🍂[Useless]🍁

3 2 1
                                    

Drap Drap

Aku melangkah mendekati seseorang yang sangat aku kenal.

"Ternyata kau ada disini, ada sesuatu yang kau butuhkan?"

Aku duduk membelakanginya.

"Tidak, aku hanya ingin sedikit istirahat. Zeit sangat berisik."

Tiba tiba aku merasakan sesuatu yang aneh...
Energi yang menyedihkan...

"Apa itu? Kau sedang apa?"
Aku berdiri dan menghampirinya.

"Heeh? Kau juga merasakannya Sora?"

Dia memegang sebuah benda kecil, seperti api putih, tidak itu... sebuah jiwa?

"Kau lihat? Jiwa ini sangat unik... Dan menyedihkan..."
Dia menatap jiwa itu dengan penuh belas kasihan.

"Apa maksudmu?"

Dia menatapku lalu kembali fokus ke jiwa kecil itu...

"Kalian akan sering bertemu, atau mungkin tidak... Yah, kau paham maksudku?"

Aku menggeleng. Aku terlalu malas untuk memahami itu.

"Yaaaaaah, keluarganya akan selalu mengalami kesedihan, maksudku kehilangan seseorang dan kau tau apa sebabnya."

Aku menghela napas...

"Aku? Menyedihkan..."

Kenapa aku harus peduli?

"Baiklah aku akan pergi..."

Dia pergi bersama dengan jiwa itu, kenapa aku harus peduli?

...

Sora sedang duduk diatas pohon yang sudah tidak memiliki sebuah daun. Dia sedang mengawasi seseorang dengan hati-hayi.

Tanpa ia sadar sesosok makhluk menghampirinya.

"Heyyy! What are ya doing here?"
Suara nyaring itu seolah bisa membuat Sora tuli kapan saja.

"What the– Zeit... What the heck are you doing!" Zeit menatap Sora dengan tatapan penuh pertanyaan.

"That was my question..." Kedua makhluk ini terdiam sejenak.

"So," Zeit memulai pembicaraan.

"Riku bilang, kau sering mengawasi "seseorang"."

"Yah, mungkin." Sora memalingkan wajahnya dan kembali mengawasi "orang itu"

"So, that's mean... AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA–" Dengan cepat, Sora membungkam mulut pembawa masalah ini.

"Bodoh! Bagaimana jika seseorang mendengar kita?!"

Zeit memasang wajah datar, dan melepaskan tangan Sora dari mulutnya.
"Jangankan mendengar... Melihat saja tidak bisa."

"Oh, maaf... Aku lupa." Kata Sora dengan wajah polosnya.

"Kau terlalu sering bergaul dikalangan manusia."

Sora dan Zeit tertawa hambar.

"Jadi? Apa yang akan kau lakukan? Aku dengar nasibnya tidak akan seberuntung yang lain..." Zeit memandangi langit yang mendung.

"Sepertinya akan hujan hari ini."

Trik Trik

Hujan turun dengan deras, tapi dua orang itu belum beranjak dari tempatnya.

Terlihat seorang anak perempuan yang sedang kehujanan, sepertinya dia bersama ibunya...

"Ibu! Ayo kita balapan sampai ke rumah!"

"Hei! Hati hati xxx! Jangan sampai terpeleset!"

"Yang terlambat samapai akan membuatkan teh hangat untuk kita! Hahaha!"

"Heeeeeeey! Baiklah ayo! Hahaha!"

Suara tawa terdengar semakin menjauh dan menjauh.

"Jadi dia? Malang sekali nasibnya yah? Tidakkah kau ingin berbuat sesuatu?" Zeit melirik Sora.

"Tidak peduli apa yang kulakukan, hasilnya akan selalu sama... Jika aku tidak melakukannya... Kau tau apa yang akan terjadi..." Zeit menghela nafas panjang, lalu berteriak.

"CAN WE JUST BREAK IT?!"

"You know we can't... Why do we care anyway..." Kata kata singkat itu dapat membungkam mulut Zeit.

Zeit berdiri.

"You're the one that care about for at the first place..."

"You can just Blame me, I don't know why do I care..."

Zeit berbalik dan berjalan meninggalkan Sora sendirian dalam hujan.

"You're nothing but a coward."

"We are a coward."

"I'll prove you that I'm not."

...

"So? What's He's doing?"

"I don't know... Like putting distance between him and her? I don't know that would work."

"Welp, He Tries what he can. I can't Blame him but that wasn't enough."

"And now, what are you gonna do?"

"Proving myself, even that I'm a troublesome person, I'm not coward."

"Goodluck!"

...

Tidak peduli apa yang ku lakukan...

Itu tidak akan berhasil...

"Heh, percuma jika kau berusaha menjauh darinya, itu tugasmu dan jika kau tidak melakukannya, jiwa mereka akan terjebak dalam ketakutan."

"Kau tidak membantu Riku..."

"Haha, maaf. Jika saja ada sebuah jalan, aku akan membantumu, tapi aku terlalu terikat dengan-nya."

"Sudah lah, aku akan pergi."

"Lari dari kenyataan itu tidak keren."

"Siapa yang peduli tentang keren atau tidak."

Haha... Tunggu saja... Dia akan membuktikan jika dia bukan pengecut.

–The End

Thank you for reading my GaJe story ❤️

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 12, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

\\Auntumn// MoV / [Completed✓]Where stories live. Discover now