Chapter VIII

1.9K 50 0
                                    

    Tidak terasa seminggu lagi kelulusan telah tiba , masa paling indah dalam hidup telah berakhir, hari terasa cepat berlalu bahkan seperti kilat yang menyambar.

Semua akan berpisah pada waktunya , entah mengejar cinta , mengejar karier dan mengejar dunianya sendiri.

Mungkin ini adalah moment dimana dia akan bersenang senang untuk mengukir cerita yang kelak akan diceritakan kepada penerus penerusnya.

"Ram ga terasa ya bentar lagi kita berpisah" ucap Bryan.

"Iya Yan , gua bakal kangen masa-masa kita dulu"

"Semoga cerita kita dulu , bisa kita ceritakan ketika kita kumpul nanti ya"

"Iya yan , pasti gua kenang massa massa itu".

Mereka pun berjalan menuju sekolahnya , seperti biasa mereka menunggu metromini untuk terakhir kali ya.

Ketika sudah sampai sekolah Bella pun bersama Rey datang menghampiri mereka berdua.

"Pagi sayang , kamu udah sembuh"ucap Bella kepada Ramadhan.

"Udah ko , kamu udah makan tadi" ucap Ramadhan kepada Bella.

"Sayang???? akhirnya Bella tau siapa yang patut disayang"ucap bryan meledek Ramadhan.

"Makasih ya Yan"

"Makasih buat apaan Ram"

"Iya berkat lu Bella sadar , kalo gua selama ini bener bener mencintai dia"

"Sudah sepantasnya , dia tahu bahwa ada seseorang yang rela mengorbankan nyawa demi orang yang dicintainya, buka begitu Bell? "

"Iya Bryan, makasih yaa" jawab Bella.

Ternyata Bella dan Ramadhan sudah resmi menjadi pacar , akhirnya apa yang diucapkan Bryan kepada Bella sudah didengar.

Mendengar kabar baik ini membuat Bryan merasa senang dan mereka pun berjanjian untuk makan makan setelah sepulang sekolah.

"Nanti sore ke cafe ya kita makan makan nih"ucap Bryan kepada seluruh murid murid nakal.

"Kayanya ada kabar baik ni , sampai di traktir semua" ucap Rey.

"Iya gua cuman mau ngerayain jadinnya Ramadhan sahabat baik gua"

"Oke nanti sore ya"

Sepulang sekolah mereka pun beramai ramai menuju cafe ternyata cafe tersebut sudah di boking oleh Bryan.

"Mba gimana udah kosongkan semuanya"ucap Bryan kepada pemilik cafe tersebut.

"Aman mas , semua sudah kosong"ucap pemilik cafe tersebut.

"Yaudah makasih mba"

Mereka pun makan dan minum sambil bernyanyi riang , selain acara memperaya hari jadian Bella dan Ramadhan. Ini adalah hari untuk bersuka riang karena mereka sebentar lagi berpisah.

Sewaktu mereka sedang asik bernyanyi riang tiba tiba Novi datang menghampiri Bryan.

"Hai Bryan" ucap Novi begitu lembut suaranya.

"Hai Novi"

"Boleh gabung?"

"Boleh sini aja?ko lu kesini si?"

"Iya aku gatau kalo ini acara kamu , karena aku diundang sama Bella".

"Iya Yan , aku tadi undang dia"

"Gapapakan" lanjut pertanyaan Bella.

"Ya gapapa lebih rame lebih bagus"

"Yaudah duduk sini Nov"

Novi pun tertawa riang , tidak menyangka bahwa dia akan sedekat ini dengan orang-orang yang paling ia benci dahulu.

"Nanti lulus mau kuliah Nov?" tanya Bryan kepada Novi.

"Apaaa" Novi tidak terdengar karena suara musik begitu kencang.

"Nanti lu lulus mau kuliah emang"ucap Bryan mengencangkan suaranya supaya terdengar oleh Novi.

"Iya ni , kalo kamu?"

"Gua gatau , liat nanti aja"

"Walaupun kamu belum ada tujuan , seengganya kamu ada rencana"

"Emang belom ada tujuan mau gimana lagi"

"Bryan , hidup itu harus ada rencana walau terkadang rencana itu gagal"

"Iya besok besok , gua rencanain deh"

"Harus itu"

Keseruan yang telah di laluinya hari itu ,hingga tak sadar  waktu sudah larut malam dan waktunya Novi untuk pulang.

Bryan pun berniat mengantarkan Novi pulang sampai depan rumah.

"Gua nganterin novi pulang dulu ya"seru Bryan kepada teman temannya sambil meminjam motor temannya.

"Iyaa Yan"ucap Ramadhan.

Bryan pun mengantarkan Novi sampai tepat di depan gerbang rumah Novi.

"Makasih ya udah dianterin pulang"ucap Novi.

"Iya sama sama , gua pulang dulu ya"

Novi pun membuka pintu gerbang dan berjalan kearah pintu tiba tiba Ibu Novi membuka pintu tersebut.

"Ka , itu tadi siapa ko bukan pacarmu yang nganterin" tanya Ibu Novi.

"Oh itu Bryan bu , temen sekolah Movi"

"Ibu kaya pernah liat dia deh"

"Dimana , bu?"

"Dia kayanya pernah berantem sama cowomu dirumah sakit waktu kamu kecelakaan itu , ibu minta jauhin dia! Nanti kalo ayahmu tau dia bakal marah besar"

"Tapikan bu"

"Gausah ngelawan orang tua"

"Iya bu" dengan nada menangis.

Novi pun bergegas menuju kamar karena marah kepada ibunya yang menyuruhnya untuk menjauhi Bryan.

Cinta sudah mulai terbit namun restu Orang tua yang menghalangi, pada dasarnya pertemuan adalah jalan untuk melalui perpisahan.

LIAR (21+)Where stories live. Discover now