1

62 17 58
                                    

Happy reading!
Semoga selalu betah bacanya❣

***

"Atharazka Baskara! Lo ngeselin banget sih! Ini udah siang tahu!" teriak seorang gadis remaja yang bernama Aludra Polaris sambil mengetuk-etuk pintu kamar di depannya. Ia berpakaian dengan rapi, dan tas sekolah yang digendongnya. Karena ia akan memasuki sekolah barunya. Yang satu sekolah dengan sahabat cowoknya itu.

"Apaan sih! Pagi-pagi udah teriak." ujar Athar membuka knop pintu dan menghampiri Aludra yang sedang berdiri di depan kamarnya. Ia menggunakan seragam sekolahnya dengan rapi dan membawa tas yang ditenteng di bahu lengan kanannya.

"Cepetan berangkat! Lo tahu, kan hari ini hari pertama gue masuk di sekolah baru?!" decak Aludra memasang wajah kesalnya.

"Iya, gue tahu," jawab Athar enteng. Lalu, berjalan meninggalkan Aludra begitu saja.

Aludra berdecak, lalu berjalan mengikuti Athar.

"Bun ... Athar berangkat sekolah dulu," ujar Athar sambil menyalami Bundanya.

"Oh iya ... Aludra mana?" tanya Risma, Bundanya Athar.

"Ini Bun ... " jawab Aludra yang baru saja sampai di antara mereka. Ia memanggil Risma, Bundannya Athar dengan sebutan 'Bunda' dari sejak mereka kenal.

"Kalian berdua hati-hati yah! Maafin Bunda nggak bisa antar ke sekolah baru kamu," ujar Risma tersenyum.

"Nggak-papa, Bun. Kan, ada Athar yang bisa nemenin Aludra," ujar Aludra, lalu melirik Athar sebentar.

***

Aludra berangkat ke sekolah barunya bersama Athar menggunakan motor. Tujuan Aludra pindah ke sekolah barunya, karena permintaan Athar dan kedua orang tuanya Athar.

Aludra juga berhasil melewati masa-masa sedihnya ditinggal oleh kedua orang tuanya dan sekarang ia tinggal sendiri di apartemen pemberian kedua orang tuanya Athar. Karena ia tidak memiliki saudara kandung atau bahkan kerabat dekat.

Motor yang dikendarai Athar pun masuk ke area sekolah menengah atas yang termasuk sekolah favorit di sekitarnya. Motornya berhenti di area parkir sekolah.

Aludra turun dari motor, lalu membuka helm-nya. "Kok gue deg-deg'an yah?!" ujar Aludra pada Athar.

Athar menoleh, lalu melepas helmnya. "Lo, kan hidup," jawab Athar tersenyum kecil.

"Lo mah nggak bisa dibawa bercanda ishh!" Lagi-lagi Aludra kesal dengan respon Athar.

"Athar ... "

"Apa?"

"Lo anterin gue ke ruangan kepala sekolah yah!" pinta Aludra memohon yang membuat Athar menghela nafas gusar dan mengangguk.

***

XI-Mipa 5 ruangan kelas Aludra saat ini. Ia masuk ke dalam kelasnya diantar oleh wali kelas setelah dari ruangan kepala sekolah.

"Anak-anak minta perhatiannya!" ujar Ibu Gina, Wali kelas XI-Mipa 5.

Ruangan kelas yang tadinya ramai mendadak berhenti. Sorotan mata dari murid yang berada di ruangan kelas ini seperti memancarkan pertanyaan pada siswi di depan kelas ini.

"Silahkan perkenalkan nama kamu!" ujar Ibu Gina.

Aludra mengangguk. "Perkenalkan nama saya Aludra Polaris. Kalian bisa panggil saya Aludra." ujar Aludra tersenyum.

"Wihh gila!! Namanya secantik orangnya gays!" celetuk Ronal yang memiliki tampang play boy.

"Sok cantik!" celetuk Mika yang memasang wajah tak suka.

"Sudah-sudah semuanya harap diam sebentar! Kamu duduk sebelah Kiara yah!" ujar Ibu Gina sambil menunjukkan jarinya ke arah jajaran kursi dekat tembok.

"Iyah Bu," jawab Aludra.

***

Tingg

Bel sekolah pun berbunyi. Sebagian mirid berhamburan menuju kantin untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan.

"Semoga kita jadi teman yang baik," ujar Kia tersenyum yang membuat Aludra mengangguk.

"Lo bisa panggil gue Kia, oke?!" Lalu, Aludra mengangguk.

"Lo mau ke kantin nggak?" tanya Kia.

"Boleh. Tapi, lo bisa anter gue nggak?" ajak Aludra

"Kemana?"

"Ke kelas XI-Mipa 1. Lo tahu tempatnya, kan?"

"Tahulah," jawab Kia mengangguk. "Emangnya lo punya kenalan disini?" tanya Kia yang membuat Aludra mengangguk.

Mereka berdua berjalan menuju ruangan kas XI-Mipa 1. Banyak sorot mata yang tertuju kepada mereka, terutama Aludra. Karena ia murid baru di sekolah ini.

XI-Mipa 1. Mereka sudah berada tepat di delan pintunya.

"Lo mau ketemu siapa?" tanya Kia penasaran .

"Athar," jawab Aludra.

"Lo siapanya dia?" Kia kaget mendengar jawaban Aludra.

"Dia saha—" ucapan Aludra terpotong oleh panggilan cowok yang keluar dari ruangan kelas tersebut.

"Aludra?"

"Baru aja gue mau manggil lo," sahut Aludra tersenyum.

"Siapa?" tanya cowok di sebelah Athar.

"Sahabat gue," jawab Athar yang membuat cowok di sampingnya mengangguk.

"Gue kira pacar," canda cowok tersebut.

"Temennya Athar yah? Kenalin gue Aludra." tanya Aludra pada cowok tersebut, lalu memperkenalkan dirinya.

"Gue Ergi, temennya Athar," jawab Ergi.

"Oh, iya. Gue, kan kesini mau ngasih tahu lo. Kalau gue udah dapet kelas XI-Mipa 5." ujar Aludra menoleh ke arah Athar.

"Udah?"

"Lo mah responnya gitu terus. Yaudah gue mau ke kantin." Aludra kesal, lalu menarik lengan Kia agar mengikutinya.

"Bareng aja!" ajak Ergi.

"Emang boleh?" tanya Aludra, lalu Ergi mengangguk untuk menjawabnya.

Mereka berempat pun menuju kantin. Banyak sorot mata yang tertuju ke arah mereka. Bahkan ada sorot mata yang sepertinya tak suka. Tetapi, mereka tak menghiraukannya sama sekali. Mereka memilih meja yang masih kosong dan beruntungnya masih ada meja yang tersisa.

"Gilaa! Cowoknya ganteng-ganteng!" celetuk Aludra terkagum yang membuat orang di dekatnya menoleh.

"Keknya lo belum tahu posisi orang yang di depan kita deh," ujar Kia sambil berbisik.

"Maksudnya?"

"Nanti gue cerita, tapi nggak sekarang," jawab Kia memelankan suaranya.

"Kok kebanyakan cewek-ceweknya songong sih," ucap Aludra setelah menoleh ke arah beberapa cewek yang memandangi orang-orang di dekatnya.

"Aludra! Kalau ngomong filter dulu!" ujar Kia greget.

"Lo murid baru dan ... yap lo terbilang cantik di sini." sahut Ergi. "Lo harus bisa jaga diri ke depannya. Apalagi, sekarang lo bareng gue sama Athar," lanjutnya.

***

#60dayswmp
moccachinopublisher

Bantu share teman-teman🙏❣








Tiga kata untukmu [COMPLETED]Where stories live. Discover now