14

1.5K 160 0
                                    

Tepuk tangan menggema dalam aula. Semua orang memberikan tepuk tangan mereka untuk penampilan Sakura yang begitu luar biasa, bahkan beberapa murid dan Kurenai-sensei sampai melakukan standing applause.

Kurenai-sensei menatap penuh haru sosok Sakura yang terlihat berusaha menutupi kesedihannya dengan tawa bahagia. Gadis itu bangga pada dirinya karena telah membuat orang lain berdecak kagum.

Dapat dilihat dari tempatnya, ketiga sahabatnya saling berpelukan membalas lambaian tangan Sakura dengan airmata haru. Ini bukanlah penampilan terbaiknya. Tapi ini adalah pengalaman terbaiknya, karena sudah membuat orang lain terhanyut dalam isi hatinya.

Sementara Sasuke... Sakura tersenyum getir, kecewa karena tidak mendapati laki-laki itu di tempatnya. Apa Sasuke tidak menyaksikan penampilannya? Apa Sasuke tidak mendengarkan isi hatinya yang ia curahkan secara tidak langsung?

Tidak jauh dari sana, Sasuke menyandarkan punggungnya pada dinding luar aula. Tadi ia sengaja keluar dari pintu belakang aula, laki-laki itu tidak kuat mendengarkan lagu yang dinyanyikan oleh Sakura. Lagu itu seperti dinyanyikan hanya untuk dirinya seorang.

Laki-laki itu meronggoh saku seragamnya mengambil sebuah kertas berisikan lirik lagu dan chord gitarnya.

Penampilannya adalah untuk Sakura, tapi gadis itu tidak menyadarinya. Ia sengaja memainkan lagu yang di hadiahkan oleh gadis itu, menyadarkan Sakura bahwa Sasuke telah mengetahui pengirim lagu indah itu.

Sasuke ingin Sakura mengetahui kalau ia ingin memperbaiki kisah sedih sang pencipta menjadi kisah yang dipenuhi dengan kebahagiaan.

Meski hal itu sudah terlambat.
.
.
.
~Happy reading~
Chapter 23

"Kalau begitu kami ke kelas duluan ya," kata Ino pada Sakura. Kini penilaian tengah semester pelajaran seni budaya telah selesai.

Aula sudah kosong karna para muridnya harus mengikuti pelajaran jam terakhir.

"Iya!" Kata Sakura sembari membalas lambaian ketiga sahabatnya.

Sakura berjalan menuju ke perpustakaan. Ia berniat mengembalikan buku-buku yang ia pinjam.

Sesampainya di perpustakaan, ia langsung saja mengembalikan buku-buku itu di tempatnya. Matanya menyisir rak-rak buku besar tersebut lalu berusaha menaruh buku sejarah yang berada di paling atas.

Sakura berusaha mencapai rak paling atas itu, namun apalah daya, tingginya sama sekali tidak bisa menjangkaunya.

Sampai sebuah tangan mengambil alih bukunya dan menaruhnya di rak paling atas tersebut.

Sakura terkejut setengah mati, ia menoleh dan mendapati wajah Sasori sangat dekat dengannya. Langsung saja Sakura mengambil jarak dari laki-laki bersurai merah itu.

"Dasar pendek!" Ejek Sasori, wajahnya sedikit menunduk untuk melihat Sakura. Karena tinggi Sakura hanya se-dadanya.

"Ish ngagetin aja!" Kata Sakura kesal, Sasori hanya membalasnya dengan cengiran.

"Kamu ngapain disini?" Tanya Sakura.

"Ngeliatin kamu." Jawab Sasori santai.

Sakura tersentak, ia baru sadar kalau kini ia berada diantara rak buku dan tubuh besar Sasori.

"K-kok gak masuk ke kelas? Kan udah bel." Kata Sakura sembari berusaha menutupi wajahnya yang merona.

"Aku bolos," kata Sasori. Dahinya mengkerut melihat Sakura menundukan wajahnya tak menatapnya.

Tiba-tiba senyum jail muncul di wajahnya.

"Kok mukanya merah? Malu ya di liatin orang ganteng." Gurau Sasori,

The Bad Truth {TAMAT}Où les histoires vivent. Découvrez maintenant