[Bagian 21]

19 2 0
                                    

Sesekali aku ingin menenggelamkan raga ini pada dalamnya samudra, agar aku tidak perlu kembali dan mengulang rasa sakit yang membuat hati ini mati.

|快乐阅读|
-Happy reading-

Hal yang paling menyakitkan itu saat orang yang kita sayangi meninggalkan diri ini sendiri. Membiarkan mata ini mengelurkan tangis dengan sendirinya.

Yang dirasakan Sahla juga sama, sesak. Sepulang sekolah yang ia lakukan hanya berdiam diri di kamar, hingga senja hilang ditelan kegelapan malam.

Ia masih memikirkan perkataan Nella tadi pagi, apa selama ini hal itu juga yang berada di pikiran Ethan? Tapi, bukannya Ethan tidak sejahat itu? Bukannya Ethan tulus dengannya?

"Sahla, lo harus tahu. Kalau yang namanya beban itu emang harus dilepaskan, biar bisa lepas dengan tenang."

Ramainya notifikasi dari grup kelas juga tidak membuat Sahla bergerak dari tempatnya hanya untuk sekedar mengambil ponsel dan mengecek pesan masuk itu.

Tok! Tok! Tok!

Sahla menoleh bingung, Hantu mana lagi yang mengganggu dirinya malam-malam seperti ini. Sahla membiarkan.

Ia pernah dikerjai seperti ini, membuat ia kaget dan pada akhirnya demam. Sahla tidak mau terjadi lagi, bodo amat, jika sudah bosan juga akan pergi dengan sendirinya.

"Ini pada bahas apaan sih, rame bener," decaknya. Ia mengalah, lebih memilih untuk mengecek ponselnya ketimbang kembali memikirkan. Ethan.

"Buset ngelag dah nih hp gue kalo gini caranya," dumelnya, notifikasi dari grup kelas tembus hingga seribu lebih. "Males baca gue kalo sebanyak ini," katanya kembali.

From: Anggi
Woy, join grup ngpa
Lagi rame²nya.

To: Anggi
Capek gue klo bca sbnyk itu
Lgi pda bhs paan?

From: Anggi
Bhs lomba tdi yng mnang
Skalian bhs kk Abay

To: Anggi
Ngpain bhs dia?

From: Anggi
Lo thu nggk, tdi plng skolah
tuh kakel ribut sma anak sebelh

To: Anggi
Tuh orng bsa rbut juga trnyta

From: Anggi
Gw udh prnh blng, muknya aj yng klm
pdhl orngnya gnas jga.

To: Anggi
Knp bsa brntm?

Tok! Tok! Tok!

"Apaan sih lo, pergi kenapa kalo niat mau ganggu doang!" seru Sahla sebal, jendelanya dari tadi tidak berhenti di ketuk. Sahla berjalan mendekati jendela.

Mulutnya komat kamit membaca ayat kursi, biarkan yang mengganggu dirinya kepanasan salah sendiri mengganggu. Bacaan Sahla semakin keras saat ia membuka jendela.

"Gue bukan setan, bisa berenti dulu?" Sahla tersentak, bukan setan betulan tapi jelmaan setan.

"Lama banget sih lo buka jendela, tahu suhunya berapa nggak?" Sahla melotot sebal, anak orang seperti tidak punya dosa.

Aksata [Completed]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora