⭕Kesal⭕

148 27 4
                                    

"Reval!"

Bagaimana tidak marah coba, bayangin aja lo yang nunggu lama di sekolah sendirian sama bayangan. Sedangkan orang yang kita tungguin malah enak-enakkan berduaan dengan wanita kesayangannya, siapa lagi kalau bukan Meli. Gue nemu mereka berdua pas banget gue sama Rio baru keluar dari ruangan.

"Ze, ini bukan yang seperti lo kira."

Kedua tangan gue di genggam erat Reval. Dengan cepat gue hempaskan, supaya dapat kesannya kayak di film indosari.

"Ze, benar kata Reval, tadi di jalan mobil gue mogok. Kebetulan Reval sendirian, terus gue minta tolong sama dia."

Kalau Meli berboncengan berdua, lah gue dengan siapa pulangnya? Nggak bisa mikir! "Dengar, ya, semisal Reval pulangnya sama lo, terus gue pulangnya dengan siapa? Jalan kaki, gitu?"

Gue bersedekap dada layaknya nyokap, biarin dia sakit hati dengan ucapan gue barusan. Bisa-bisa jantung gue copot, bagaimana tidak kaget coba, gue di tarik Rio sampai nempel keteknya. Ternyata aroma tubuh Rio menggoda, aish, kenapa gue jadi begini?!

"Lo antar Meli aja, biar Zeze gue yang antar."

Eh, tumben banget, nih, anak jadi bijak begini. Gue menatap Reval yang mulai membisu seakan di tutupi lem tembak. Perasaan dari penelitian Zeze markonah, cowok yang gue sukai ini kayak nggak suka gitu. Ah, mungkin perasaan gue doang kali yang kepedean. Tangan kanan gue di genggam erat Rio, lalu dia tersenyum. Perlu di akui kali ini dia sungguh mempesona kek burung bapak gue.
Burung peliharaan maksudnya.

"Kita pulang sekarang."

"Tapi, ini?" Gue menentengkan satu lembar kertas ulangan hingga nemplok di hidung mancung Rio. Mana mungkin gue bawa pulang, yang ada Pak Topan bakal memutilasi gue.

"Itu gampang, ntar, sehabis nganter lo pulang gue yang akan ngembaliin ini ke Pak Topan."

Kali ini gue seharusnya tidak menjelekkan orang sembarangan lagi, ternyata inilah sisi kebaikan Rio yang belum gue ketahui. Gue mengangguk kecil, sebelum naik ke motor Rio, terlebih dulu gue menyatakan keunekkan gye ke mereka berdua yang dari tadi diem ae terus.

"Tuh, puas-puasin berduaan!"

"Lo suka sama Reval?"

°Rumah

"Lo suka sama Reval?"

Gila Meli, anjir! Kenapa dia nanyain itu di hadapan Reval sama Rio. Di mana gue letakkan muka gue? Dari tadi pertanyaan Meli terombang- ambing di pantai pikiran gue. Sekarang aja sudah pukul 00.01 gue masih nggak bisa tidur.

"Okey, Ze, tenang, tarik nafas ....! Keluarkan, fyuh!"

Agak lumayan, sih, sekarang. Tapi tetap aja tadi sore malu-maluin gue. Pasti wajah gue sore tadi memerah, anjir malu banget bangsat. Eh toxic. Mulut gue harus di jahit nih pakai jarum jahit nyokap kayaknya.

Tring

Tring

Tring

Tring

Tring

"Apaan, sih, goblok?!"

Di saat beginian, hp gue bergetar-getar di atas perut, otomatis makanan di dalam perut gue pasti lagi bergoyang sama cacing-cacing. Gue membuka Wa grup yang namanya kini telah berubah menjadi makin alay.

Sayang klen
Pandu fucek🖕🏻 telah mengubah nama grup.

William Uuu Aaa🦍

Diary Remaja [End]✓Where stories live. Discover now