Chapter XVIII

909 49 0
                                    

Melaju dengan kecepatan tinggi, tibalah Bryan di Bandung, Bryan pun tidak mau basa-basi lagi, Iya langsung mencari Novi dan mempertanyakan kenapa dia bisa meninggalkannya begitu saja tanpa berpikir.

Karena Bryan tidak mengetahui tempat tinggal Novi, Bryan pun bingung harus mencarinya kemana. Bryan sedikit putus asa karena ia tidak mengetahui tempat Novi.

Akhirnya, dia memutuskan untuk menepi sejenak di pinggir jalan untuk istirahat dan meredam emosinya, Bryan pun merasa perutnya lapar, lalu dia kembali menyalakan mobilnya dan mencari tempat untuk berhenti serta mengisi kekosongan perutnya. Tiba lah Bryan di salah satu tempat makan yang cukup sepi, mungkin untuk menenangkan jiwanya yang bergejolak emosi.

Bryan pun turun dan memesan makanan untuk mengisi kekosongan perutnya, sebenarnya Bryan tidak nafsu untuk makan tapi mau tidak mau dia harus mengisi perutnya.

Saat Bryan hendak menyantap makanannya, terdengar suara dering handphonenya. Terlihat bahwa Bella menelpon Bryan, lalu Bryan mengangkat telepon tersebut.

"Hallo, kenapa?" Ucap Bryan.

"Kamu dimana?" Jawab Bella.

"Kenapa?" Tanya Bryan.

"Kamu dimana, aku mau kesana" Jawab Bella.

"Ngapain?" Tanya Bryan.

"Aku, Ramadhan, Rey, Dita sama Zein. Kita lagi bareng-bareng buat nyariin kamu" Jawab Bella.

"Mau ngapain sih??? Udah gausah ngurusin gua, udah lo pada urus aja hidup lu sendiri, gausah peduliin gua bang*at" Ucap Bryan dengan nada kesal, lalu ia menutup teleponnya.

Setelah mematikan teleponnya, Bryan pun melanjutkan makan dan berniat mencari sebuah apartemen atau hotel untuk singgahnya selama di bandung.

Di lain sisi, Bella sangat terkejut dengan ucapan Bryan. Bella tidak menyangka dengan perkataan Bryan. Bella, Ramadhan, Rey, Dita dan Zein berada dalam satu mobil, mereka menggunakan mobil Rey. Setelah Zein menelpon Ramadhan, mereka pun bertemu di salah satu tempat dan Ramadhan menyuruh Dita meninggalkan mobilnya ditempat penginapan kendaraan, lalu Ramadhan menjemputnya sesuai titik pertemuan.

Setelah mendapat jawaban dari Bryan, Bella sedikit terdiam dengan jawaban Bryan, lalu melihat ekspresi Bella. Rey pun menanyakan apa jawaban dari Bryan.

"Kenapa Bell" Ucap Rey.

"Ga nyangka banget dapat jawaban begitu" Jawab Bella.

"Emang dia ngomong apa" Ucap Zein.

"Kan, gua nanya dia dimana sekarang" Ucap Bella.

"Terus" Jawab Dita.

"Aku, Ramadhan, Rey, Dita sama Zein. Kita lagi bareng-bareng buat nyariin kamu, terus dijawab sama dia begini, "Mau ngapain sih??? Udah gausah ngurusin gua, udah lo pada urus aja hidup lu sendiri, gausah peduliin gua bang*at" Jelas Bella.

"Hahhh??serius?? Apa emang sifat dia begini?" Tanya Dita.

"Ga mungkin" Jawab Ramadhan.

"Bener, ga mungkin" Jawab Rey.

"Ga mungkin banget, walaupun gua kenal Bryan ga selama kalian, tapi gua tau banget watak dia. Dia bakalan kasar dan seberingas ini sama cuma orang-orang yang nyakitin dia, mungkin dia lagi emosi aja kali" Jawab Zein.

"Tapi kenyataannya, gua nerima jawaban yang kaya gitu. Gua aja kaget" Jawab Bella.

"Berarti emang masalah dia gede banget, sama dia begini ama kita. Kalo boleh tau sebelum lu nelpon gua Zein, ada apa?" Tanya Ramadhan.

"Jadi begini, pas gua iseng nulis kerjaan gua di Cafe, tiba-tiba Bryan dateng ke gua, dia nanya kabar gua gitu-gitu lah, terus dia nanya ke gua tentang keberadaan Novi. Terus gua jawab kalo Novi ga direstuin orang tuanya buat ngelanjutin ke jenjang yang lebih serius sama Bryan, terus gua juga bilang sebelum kepergiannya ke Bandung, dia juga ketemuan ama Zein ama gua buat nyampein permintaan maafnya, tapi Zein engga cerita ke Bryan kalo Novi engga direstuin, terus Bryan dateng ke kampusnya buat nyari Zein, Bryan mukulin Zein karena Zein ga ngasih tau semuanya ke Bryan" Jelas Dita.

LIAR (21+)Where stories live. Discover now