Delapan

2.3K 208 13
                                    

Enjoy.

Jangan lupa tekan bintang di pojok kiri bawah setelah membaca.
Terimakasih.

*MARKHYUCK*





Mark yang baru saja keluar dari gedung kantor merogoh saku celana panjangnya karena merasakan getaran dari ponselnya. Niatnya ingin membeli roti ikan pesanan Haechan dan segera pulang. Ia ingin menemui dua orang yang paling ia sayangi di rumah.

"Hallo eomonim, " ujar Mark saat sudah menempelkan benda pipih itu di telinganya

"Mark bisa sekarang ke rumah sakit ? Haechan mengeluh kepalanya sangat pusing. Jadi eomma bawa dia kemari," sahut sang eomma diseberang sana

"Baiklah eomonim. Aku akan segera kesana, "

"Hmmm baiklah. Eomma tunggu, "

Dan telepon pun berakhir. Sambungan terputus. Mark melangkah cepat ke arah parkiran untuk segera pergi ke rumah sakit.

Dijalan, Mark tak henti - hentinya berdo'a untuk Haechan dan bayinya. Mark merasa khwatir. Haechan memang sering mengeluh sakit kepala. Padahal, seharusnya Haechan sudah tidak merasakan pusing lagi karena kehamilannya bukan berada di trismester pertama. Mark tahu, Haechan adalah lelaki omega. Pasti berbeda dengan seorang perempuan omega yang biasa hamil. Organ mereka tidak sama. Dokter Doyoung pun sudah mengatakan jika hal yang jarang untuk lelaki omega hamil dan bisa mencapai kelahiran. Apalagi melihat kondisi kehamilan Haechan yang lemah. Tentu Mark sangat khwatir.

Tapi, Mark masih menanti sebuah harapan. Melihat ibu dan ibu mertuanya yang sama - sama lelaki omega namun bisa melahirkan. Mark berharap. Ia berharap semuanya berjalan baik. Dan yang terpenting adalah Haechan -nya akan baik - baik saja.

Mark memarkirkan mobil SUV hitamnya di parkiran rumah sakit. Kakinya melangkah cepat di koridor rumah sakit dengan raut cemas yang tidak dapat disembunyikan. Tangannya terkepal disebelah tubuhnya. Dia menekan knop pintu kamar rawat yang ibu mertuanya beritahu tadi. Dadanya berdebar kuat karena takut.

"Eomonin, " lirih Mark saat melihat Ten di dalam kamar dan Haechan yang berbaring di bangkar dengan mata tertutup

"Mark, " panggil Ten seraya menatap menantunya dengan mata yang sudah berkaca - kaca

Mark berjalan mendekat ke arah ranjang. Ditatapnya Haechan yang sedang memejamkan mata dengan selang infus yang menempel di tangan kirinya.

"Haechan baru saja tidur. Dokter memberinya obat tidur agar Haechan tidak mengeluh sakit lagi, " ujar Ten memberitahu keadaan Haechan saat ini

"Pagi tadi aku memijatnya karena dia mengeluh sakit. Tapi menjelang sore, Haechan merintih karena pusingnya semakin kuat. Hingga aku membawanya kemari, " sambungnya lagi sambil mengelus rambut Haechan dengan sayang

"Dokter Doyoung sudah menunggumu di ruangannya. Dia ingin berbicara denganmu, "

Mark menyipitkan matanya. Setelahnya, pria itu menghembuskan nafas berat. Melihat cara Ten menatapnya, pasti ada sesuatu yang terjadi pada Haechan.

"Haechan baik - baik saja kan eomonim ?" Tanya Mark dengan penuh harap

Ten hanya bisa melempar senyum misterius. Matanya kembali berkaca - kaca---membuat pikiran Mark semakin kalut.

Akhirnya, Mark pun melangkah keluar dari ruangan itu untuk bertemu dengan dokter Doyoung.

*MARKHYUCK*


Mark masuk ke dalam ruangan setelah dokter Doyoung mempersilahkannya masuk. Dia duduk di hadapan dokter Doyoung dengan perasaan was - was.

LOVE AND PATIENCE | MARKHYUCK (TAMAT)Where stories live. Discover now