan menjaganya. Tapi.. sekarang aku tak tahu kemana perginya putraku. Aku hanya memiliki Gulf, dan aku membuatnya pergi meninggalkan ku, meninggalkan ibunya. Ya. Ibunya yang tidak berguna" Nyonya Amp mencurahkan seluruh isi hatinya dihadapan Run, terisak disetiap katanya. Run memeluk wanita itu erat, mencoba menenangkan.

Dari jauh, Tuan Thanayong ayah Run memandang keduanya dengan rasa iba. Ia tak dapat melakukan apapun untuk istri sahabatnya. Perusahaan itu, kepergian Gulf bahkan menenangkan seperti yang Run lakukan sekarang, hingga tak terasa air matanya menetes, perih.

~°~°~

Sudah seminggu Gulf berada di Bangkok, tinggal dengan orang yang baru dikenal untuk pertama kali semasa hidupnya. Gulf yang terbilang introvert, lebih senang di dalam rumah, menghabiskan waktu luangnya untuk bermain game, makan dan menonton serial drama dari aktor Favoritnya Bright Vachirawit Chivaare. Gulf tak pernah menunjukkan sisi manja pada siapapun kecuali keluarga dan keluarga Phi Run nya termasuk Mawin kekasih kakaknya itu. Tapi berbeda dengan pria kekar namun penuh dengan kelembutan. Gulf sendiri terheran, pasalnya pria itu pria yang sama yang menyetubuhinya dengan paksa penuh kekasaran. Tapi Selama ini ia merasa nyaman dan aman, terlebih pria itu sudah meminta maaf dan memberikan tumpangan dan meminjam bajunya, ia tak masalah, ditambah pria itu sangat dewasa, dan memanjakan Gulf seperti Phi Run. Gulf memang anak laki-laki tapi kedua orang tuanya memanjakan Gulf seperti anak perempuan yang harus selalu dijaga dan dilayani.

"Phi Mew, apa Phi akan pulang larut lagi?"

Suasana di rumah sederhana yang tengah menikmati sarapan merek. Gulf memandang Mew meminta jawaban. Dan semoga tidak mengecewakan. Pasalnya selama tinggal di rumah itu, Gulf hanya bisa tidur saat Pria maskulin itu memeluknya. Dan kemarin untuk pertama kalinya Mew pulang larut, Gulf tak bisa memejamkan matanya sama sekali. Berakhir ia menunggu Mew pulang pada pukul 1 malam.

Arrangierte Heirat [MewGulf]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang