Chapter XXXVII

1.1K 194 41
                                    

"Younghoon, apa kau baik-baik saja?" Tanya Wendy saat menyadari Younghoon terlihat gugup di depan gerbang rumah sakit jiwa. Wendy mengapit tangan Younghoon dan menggenggamnya erat. "Pasti sulit untuk beradaptasi dengan keluarga kami ya?" Tanya Wendy khawatir.

Sangat diwajarkan ketika siapapun yang masuk ke dalam keluarga mereka akan merasa kewalahan. Karena Wendy sendiri sering merasa kewalahan.

Younghoon tertawa gugup. "Maaf... aku hanya merasa ada banyak hal yang harus dicerna. Tapi tenang saja, aku akan baik-baik saja." Younghoon menggenggam balik tangan Wendy dan tersenyum mencoba meyakinkan Wendy bahwa dirinya baik-baik saja.

"Itu wajar Younghoon. Kami bertiga saja sering dibuat gila dengan keadaan keluarga ini. Apalagi dirimu yang baru datang. Tapi inilah konsekuensinya, kau menikahi sebuah keluarga yang tidak ideal." Wendy tersenyum sendu merasa bersalah.

Younghoon menatap Yeri yang tengah berbincang dengan Jaehyun karena saat ini mereka menunggu petugas rumah sakit untuk menjemput mereka ke dalam.

"Bagaimana bisa kalian tetap waras- oh. Maaf. Maksudku-"

"Tidak tidak ㅋㅋㅋ kau tidak menyinggungku. Kau benar. Aku juga sering bertanya-tanya bagaimana bisa kita bertiga masih bisa waras dan merasakan cinta? Percaya tidak percaya jawabannya adalah karena kami punya teman yang luar biasa kuat. Kau salah satunya. Kalian yang membuat kami tetap waras." Ucap Wendy tersenyum.

"Kau pikir aku bisa waras jika ditinggalkan hanya dengan mereka berdua? Yeri mungkin bisa tapi kita sama-sama lemah dan rapuh di beberapa titik tertentu. Dengan Jaehyun? Mati saja aku!" Younghoon tertawa mendengarnya. Wendy benar. Mereka bisa mencapai titik sekarang karena team work.

"Kau saja bisa bertahan dengan kami bertiga. Aku yakin kau dapat bertahan dengan badai-badai lainnya. Kurang repot apalagi selama ini kau bersahabat dengan kami?" Wendy berhasil menghibur Younghoon dan membuat si pria tampan itu lebih tenang. "Terima kasih." Younghoon mengecup tangan Wendy dan tersenyum.

"Apapun untuk calon adik ipar. We stick together till the end. Kau tidak bisa keluar setelah masuk sejauh ini ㅋㅋㅋ" Wendy menyenderkan tubuhnya pada pundak Younghoon. "Aku tidak berencana untuk mundur. Tenang saja."

Tak lama kemudian mereka dijemput oleh seorang perawat yang akan mengatur pertemuan dengan ayah Jaehyun dan Yeri terlebih dahulu.

...

"Apa itu kedua cucuku?" Tanya ayah Jaehyun dengan bata berbinar ketika melihat Wendy dengan perut besarnya. "Iya dad. Ini mereka berdua." Jawab Wendy berjalan perlahan ke arah mertuanya dan memberi isyarat untuk menyentuh perutnya.

Sang ayah menyentuh perut Wendy dengan sangat berhati-hati. Ia tersenyum bahagia dan terus menatap perut besar tersebut dengan kagum dan penuh cinta. Wendy menoleh ke arah Jaehyun yang tersenyum senang.

"Dad, perkenalkan, ini Younghoon. Kim Younghoon. Dia kekasih Yeri dan berencana akan melamarnya dalam waktu dekat ini." Jaehyun merangkul Younghoon dan membawa Younghoon lebih dekat dengan sang ayah. "Kau mau melamar Yeri?" Tanyanya antusias.

"Iya sir. Saya datang kemari sembari berniat untuk meminta restu agar bisa melamar anak bungsu anda dalam waktu dekat ini." Younghoon tersenyum. Sang ayah langsung meraih kedua tangan Younghoon dan menganggukan kepalanya dengan penuh suka cita.

"Restu sudah ada di tanganmu nak. Jaga baik-baik anak bungsuku. Dia kadang merepotkan dan keras kepala, tapi dia anak yang baik dan bertanggung jawab." Ucapnya tulus. "Kalian berdua jangan terlalu keras kepada Younghoon ya." Ucap sang ayah mewanti-wanti kepada Jaehyun dan Wendy hanya bisa tertawa canggung.

"Apa kalian berencana akan bertemu dengan ibu kalian?" Tanya sang ayah. Keadaannya sungguh sudah membaik. Jauh sangat membaik. Ayahnya bilang jika disini anehnya ia merasa 'normal' ketimbang ketika berada dirumah sendirian.

THE EARLY MARRIAGE✔️Where stories live. Discover now