20.💔

355K 37.2K 18.4K
                                    

Mengapa memilikimu sama seperti menggenggam Air? Sulit tak pernah sanggup bertahan.

***

Hari ini, kebahagiaan itu kembali hadir. Kebahagiaan yang ingin didapatkan sejak 6 tahun lalu.

Sekarang Gladys sangat diperhatikan oleh kedua orang tuanya. Bahkan makan saja Sekarang disuapi.

Gladys tak Henti-hentinya tersenyum saat melihat ibunya manambahkan lauk lagi ke piringnya.

Khayalan duduk dan makan bersama keluarga akhirnya terkabulkan. Sudah dua bulan dia bahagia bersama keluarganya. Bahkan, sekarang Gladys sekolah di tempat yang sama seperti Angle.

Sudah dua bulan pula Gladys sangat jarang bertemu dengan Aldo. Dia sangat sibuk mengurus bisnisnya, apalagi sekarang dia sudah memegang dua perusahaan.

"makan yang banyak," ucap Glenn membuat Gladys mengangguk senang.
"Ingat, di sekolah nanti bekalnya di makan," ucap Liona membuat Gladys dan Angle tersenyum dan mengangguk.

Selesai sarapan, si kembar berjalan memasuki mobil ayahnya. Sekarang Glenn sudah mau mengenalkan Gladys pada teman-temannya.

Gladys meminta keluarganya untuk tidak membenci Angle. Gladys menceritakan kepada orang tuanya tentang mimpi yang dia alami saat koma itu, perlahan orang tuanya mau menerima takdir.

"Kalo pulang kabarin Papa," ucap Glenn membuat Angle mengangguk.

"Aku mau di jemput kak Aldo, Pa," ucap Gladys membuat Glenn mengangguk.

Akhirnya mobil terparkir di depan gerbang SMA Central. Sudah satu bulan setengah Gladys sekolah di sini dan ditempatkan di satu kelas yang sama dengan Angle.

Angle dan Gladys berjalan bersama menuju kelas, sepanjang perjalanan menuju kelas banyak pasang mata yang menatap mereka berdua.

"Banyak yang melihat kamu Glad," bisik Angle membuat Gladys menatapnya malas.

"Wajah kita mirip, mereka melihat kita berdua," ucap Gladys membuat Angle langsung Merangkulnya dan tertawa.

"Angle!"

Angle dan Gladys menoleh ke belakang dan tersenyum menatap siapa yang memanggilnya.

"Mars," ucap Angle.

Marsel menatap Gladys dari atas sampai bawah.

"Kembaran lo?" tanya Marsel membuat Angle mengangguk.

"Iya," ucap Angle.

Marsel mengulurkan tangannya ke hadapan Gladys. Bukannya menyambut uluran tangan itu, Gladys hanya menatapnya lalu menarik tangan Angle.

Angle bingung namun mengikuti langkah Gladys saja. Sedangkan Marsel menatap punggung Gladys dengan senyuman tipis.

"Kamu kenapa gak terima uluran tangan dia?" ucap Angle sambil meletakan tasnya.

"Gak nyaman," ucap Gladys membuat Angle menghela nafas.

"Oh." ucap Angle.

RETAK [Sudah Terbit]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang