5

543 154 20
                                    

Di siang hari keesokannya, Dejun sedang duduk sembari mengerjakan tugasnya di laboratorium kosmetologi. Hari ini tidak ada praktikum di hari Jum'at, paling hanya ada ACC laporan praktikum. Jadi, Dejun berjaga di lab mana tau ada praktikan yang ACC laporan praktikum.

"Dejun, jaga lab ya. Gue mau kelas dulu. Kalo ada praktikan yang nanya bilang aja gue udah pulang. Bentar lagi Yuvin dateng tuh." kata Yeeun.

"Iya, Kak." balas Dejun.

Karena Yeeun sudah pergi, alhasil Dejun hanya sendiri di lab. Dejun melepaskan kacamata nya lalu mengusap wajahnya kasar. Ia teringat akan pertengkaran dengan Mami nya kemarin.

Juga dengan gadis bernama Choi Arin itu. Seketika Dejun jadi merasa bersalah. Gadis itu pasti sangat kesal kepada Dejun.

Suara ketukan di pintu laboratorium membuat Dejun menoleh. Pintu lab terbuka dan menunjukkan sosok pria jangkung, yang sepertinya adik tingkatnya Dejun.

"Permisi, Ko. Selamat siang. Saya Bae Jinyoung, Komting dari kelas A yang praktikum hari Senin. Saya boleh gak ya minta tanda tangan Koko untuk surat perjanjian?" tanya Jinyoung.

Dejun spontan mengerutkan keningnya. Kok bukan Choi Arin yang minta?

"Oh yaudah, sini." balas Dejun.

Jinyoung berjalan mendekati Dejun dan memberikan surat perjanjian itu. Dejun meraih pulpen nya dan menanda tangani surat itu. Dejun malas untuk mempersulit mereka lagi, lagi pula Arin sudah membantunya kemarin.

"Makasih banyak ya, Ko." balas Jinyoung sembari membungkuk sopan kepada Dejun.

"Gue mau nanya. Yang kemarin minta tanda tangan Choi Arin bukan?" tanya Dejun.

"Ah, iya Ko." jawab Jinyoung.

"Choi Arin nya mana? Kok bukan dia yang minta?" tanya Dejun.

"Kak Arin... tadi di gazebo, Ko. Anu, Kak Arin bilang katanya gak mau ketemu sama Ko Dejun." jawab Jinyoung.

Dejun langsung menaikkan sudut bibir kirinya, tidak habis pikir dengan tingkah gadis itu. Baru gitu aja udah merajuk?

"Permisi, Ko. Sekali lagi terima kasih banyak." ucap Jinyoung, lalu keluar dari laboratorium.

Tak lama kemudian Yuvin masuk ke dalam lab. Dejun langsung memasukkan binder dan alat tulisnya ke dalam tas, lalu berdiri.

"Bang, gue pergi dulu ya. Ada urusan. Nanti balik lagi." pamit Dejun.

"Oh, oke." balas Yuvin.

Dejun pun keluar dari laboratorium. Kemana lagi ia pergi, kalau bukan menemui Choi Arin. Setelah turun ke lantai dasar dan keluar dari gedung, Dejun dapat menemukan Arin di gazebo. Gadis itu tengah merenung. Entah apa yang dipikirkannya.





"Choi Arin." panggil Dejun.

Arin menoleh, sedetik kemudian ia terperanjat ketika melihat Dejun berdiri di depannya. "Kok lo tau gue di sini?!" tanya Arin.

"Dari Jinyoung." jawab Dejun.

Arin langsung meringis sebal, seakan-akan siap menerkam Jinyoung. "Ah, Bae Jinyoung...."

"Gue mau bicara, masalah kemarin." kata Dejun.

"Gue nya gak mau." balas Arin. "Udah lah, gue males ngeliat lo. Sekarang kita bukan pacar atau teman. Kita cuma sebatas asisten dan praktikan!"

Dejun tertawa pelan, lebih seperti tertawa meledek. Ia semakin tidak paham dengan jalan pikiran gadis ini. Siapa juga yang nganggep dia teman? Apalagi pacar?

¹ the perfect match ㅡ xiaojun,arin ✓Where stories live. Discover now