5.

3 1 0
                                    

Minta tolong PLEASE! Buangin rasa yang ada disini. Rasanya tuh jahat banget, masa udah diusir seribu kali masih aja setia dan tetep bertahan.

~Maisareta Mahawira~

.....

Bodoh atau memang terlalu polos? Itulah yang digambarkan untuk sosok Maisareta Mahawira saat ini.

Bagaimana tidak, sudah tiga bulan mereka hidup bersama dalam satu atap. Dan Reta terus saja berusaha bersikap tegar dengan semua sikap dingin dan acuhnya Rezaf.

Segala cara sudah Reta coba. Dari mulai mencoba selalu berada disisi Rezaf entah itu di rumah ataupun di kampus, dan kalaupun Reta ada keperluan lain pasti Reta selalu mengirimkan chat pada Rezaf.

Tapi semua yang dilakukan reta tidak lah membuahkan hasil, Rezaf selalu bersikap dingin kepadanya bahkan Rezaf kini sudah berani membawa kekasihnya ke rumah.

Ya! Kekasih Rezaf sudah mengetahui kalau Reta dan Rezaf sudah menikah.

Seperti saat ini, Reta dan Rezaf berada di rumah karena jadwal kuliah mereka hari ini sama-sama libur.

Ting tong ting tong

Suara bel berbunyi, Reta yang sedang asik membaca novel terpaksa harus menyudahi dan segera bergegas turun kebawah.

Ting tong ting tong
Ting tong ting tong
Ting tong ting tong

" Ya ampun siapa sih, ngga sabar bgt jadi orang," ucap Reta kesal dengan si empu yang membunyikan bel.

Pintu rumah terbuka, tanpa aba-aba Gea langsung menyelonong masuk kedalam.

" Sayang! Sayang Rezaf sayang aku datang!" panggil Gea dengan langkahnya terus masuk kedalam rumah.

" Ucap salam kek jangan nyelonong gitu aja, Lo punya sopan santun ngga si ini tuh rumah orang," ucap Reta kesal sembari menutup pintu.

" Ye serah gue dong ini kan rumah pacar gue," ucap Gea.

" Baru pacar aja bangga, gue nih istrinya kalau Lo lupa," sindir Reta.

" Istri ngga diakui, istri kasat mata hahaha." Gea dengan tawanya yang seolah-oleh mengejek Reta.

" Lo tuh ya dasar cewe ngga tau diri, sabar Ta sabar," ucap Reta sambil menahan kesal.

Malam sudah tiba, jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Dan Rezaf, entah kemana pria itu pergi. Yah, hal itu sudah biasa.

Secangkir teh hangat dengan biskuit menjadi teman Reta untuk menunggu Rezaf di balkon atas. Entah kenapa hari ini Reta sungguh ingin sekali menuangkan segala kegundahannya pada satu-satunya kepercayaan.

Yapss betul, buku diarinya.

"Hai, apa kabar diriku? Sehat? Capek? Jujur capek ternyata, capek banget malah. Sekarang harus gimana?

Ya Allah, hamba ngga tau harus gimana. Hikss

Boleh egois ngga sih?
Kalau minta dia buat sama aku
Buat dia lihat aku
Buat dia ngelirik aku
Buat dia ngga cuek lagi
Buat dia sayang sama aku
Buat dia cinta sama aku
Hehe, insyaallah pasti suatu saat kok.

Nyatanya kalau satu ya satu ngga mau yang lain, maaf ya buat seegois ini.

Tapi, itu semua diluar kendali rasa itu benar-benar semakin besar. Maaf kalau saat ini ngeluh tapi yah namanya juga manusia.

Mikir jodoh, yah walaupun udah nikah tapi...... Mikir kuliah, mikir buat ngebanggain orang tua, mikir ngga boleh buat orang tua kecewa, Mikir buat diri sendiri dan itu harus difikirkan secara bersamaan tuh emang bener-bener capek yah.

Yah Ujung-ujungnya numpuk dikepala, malah bingung. Ngga tau apa yang harus dilakukan.

Kan kan, ngeluh lagi
Astagfirullah Reta Reta.

Reta menutup buku diarinya, dan kini jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Belum ada tanda-tanda bahwa Rezaf akan pulang. Reta memilih untuk beranjak dan tidur karena besok ada mata kuliah pagi.

Pagi sudah tiba, kini Reta sudah berada dikampus. Dan sekarang sedang berada di kantin bersama kanza untuk sarapan karena masih ada setengah jam sebelum kelas dimulai.

" Lo laper apa doyan sih Ta," ucap Kanza yang heran melihat Reta makan dengan lahapnya.

" Dua-duanya, karena lagi butuh banget banyak energi," Reta

"Buat?" Kanza

"Ya Lo pikir sendiri, gue harus punya energi untuk mencintai Rezaf" ucap Reta sambil memasukkan satu sendok nasi goreng kedalam mulutnya.

"Sableng nih anak ngga ada capeknya, kalau gue jadi Elo sih ngga mau sejak awal kalau mau dijodohin sama tuh manusia," kesal kanza

"Syutt, lagi makan ngga boleh ngomel,"

"Sengenes ngenesnya gue jomblo nih yah dan kalaupun gue suka sama orang tuh cukup kagum aja udah walaupun gue bukan anak kalem," Kanza

Reta tak bergeming dia sedang menikmati nasi goreng yang super duper sangat lezat menurut Reta.

"Lo tuh terkenal kalem, cantik, berwibawa. Apa kata ora kalau mereka tau orang yang menurut mereka kalem ternyata bar-bar bnget buat ngejar cinta," lanjut kanza.

"Syutt, ya ampun Kanza yang paling manis. Kan orang ngga tau yaudah sih ngga usah diambil pusing, kalaupun mereka tau ya nggapapa toh itu kenyataan," Reta

"Dasar manusia," kanza

"Lah emang gue manusia bukan bidadari wle," ledek Reta sambil berdiri untuk mengembalikan piring nasi goreng.

Mata Reta tak sengaja Melihat Rezaf dan Gea yang sedang asik sarapan berdua, tanpa babibu Reta langsung menghampiri mereka.

"Re, semalam ngga pulang?" tanya Reta.

"Ngga!" Rezaf

"Nginep dimana?" Reta

" Rumah mamah" jawab Rezaf yang tau kalau pasti Reta khawatir.

"Udah jadi wartawannya? Pergi gih ganggu aja orang lagi asik pacaran," ucap Gea sinis.

Kalau bukan karna 5 menit lagi kelas dimulai mungkin Reta bakal menjawab ocehannya Gea, jadi Reta langsung pergi tanpa meninggalkan satu katapun.

Yah Reta dan Rezaf beda jurusan.

"Hai Ta, yuk kekelas bareng," ucap Idam yang sudah ada aja di meja bersama kanza.

" Oo iya yuk za," ucap Reta pada Kanza.

Mereka pun berjalan bertiga kekelas.

.......

Maaf banget yah lama banget nggak updet. Ngga tau kenapa hari ini pengin nulis hehe

Maaf juga ngga sesuai🙏

Jangan lupa like dan komen🥰





You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 13, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My LovelyWhere stories live. Discover now