[Bagian 6]

55 10 165
                                    

Roda itu berputar, kadang di bawah kadang di atas, atau malah di tengah.

|快乐阅读|
-Happy reading-

Sahla duduk di kursi meja belajar. Meja yang diletakkan di dekat jendela kamar membuat angin malam menerpa wajah Sahla.

"Tumben kamu belajar." Sheina. Hantu cantik yang penah ia kenalkan waktu itu.

Sheina duduk di jendela, memperhatikan Sahla yang sibuk dengan buku dan pensil di hadapannya. Sahla tidak menjawab.

"Biasanya 'kan kamu sibuk di kasur trus chattingan sama cowok ganteng itu," kata Sheina.

"Cowok? Siapa?" Sahla ganti bertanya pada Sheina. Sheina tersenyum membuat Sahla bergidik.

"Temen kamu, siapa lagi," ucap Sheina, Sahla menatap Sheina sebal.

Sahla berdecak, "Ganjen lo jadi hantu!" seru Sahla. "Berani lo apa-apain Ethan, gue bunuh lo." tambahnya.

"Gausah kamu bunuh, aku udah mati duluan," sahut Sheina. Dia juga sadar diri sebagai hantu.

"Gue bacain ayat kursi, sekalian kursinya gue balang ke lo, ya!" seru Sahla geram.

"Hihihi." Sheina terkikik. Sahla bergidik ngeri mendengar suara tawa Sheina yang mirip setan.

Tok! Tok! Tok!

Pintu diketuk pelan, lalu disusul oleh kepala Setya yang menyembul di balik pintu. Setya termasuk orang yang beradab jika masuk kamar Sahla.

Karena tulisan yang tergantung cantik di depan pintu kamar Sahla, membuat mau tak mau Setya harus memiliki adab. Lagipula Sahla itu perempuan.

Mau masuk ketuk pintu, kalo nggak pala lo yang gue getok!

-Sahla cantik-

Sebenarnya tulisan itu hanya ia tujukan pada kedua abangnya dan Ethan. Karena, tiga orang tersebut kadang suka main nyelonong masuk.

Bahaya lagi jika Sahla sedang berganti pakaian, walaupun hal seperti itu tidak perlu dikhawatirkan karena Sahla selalu berganti di dalam kamar mandi.

"Sahla~" panggilnya merdu, Sahla dan Sheina kompak menoleh pada Setya yang berjalan masuk.

"Halo, ganteng!" Setya menatap horor pada Sheina. Sangat horor.

Setya menghampiri Sahla, menghiraukan keberadaan Sheina yang dapat dilihat oleh matanya.

"Hem, ada apa?" tanya Sahla.

"Temenin Abang nonton anime."

"Males ah, Bang. Memang mau nonton apa?"

Setya duduk di atas kasur Sahla, memperhatikan adiknya yang sudah besar. Waktu tidak ada yang tahu, ya.

"Nonton kaya Naruto."

Sahla menoleh, "Naruto mulu enggak bosen apa?"

Setya menggeleng, baginya anime satu ini tidak pernah membuatnya bosan, walau sudah sering ia menonton.

Aksata [Completed]Where stories live. Discover now