10. Tanda

25K 2K 35
                                    

Di sebuah ranjang luas dan mewah, Olevey berbaring dengan tidak berdaya. Wajahnya pucat pasi, dan napasnya telihat berat. keningnya yang putih bersih dihiasi oleh anak-anak rambut yang menempel erat sebab suhu tubuhnya yang tinggi membuat keringat dingin mengucur deras dan membuat rambutnya yang halus serta mengembang dengan indah, kini terlihat lepek. Olevey tampak begitu tersiksa dengan kondisinya saat ini. Namun dirinya masih berada di alam bawah sadarnya.

Seorang pria berjubah tampak memeriksa Olevey dengan sihir yang berpendar biru gelap. Pria itu menarik tangannya dan menggeser tubuhnya. Ia membungkuk pada Diederich yang rupanya berdiri di dekat kaki ranjang. Diederich tampak cukup berbeda dengan rambut hitam legamnya yang kini berubah menjadi sewarna dengan netranya yang sewarna dengan rubi. Ini adalah rupa Diederich ketika bulan merah tengah berpendar dengan sempurna. Hal yang berubah dari Diederich memang hanya warna rambutnya, ini membuktikan jika Diederich memiliki kemampuan kontrol diri yang tinggi.

"Bagaimana?" tanya Diederich.

"Mohon maaf Yang Mulia, dengan tubuh manusianya yang lemah, rasanya sangat tidak mungkin untuk selamat dari danau kegelapan. Para iblis saja, tidak bisa selamat saat sudah tenggelam di sana, apalagi manusia seperti Nona Elevey. Sekarang, jiawanya sedikit demi sedikit sudah diserap oleh danau kegelapan. Mungkin, tinggal menunggu beberapa waktu lahi hingga ia ma—"

Pria itu tidak bisa melanjutkan apa yang ia katakan, karena lehernya sudah lebih dulu dililit oleh rantai merah yang terasa membara. Pria yang berstatus sebagai seorang ahli sihir dan obat di istana milik Diederich tersebut segera berlutut setelah sadar jika dirinya sudah melakukan kesalahan yang fatal. "Ma-maafkan saya Yang Mulia! Saya melakukan kesalahan!" seru ahli sihir bernama Zul itu.

"Aku memanggilmu untuk menganalisis dan mencari solusi, bukan memutuskan apa dia bisa hidup atau tidak," ucap Diederich dingin lalu menarik kembali sihirnya yang membentuk rantai merah membara yang melilit leher Zul.

"Sekali lagi saya meminta maaf, Yang Mulia," ucap Zul meminta ampun.

"Sekarang pikirkan baik-baik, dengan cara apa dia bisa kembali normal," perintah Diederich pada Zul. Tentu saja, Diederich tidak akan membiarkan Olevey mati begitu saja.

Zul lalu teringat dengan buku yang diturunkan oleh leluhurnya sebagai seorang ahli sihir dan obat yang senantiasa berada di sisi Diederich sebagai raja iblis. "Yang Mulia, saya teringat dengan buku yang leluhur saya. Sepertinya, akan ada jawaban di sana. Hanya saja, apa pun caranya, pasti akan ada bayaran mahal yang perlu dibayar," ucap Zul yang tentu saja dapat dimengerti dengan mudah oleh Diederich.

"Lakukan saja." Diederich mengatakannya tanpa menatap Zul, dan malah menatap Olevey yang dari waktu ke waktu terlihat semakin tersiksa. Hal itu terlihat dari kernyitan pada keningnya dan napasnya yang semakin memberat.

Mendapatkan persetujuan dari Diederich, Zul pun mengulurkan tangannya dan tiba-tiba sebuah buku tebal yang tampak usang muncul di telapak tangannya. Zul meramalkan mantra dan buku yang rupanya terlindungi oleh sihir tersebut terbuka. Zul tenggelam dalam buku leluhurnya yang ditulis dengan bahasa kuno yang tidak sembarangan orang bisa membacanya. Sementara itu, Diederich yang semula masih mengawasi Olevey merasakan kehadiran Exel, bawahannya yang paling setia.

"Yang Mulia, saya kembali," lapor Exel.

"Bagaimana?" tanya Diederich tanpa basa-basi.

"Pelayan itu sama sekali tidak berbohong. Ia tidak memiliki hubungan apa pun dengan kejadian yang membahayakan Nona Olevey. Namun, Jannet memang tidak bisa melawan perwujudan dari energi danau yang tiba-tiba muncul dan menyerangnya. Setelah menyerang Jannet, perwujudan energi itu menyerang Nona Olevey hingga terjatuh ke dalam danau dan hampir tenggelam," jelas Exel. Ia memang ditugaskan untuk mengusut tuntas masalah yang menimpa Olevey.

Olevey And The Devil KingWhere stories live. Discover now