| chapt 3 ; baru

162 18 1
                                    

Gedung-gedung pencakar langit, bangunan elite, hiruk pikuk kehidupan kota kini sudah tak lagi nampak.

Semuanya terlihat asri, bahkan keluarga Lee bisa melihat satwa liar yang berlalu lalang juga udara yang bebas polusi.

"Wahh.. coba aja kita bisa tinggal di kampung kaya dulu ya, pah."

Tuan Lee menatap istrinya itu pilu, iya seandainya. Tetapi mereka tetap harus mengurus perusahaan mereka di perkotaan juga, bahkan sekarang cabangnya ada di berbagai negara.

Malangnya mereka malah kedapetan anak bentukan kaya Jeno.

Sudah hampir tiga jam mereka menempuh perjalanan dan Jeno masih saja betah terlelap. Ngeliat wajah anaknya yang melas itu sebenarnya membuat Tuan Lee ga tega.. tapi klo nginget kelakuannya yang kaya bajingan itu cukup membuatnya murka.

"Uhmm.. ishhh kepalaku... hah? Gue dimana?" Gumam Jeno yang baru aja siuman.

Kepalanya terasa sangat sakit dan perutnya mual mungkin efek samping obat-obatan murah yg ia curi semalam.

Detik berikutnya Jeno bangkit dan terduduk menganalisis keberadaannya sekarang.. tapi tunggu dulu.

"Kalian mau bawa gue kemana hah?! Kok?!" Jeno panik ketika membuka kaca mobil dan menyadari ini sudah bukan perkotaan melainkan berhektar-hektar hamparan sawah dan pegunungan.

Namun, tidak lama ia tutup kembali. Kenapa udaranya sedingin ini?

"Aiguu.. kamu baru siuman kok langsung ngehirup udara bebas sayang.. ayo pake jaketnya." Nyonya Lee memberikan Jeno jaket tapi ditepis kasar oleh Jeno.

"E sumpah gue mau di buang apa gmn?"-ljn.

Jeno yang speechless baru mau marah ke nyokap bokapnya tapi mulutnya keduluan di sumpel roti.

"Sudah sayang, kamu diam saja. Kamu gabakal kenapa-kenapa, okey? Makan dulu kamu belum sarapan.. susunya ambil sendiri di bagasi belakang." Ucap mamanya lembut.

Tuh, kurang apa Jeno uda dikasi orang tua yang masih peduli tapi masih aja badung.

. . .

Mobil sedan putih itu pun berhenti di sebuah perkampungan kecil. Tuan dan Nyonya Lee segera turun untuk mengeluarkan koper-koper yang sudah mereka kemas.

Nyonya Lee yang melihat anaknya hanya diam tak begeming menghela nafas.

"Jeno, ayo keluar!"

Bukannya mendengarkan, kini Jeno sudah anteng dengan kedua airpods yang bertengger di kedua cupingnya.

Eits, jangan kecewa dulu sayang-sayangnya author.

"Woi Jeno.. klo di bilangin tuh dengerin.."

Jeno menengok ke kursi sebelahnya dan langsung terjungqal keluar mobil.

"S-setan!! Mah pah!! Ad-ada setan!"

Demi apa barusan dia ngeliat ada cowo pucet banget pake baju putih.

T-tapi siapa itu?!

"Di kasi liat setan aja jejeritan!" Ledek Tuan Lee.

Yang di ledek cuma bisa berdecih dan segera bangkit membersihkan celananya yang penuh pasir.

Jeno yang udah dongkol gegara di gigitin nyamuk, tambah kesel ngeliat kedua orang tua bangkanya itu malah asyik poto-poto mesra gajelas di tempat kampungan begini.

Nak░Kota (ロ唄ゕ) | nomin.Место, где живут истории. Откройте их для себя