| chapt 5 ; pertemuan

162 21 0
                                    

Cahaya mentari mulai menampakkan dirinya, begitu juga Jeno yang sudah seperti zombie dengan kantung mata hitamnya. Malang nasibnya, tidak ada yang sudi memberikannya tempat untuk beristirahat.

Dan di sinilah Jeno sekarang, nongkrong di depan warung sambil ngorekin tanah. Perutnya keroncongan, tubuhnya sangat lemas, tapi Jeno menolak untuk mengemis.

Biar macam gembel begini Jeno masih punya harga diri.

"Makanya kerja, gengsi mulu gede"

'Kruyuk kruyuk'

"Akhh.. kamvret mana gw laper lagi.."

Mungkin jika ia menunggu sebentar lagi Tuhan akan memberikan rejeki untuknya.

"Jangankan rejeki, kasihan aja kaga."

Waktu terus berjalan, cahaya mentari juga semakin menyengat kulit Jeno. Banyak warga yang berlalu-lalang, namun tak ada satupun yang melirik dirinya.

Jeno hanya diam menunduk sambil ngorekin tanah, kasihan banget klo kalian liat keadaannya sekarang.

"Kamu ngapain disitu? Kok ngorekin tanah? Kamu kaya gembel tau.." sebuah suara menyentak Jeno hingga ia terlonjak kaget.

Suara agak cempreng yang ternyata milik seorang pemuda yang lagi-lagi berambut blonde yang tengah menatapnya bingung.

Demi apa ya, Jeno bingung kampung apaan coba banyak warganya yang berambut blonde?

'Kruyuk kruyuk'

Hampir saja Jeno menabok pemuda itu tetapi, naluri kelaparan seorang Lee Jeno lebih memilih merampas kantong kreseknya dan kabur.

"Bodo amat! Gw laper asw!"

. . .

Jeno semakin cepat berlari ketika melihat pemuda itu juga berlari tak jauh di belakangnya.

Di tengah-tengah insiden kejar-mengejar itu, pemuda itu berteriak.

"Ehhh!! huhh huhh huhh berhenti kamuu.. aku punya asma tau!!"

"Kamu boleh ambil jajan aku huhh huhh tapi jangan obat buat kakek huhh huhh kakek butuh banget"

Berhenti si Jeno kan, trus berbalik.

"Apa lo bilang? Obat? Ohhh mau pil-pilan ini??" Jeno menampangkan sebungkus pil itu di tangannya.

"Hahh?? Aku tidak bisa mendengarmu!"

"Lo tuli apa begimana hah?!"

"Telingaku tidak bisa mendengar lebih dari 1 meter!!" Sahut pemuda itu.

Jeno memutar bola matanya malas lalu mendekati pemuda itu.

"GW BILANG LO BUTUH PIL-PILAN INI KAN!!"

Pemuda itu mengangguk sambil memegangi dadanya yang terasa sesak.

"GAK! KAGA ADA YANG GRETONG DI DUNIA INI MANIS"

Kalo kalian bayangin itu jeno teriak ngalahin kencengnya toa masjid.

"Huhh huhh apaan sih gretong kamu tuh.. ngga usah teriak aku bisa denger kok!"

"Cielahhh gretong tu ya gratis njir, kek orang kampung aja" cibir jeno.

"Eh, kan emang"-ljn.

Yhaa jeno gblg.

"Gw balikin ini pil-pilan tpi gw boleh tinggal dirumah lo."

"Hah? Memangnya kamu ngga punya rumah?"

"Yaudah gw buang aja ini obat"

"Eeehh jangan!" Sontak pemuda itu menahan tangan Jeno yang hampir melempar obat di tangannya.

Nak░Kota (ロ唄ゕ) | nomin.Where stories live. Discover now