34. 💔

250K 31K 7.5K
                                    

Ini cerita pas Gladys datang ke rumah Aina buat nengokin bayinya, dan keadaan dia di situ kurus dan banyak luka, apa yang terjadi sebenarnya, yuk baca.

_Retak_

Hubungannya kandas tiga Minggu lalu, sekarang kondisi Gladys semakin tak terkontrol, dia benar-benar hancur. Badannya kurus, dan luka goresan di tangannya semakin banyak, dia sudah lelah dengan kehidupannya.

Luka, luka, dan luka selalu saja menghantamnya. Gladys masih menunggu kapan kebahagiaan itu datang, mengapa sangat sulit meraih kebahagiaan itu. Kata orang, pelangi akan datang setelah hujan. Tapi nyatanya, hanya hujan dan awan hitam tak kunjung menghilang.

Gladys menatap diri di dalam cermin, ini adalah hari kelulusannya, dia tak berani menggunakan baju lengan pendek, karena goresan itu semakin memanjang. Bahkan, semalam dia hampir memutuskan urat nadinya karena sudah sangat lelah dengan kehidupannya. Apalagi berat badannya turun drastis, pipi yang gembul kini menjadi tirus.

"Awh." Dia meringis saat luka itu menggesek bajunya. Orang tuanya tak ada yang tahu, sudah berulang kali mereka menanyakan apa yang terjadi sebenarnya, namun Gladys enggan membuka mulut dan bercerita.

Jarang makan, Gladys benar-benar menyiksa dirinya sendiri. Bahkan, Liona dan Bi Ani sudah capek membujuk Gladys yang terus mengurung diri di dalam kamarnya. Gladys hanya melamun dan meratapi wajah di dalam cermin, seperti yang dia lakukan sekarang.

Gladys mengambil tas selempang miliknya. Dia terlihat hancur sekarang, bahkan dia rasanya tak ingin pergi ke sekolah, dia tak mau melihat Marsel.

Gladys benar-benar kecewa, malam itu Marsel benar-benar bertunangan dengan Amanda. Gladys tak mau ditinggal menikah lagi, cukup kemarin dia mengikhlaskan dan membuka hatinya kembali, tapi kini dia kembali merasakan sakit lagi.

Dia tersenyum saat melihat notifikasi dari seseorang yang sudah lama tak bertemu, Aina. Masih ingatkah kalian dengan wanita yang pernah memberikan tisu dan menemani Gladys cuci darah dulu? Dia baru saja melahirkan anak pertamanya, saat pernikahan Gladys tak datang namun memberikan kado untuknya.

Besok dia akan pergi ke rumah Aina bersama dengan Aldo, mantan kekasihnya. Itu permintaan dari Aina, sebenernya Gladys ingin sekali menolak, tapi dia tak mau membuat Aina berfikir dan mengklaim bahwa dia sudah putus dengan Aldo, karena dia sangat ingat permintaan Aina yang menyuruhnya untuk terus bersama Aldo, apapun rintangannya. Namun, Gladys tak bisa memenuhinya.

Gladys berjalan menuruni tangga menghampiri Angle yang sudah siap. Glenn langsung menghampiri putrinya, mata sembab dan badan yang terlihat kurus.

"Sudah siap?" Tanya Glenn membuat Gladys mengangguk dan tersenyum manis, tapi malah terlihat seperti senyuman miris.

Hati Glenn sangat sakit melihat kondisi putrinya yang tak baik-baik saja. Putrinya selalu disakiti oleh banyak laki-laki, termasuk dia. Dulu Glenn selalu membentak putrinya, sekarang Gladys kehilangan cinta dari lelaki disekitarnya.

Malam ini sekolahnya mengadakan prom night, semuanya boleh mengajak siapa saja. Boleh mengajak pacar misalnya dari sekolah lain atau sudah bekerja, karena kebetulan acara ini juga dibuka untuk umum.

"Kamu harus ceria dong melepas teman SMA kamu, kamu sudah besar sekarang." Ucapan Glenn hanya dibalas anggukan oleh Gladys.

Angle menghampiri Gladys dan menggenggam tangannya erat menyalurkan kekuatan padanya. Kaki keduanya melangkah ke mobil, kali ini Angle yang akan membawa mobil lagipula, Angle sudah memiliki SIM.

Tak ada percakapan apapun, Gladys tak ingin mengeluarkan suara padahal Angle bercerita panjang lebar, tapi hanya anggukan dan senyuman saja yang Gladys lontarkan untuk menanggapinya.

RETAK [Sudah Terbit]✓Where stories live. Discover now