08

15.4K 2.8K 723
                                    

ucapan jeno tentang jaemin mengudara di dalam mobilnya, membuat mark diam-diam memikirkan hal tersebut terus-menerus dalam perjalanan mereka menuju kampus.

sial, kenapa mendadak macet?

mark berdeham, mencoba menghapus canggung yang mengelilingi keduanya. "kalau kau, sedang suka dengan seseorang?"

"iya." jeno mengangguk, tersenyum bangga. "mana mungkin orang sepertiku tidak menyukai seseorang."

"bicaramu itu seperti kau orang paling tampan saja," cibirnya lalu berdecak.

"memang tampan kok," balas jeno sombong.

ia menggelengkan kepala, tak habis pikir. bagaimana bisa kepercayaan jeno itu mendadak melambung tinggi?

"jadi siapa orang yang kau sukai itu?" tanyanya, berniat mengembalikan topik obrolan mereka.

"kalau aku menjawab, apa aku akan mendapat nilai a?" jeno menoleh dan menatapnya, tersenyum dengan mata dikedip-kedipkan sok imut.

mark yang tak sengaja melihat tingkah pemuda itu sontak membuang muka. memutar kedua bola matanya, berusaha menjernihkan pikiran. "tergantung. kalau aku mengenalnya, mungkin aku akan memberimu nilai a."

"hm, okay." jeno mengangguk. jari pemuda itu di dagu, bergaya seperti tengah berpikir. "kau mengenalnya dengan sangat baik."

"kalau begitu, mungkin muridku atau justru temanku?" tebak mark. asumsinya mengatakan jika jeno menyukai salah satu dari temannya. mungkin lucas? atau mungkin xiaojun?

namun, pemuda na itu menggeleng. "bukan mereka."

"lalu?" mark menyahut bingung sembari memajukan mobil sedikit.

ada hening sejenak di dalam sana, yang diisi dengan lantunan merdu ed patrick menyanyikan lagu addicted to you.

harusnya tidak ada yang aneh karena mark menyukai lagu tersebut dengan sangat, namun entah mengapa suasana di antara mereka saat ini terasa begitu hangat, dan yang mark rasakan hanya kenyamanan.

"kau."

"aku... kenapa?"

jeno menggigit kecil bibirnya. "orang itu kau."

"candaanmu tidak lucu, jeno." mark terkekeh, kembali melajukan mobil karena macet akhirnya berakhir.

"aku serius," balas pemuda itu.

mark mengernyit tipis, merasa ada yang berbeda dari nada suara jeno. tidak tersirat kesan main-main, tidak seperti bagaimana ia berbicara di waktu-waktu sebelumnya. namun, ia tak ingin memikirkannya lebih lanjut. ada banyak hal yang harus ia pikirkan selain ucapan aneh jeno, bukan? misal, tentang mereka yang bisa saja telat atau mungkin tentang jaemin?

"sepertinya kau memang tidak ingin memberitahuku," mark tersenyum simpul, "tapi tenang saja, aku tetap akan memberimu nilai a."

helaan napas panjang keluar dari belah bibir jeno. "terserahlah."

....

setelah menempuh perjalanan panjang yang menghabiskan waktu hampir satu jam, akhirnya mark dan jeno tiba di kampus.

pemuda itu tampak lesu dan tidak bersemangat. turun dari mobilnya setelah menggumamkan terima kasih dengan suara begitu pelan.

mark segera ikut turun, berlari kecil menuju pemuda bersurai cokelat itu. "jeno!" panggilnya.

jeno menoleh dengan wajah datar. "apa lagi, kak?"

"mungkin kita bisa pulang bersama? sekalian aku ingin bertanya tentang jaemin padamu nanti," tanya mark sembari membetulkan letak tas ransel yang hampir terjatuh di bahu kirinya.

cukup lama jeno bungkam. hingga di detik ke sepuluh, pemuda itu mengangguk kecil diiringi seulas senyum lembut.

"baik, kalau itu mau kakak."

the warmest things i've foundWhere stories live. Discover now