03

19K 3.3K 103
                                    

"oh, baru datang?"

jeno yang ketiduran segera terbangun ketika mendengar suara pintu terbuka. jaemin muncul dari luar sana dengan kedua tangan menenteng plastik penuh berisi sayur, daging, dan bahan dapur lainnya.

pemuda na bersurai biru itu berdecak melihat kembarannya justru asyik berbaring di sofa dengan buku terbuka yang menutupi setengah wajahnya, sementara dirinya tengah kesusahan.

"bantu aku, bodoh," ketusnya.

"iya iya." jeno mendesis, cepat-cepat bangkit membantu kembaran merangkap koki di apartemen mereka tersebut.

ia segera mengeluarkan barang-barang dari plastik lalu menaruhnya di dalam kulkas dan laci-laci di dapur.

"ini aku taruh mana?" jeno bertanya sembari memegang sebungkus gula pasir.

"masukkan saja ke dalam tempatnya," jawab jaemin tanpa menoleh, terlalu sibuk mengikat celemek di badannya.
setelah yakin ikatannya tidak akan terlepas, barulah pemuda itu menoleh. menatap jeno yang tengah memasukkan gula ke dalam toples plastik.

"oh iya, aku mengajak kak mark untuk makan di sini."

"ap—ah, tumpah!"

kedua mata jeno melebar panik begitu bungkus gula di tangannya terlepas dan terjatuh begitu saja, membuat lantai kayu apartemen mereka kini bertaburan gula.

"cepat bersihkan!" jaemin berseru. dengan cepat meraih sapu yang berada tak jauh dari mereka lalu menyerahkannya kepada jeno. "aku tidak mau ada semut di sini."

bersamaan dengan jeno yang baru menyapu, suara bel dibunyikan terdengar memenuhi ruangan.

"itu pasti dia!" jaemin segera berjalan menuju pintu. memberi tengokan sekilas pada dirinya yang merengut. "senyum, jeno. kau selalu cemberut saat ada kak mark."

"habis—"

"selamat datang!"

cengiran ceria jaemin menyambut mark yang datang dari luar. berbalut kaus biru tua dan celana rumahan, pemuda lee itu masuk ke dalam dengan gerakan canggung.

"halo, jeno." mark menyapanya seiring pemuda itu mengikuti langkah jaemin.

jeno hanya meliriknya, tidak berniat untuk membalas. memilih fokus menyapu noda gula di lantai apartemennya, meski diam-diam genggamannya pada gagang sapu perlahan mengerat.

the warmest things i've foundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang