Back

416 12 1
                                    

"Amy!  Amy!  AMY!", teriak Viona pada Amy yang termenung melihat pintu

"Apa Vio? Kenapa harus teriak?" kata Amy jengah dengan sikap Viona yang emosional sejak bodyguard nya masuk rumah sakit.

"Kau tahu berapa kali aku harus memanggilmu sedari tadi?" kata Viona jengkel

"Benarkah? Emang ada apa?" tanya Amy penasaran. Emang sedari tadi Amy memikirkan siapa pelaku yang menembak ketuanya ini sehingga tidak mendengarkan panggilan dari Viona

"Kenapa kau melihat kearah pintu terus?" selidik Viona sambil memicingkan matanya melihat Amy

"Aku memikirkan sesuatu" jawab Amy seadanya

"Apa?"tanya Viona penasaran sambil memicingkan matanya.

"Ah tidak, mm apa kau lapar?  Kau ingin aku membelikanmu sesuatu?" kata Amy mengalihkan topik pembicaraan

"Aku tidak bisa makan jika dia belum sadar" kata Viona sedih

"JADI KAU TIDAK AKAN MAKAN JIKA DIA BELUM SADAR?" teriak Amy yang membuat Viona kaget.

"Sstttt pelankan suaramu!  Kau tidak tahu kalau saat ini kita ada di rumah sakit" kata Viona sambil menutup mulut toa Amy

"Aku tidak tahu, dan tidak mau tahu!  Kau harus makan, aku pergi"ucap Amy dan meninggalkan Viona

Huh dasar anak itu, batin Viona.

"Aku tidak yakin kalau itu dia, tapi kemungkinan besar dia ingin balas dendam atau ingin kembali pada ketua?" pikir Amy.
...

Tiga bulan kemudian

"Berapa lama lagi kau akan tertidur seperti ini? Apa kau tidak lelah?" kata Viona

Namun tidak ada yang menjawab pertanyaannya karena orang yang diajak berbicara masih betah dalam posisi tidurnya.

"Kau tahu? Aku sangat merindukanmu. Walaupun kau itu dingin dan suka membuatku jengkel, aku tidak bisa menutupi rasa rindu ini" kata Viona lirih sambil menahan isak tangisnya.

"Selama ini aku hanya pergi dan pulang berdua dengan Amy tanpamu, aku sangat merindukanmu. Ntah apa yang membuatku bisa rindu dengan sosok es sepertimu" kata Viona sambil tertawa miris.

"Kau kenapa?"

Mendengar suara yang sudah lama tidak didengarnya itu membuat Viona mengangkat kepalanya dan melihat apakah benar kalau orang yang ditunggu-tunggunya selama ini sudah sadar?

"Kau?  Kau sadar?  Ahh syukurlah" kata Viona dan langsung memeluk Altaft

"Sebenarnya aku sudah sadar dari kemarin tapi aku masih ingin melihat kau mengatakan rindu padaku" kata Altaft santai sambil terkekeh

Mendengar itu membuat pipi Viona merah dan malu.

"Jadi kau membohongiku?" tuduh Viona

"Jadi kau mengharapkanku bangun untuk berdebat denganmu?" tanya Altaft balik pada Viona

"Tidak sih tapi sudahlah" kata Viona pasrah

"Ayo kita pulang" kata Altaft

"Hei!  Kau baru sadar. Kenapa kau langsung minta pulang?" tanya Viona

"Cukup bosan hanya tiduran disini, terlebih selalu mendengar tangisan seseorang" kata Al menyindir Vio

"Kau" kata Viona yang sudah sangat malu. Tidak lupa dengan pipi nya yang sudah merah merona

"Tidak usah malu, kau tidak akan aku rayu" kata Altaft yang langsung dapat pelototan dari Viona.

Viona heran dengan Altaft yang sering membuatnya kesal tapi disaat bersamaan dia akan membuat Viona tersenyum kembali.

Spesies seperti apakah Altaft? Tapi dengan keadaan dia yang sudah membaik dapat membuat Viona senang dan tidak khawatir lagi walaupun sedikit kesal dengan perkataan terakhir Altaft.

Setelah sadar dari koma, Al langsung mencari tahu siapa pelaku yang menembak dirinya.

Al berprasangka kalau sebenarnya si pelaku ingin menembak Viona tapi salah sasaran dan akhirnya Altaft lah yang tertembak.

Belum lagi Altaft mendapatkan jawaban dari apa yang dia pikirkan sebuah panggilan dari earphone khusus anggotanya terdengar suara seseorang.

"Ketua"

"Ada apa?"tanya Altaft tenang

"Lapor, eagle mencurigai seseorang sebagai pelaku penembakan terhadap ketua"

"Temui aku diruangan rapat segera!"kata Altaft tegas

"Baik. Laporan selesai"

Setelah mendapatkan laporan dari Amy. Amy adalah Eagle kalau sedang bertugas. Dan banyak lagi kode nama didalam anggota Altaft agar tidak ada spionase atau mata-mata yang menghianatinya.

Altaft segera pergi ketempat yang telah disepakati. Tapi sebelum dia keluar dari pintu, sebuah tangan mungil memegang lengannya erat.

Al pun menoleh kebelakang dan mendapati nonanya dengan raut wajah kebingungan.

"Ada apa nona?" tanya Altaft formal karena sekarang mereka berada didalam rumah kebesaran Viona dan papa nya.

"Vio aja. Kan udah disuruh panggil Vio!"kata Viona kesal sambil menggembungkan pipinya yang tirus.

"Ada apa nona menahan saya?" kata Al tidak menghiraukan perkataan Viona barusan.

Viona mendecih tidak suka dan melepaskan tangan bodyguard kesayangannya. Whattt? Kesayangannya? lupakan.

"Gak ada, cuma heran aja kenapa kamu pergi"kata Viona singkat sambil melirik kearah Al

"Saya ada urusan sebentar nona"kata Al

"Kamu boleh pergi jika kamu hanya akan memanggilku dengan nama tanpa ada embel-embel nona didepannya! Kau mengerti?" kata Viona sambil melipat tangan di dada nya..

Kenapa cewek selalu ribet dan membesar-besarkan masalah sepele. Apalagi masalah tentang panggilan buat majikan sendiri pun diatur. Pikir Altaft

Altaft hanya memandang Viona datar lalu berbalik dan meninggalkan Viona yang cengo melihat ketidaksopanan bodyguard nya itu kepada dirinya.

"Awas aja, pasti dia akan membujukku jika aku tidak berbicara dengannya"kata Viona santai dan berjalan melenggang kedalam kamarnya.











Thanks for reading guys...
Kali ini chapternya pendek ya..
Tunggu next nya...

My Bodyguard is Cool'Where stories live. Discover now