9

1.4K 146 2
                                    

Sakura berjalan menuju ke dalam kelas, namun langkahnya terhenti saat mendapatkan sosok Ino tengah duduk di bangkunya.

"Ada apa Ino?" Tanya Sakura sesampainya di depan Ino.

"Ra, aku pengen ngomong sesuatu. Bisa?"

Diam-diam Sakura meneguk ludahnya, meski enggan Sakura mengangguk kecil. "Bisa kok."

Tiba-tiba Ino meraih tangan Sakura dan menggenggamnya. "Tolong kasih tau. Apa salahku sampai kamu ngejauh kaya gini?"

Sakura terkejut mendengar pertanyaan Ino. Sedetik kemudian ia mengubah ekspresi wajahnya, "maksudnya?"

"Jangan bohong Ra. Aku tau akhir-akhir ini kamu jaga jarak dariku, bahkan sekarang kau gak mau natap mataku," ujar Ino sedih.

Sakura menyadari kesalahannya. Ia pun memberanikan diri membalas tatapan Ino.

"Aku beneran gak ngerti kamu ngomong apa, tapi aku gak bohong. Kau gak punya kesalahan apapun padaku," kilah Sakura.

Ino mengendurkan genggamannya. Kedua matanya tak lepas dari Sakura.

"Ku kira kau menjauhi kami semua karena kau selalu beralasan gak ikut kalau kita sedang ngumpul-ngumpul. Tapi semakin kesini, aku tau siapa yang kau hindari," suara Ino memelan.

"Aku mohon. Kasih tau kalau aku punya salah. Aku gak mau kehilanganmu Sakura, aku gak mau kehilangan sahabat terbaikku..." airmata Ino meleleh seketika, membuat Sakura sontak memeluknya.

"Aku berani bersumpah! Aku gak ngejauhi kau, Tenten ataupun Hinata. Kamu gak salah apa-apa!"

Sakura memejamkan mata, mengerang dalam hati karena telah berani bersumpah untuk kebohongan yang ia buat sendiri.

Sakura melepaskan pelukannya. Ia mengusap pipi Ino yang basah.

"Maaf kalau kesibukanku akhir-akhir ini bikin kamu mikir macam-macam. Tapi beneran kamu gak punya salah sama aku." Sakura tersenyum tipis,

"Udah jangan nangis, Ino gak pantas menangis, entar cantiknya hilang." Canda Sakura sembari menepuk pelan pipi Ino.

Ino menarik sudut bibirnya membentuk seulas senyuman. Ia merasa lega telah mengutarakan isi hatinya.
Sungguh Ino tidak ingin kehilangan Sakura, Hinata dan Tenten. Mereka bertiga adalah bagian dari warna hidupnya.

Ketiga sahabatnya itu adalah tempatnya untuk berteduh dan merasa nyaman. Persahabatan mereka bagaikan rumah sederhana miliknya. Mereka selalu ada di saat dirinyasedih dan bahagia.

Ino akan melakukan apapun untuk mempertahankan persahabatan ini.

"Udah jangan nangis lagi ya, kalau kamu nangis aku jadi ikut sedih," kata Sakura,

Ino mengangguk pelan. "Jadi, sebenarnya kamu sibuk kenapa akhir-akhir ini?"

'Mampus!' Batin Sakura.

Sakura memutar otaknya mencari alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan Ino.

"A-anu..."

"Ino!" Seru seseorang dari belakang. "Dicariin tuh sama Sasuke!"

Ino lantas menoleh dab mengangguk samar. "Yaudah Ra. Aku duluan ya!" Ino berlari meninggalkan Sakura sembari melambaikan tangannya.

Sakura membalas lambaian tangan Ino yang berlalu dengan perasaan lega.

Inilah keputusan Sakura. Merelakan Sasuke untuk sahabatnya sendiri. Ia tidak bisa melihat Ino menangis hanya karena keegoisannya ingin memilik Sasuke.

Dan Sakura yakin, keputusan yang diambilnya ini benar. Meski dirinya sendiri yang merasakan sakitnya.
.
.
.
.
.
~THE BAD TRUTH~
.
.
.
.
.
Sakura menatap satu persatu foto Sasuke yang ada di laptopnya.
Ada banyak ekspresi yang Sasuke tunjukan di foto-foto itu.

The Bad Truth {TAMAT}Where stories live. Discover now