| chapt 4 ; warning

153 12 1
                                    

Malam pun tiba, wajah tampannya sekarang sudah sulit dikenali sehabis babak belur di kroyok warga tadi siang sampe jalannya terseok-seok.

Cuma perkara air mineral saja Jeno sudah hampir meregang nyawa.

Kini Jeno tengah berjalan lunglai seperti orang mabuk menjambaki rambutnya frustasi.

Sesekali ia memegangi lengannya yang rasanya hendak putus dari engselnya, bibir sexynya kini juga sudah lebam dan sobek.

Hey, ini baru hari pertamanya bertahan hidup. Bagaimana Jeno bisa menyerah?

Sesampainya di posko, Jeno terdiam melihat kopernya yang sudah terbuka dan isinya tercecer kemana-mana.

Ternyata ada beberapa bapak-bapak yang tengah berkumpul sambil memakan mie instan.

Mie instannya dimasak habis oleh bapak-bapak itu.

Jeno terdiam.

Sampai salah satu dari mereka menyadari kehadiran Jeno yang berantakan itu tengah menunduk dengan tangan mengepal.

"Weh, sopo to iku pak?"

"Ora roh aku"

Tubuh Jeno bergetar, giginya mengretak kuat, bahkan suaranya sudah serak sekali.

"Kalian pikir apa yang sudah kalian lakukan huh.. DASAR BAJINGAN! PERGI ATAU GUE BANTAI LO SEMUA BANGSAT!"

Jeno sontak menodongkan pisau lipatnya ke sekumpulan bapak-bapak itu hingga mereka lari terbirit-birit.

Nafasnya sangat berat, amarahnya sudah sangat memuncak, ahh tidak bisa begini. Jeno butuh penenang.

. . .

Jeno tidak tahu jam berapa sekarang, tetapi yang jelas ia sedang menanti. Tepat di depan sana, terlihat ada dua cewe yang kelihatannya habis pulang dari mesjid.

"Kesempatan gue nih.." -ljn.

Dengan pengalaman yang cukup baik dalam menculik, sesudah puas menghamili dua cewe itu, Jeno meninggalkannya begitu saja.


Apalagi klo bukan untuk membegal motor yang lewat, Jeno juga butuh uang bung.

Dan mulai dari situlah, rumor mengenai adanya julukan "preman bule" di kampung itu mulai tersebar. Yang kabarnya kerap beraksi pada malam hari.

Banyak dari mereka yang mengaku di palak, di begal, di lecehkan, di copet, bahkan di ancam oleh orang yang sama.

Mereka takut, karena kabarnya "preman bule" itu bisa membunuh kapanpun dengan pisau lipatnya, berdasarkan kesaksian bapak-bapak yang pernah diancam secara langsung.

Dan kabarnya ada salah satu warga yang tangannya putus ketika melawan saat di begal.

Tetapi tidak ada satupun dari mereka yang berani mengungkap identitas aslinya.

. . .

Hari demi hari Jeno lalui, tak terasa sudah tiga bulan Jeno menjelma menjadi preman di kampung ini.

Kini penampilannya sudah berubah drastis 180° seperti seorang preman begal rasa bule nan tampan memikat hati.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Nak░Kota (ロ唄ゕ) | nomin.Where stories live. Discover now