Pacar Tari

39 5 2
                                    

Bandi berhasil memarkirkan sepeda motornya di depan butik kepunyaan Ibunya Tari. Adelia's Boutique, begitu yang tertulis pada bangunan minimalis itu. Tari melepaskan helm dan memperbaiki tatanan rambutnya yang sedikit berantakan, hal sekecil itu mampu membuat Bandi tak berkedip sesaat. Akan merasa kecewa jika hal itu terlewat begitu saja.

            Setelah selesai, gadis itu mengajak Bandi untuk segera masuk ke dalam butik serempak, bersamaan dengan tangannya yang tanpa sadar telah menarik tangan pria itu juga. Bandi tertegun, namun menikmati momen ini. Jika ini mimpi, maka jangan biarkan Bandi untuk bangun dengan segera, dan jika pula ini adalah kenyataan maka yang ia minta, jadilah sangat indah.

            Adelia, sang ibu cukup terkejut mendapati kedatangan anaknya bersama pemuda tak dikenalinya. Bandi memang baru pertama kali berkunjung kemari, belum sempat memperkenalkan diri. Seperti isi pesan yang dikirimkan oleh ibunya, Tante Widya memang sudah lebih dulu sampai menunggu si calon menantu. Tak lupa juga bersama Eza rupanya.

"Halo Tante" sapa Tari dengan manis, kemudian menyalami si calon mertua.

"Halo Ri, baru pulang ya?" tanya Tante Widya, kemudian kembali duduk di posisinya. Tari mengangguk. "Ini, sama sia—"

"Halo, Tante. Saya Bandi, saya te—"

"Pacarnya Tari, tan" ucap Tari dengan cepat, membuat keempat dari mereka langsung terkejut. Begitu juga dengan Bandi, yang ikut kaget tapi cukup menyenangkan dengan drama yang sedang mereka lakoni.

"Pa-car?" Bu Adel merespon bingung. "Loh, kamu kan sama Eza—"

"Aku sama Bandi udah pacaran lama ma, hari ini lagi anniversary yang ke 2 tahun loh" Bu Adel mendadak pusing mendengar penjelasan dari sang anak. Bandi yang duduk disebelahnya hanya mengangguk membenarkan perkataan Tari. Pria itu 100% mendukung peran yang dimainkan oleh Tari, demi menggagalkan rencana perjodohan dirinya dan Eza.

"Oh... hmm Bu Adel, ini bajunya saya ambil ya. Saya sama Eza mau lanjut lagi, kapan-kapan saya mampir kemari. Tante pulang dulu ya Ri" pamit Tante Widya sembari menciumi kedua pipi gadis itu, yang kemudian diikuti oleh Eza tanpa sepatah kata apapun dan berlalu keluar dari butik.

            Tari menghela napas, merasa lega dengan pertemuan keduanya dengan Tante Widya yang tak berkutik. Serta tak menanyai berbagai macam hal mengenai hubungannya dengan Bandi dan kali ini Tari puas karena berhasil dengan rencananya.

            Sang Ibu berbalik, menarik Tari untuk meminta penjelasan kepada si anak. Bandi yang ditinggalkan hanya berpura sibuk pada majalah yang tersedia disana, namun terdengar samar pertengkaran kecil ibu dan anak dari kejauhan.

"Jelasin sekarang, dia siapa?" paksa Bu Adel pada Tari yang sudah kesal dengan ibunya

"Cuma temen sekelas" jawab Tari dengan malas

"Terus kenapa harus bilang pacar segala dihadapan Tante Widya? Gimana kalau nanti Tante Widya mikirnya kamu punya pacar beneran? Gimana kalau Tante Widya mengagalkan perjodohan kalian?" ucap Bu Adel dengan menggebu

"Ya.. bagus. Tari juga enggak minat untuk dijodoh-jodohin sama Eza"

"Ri—"

"Ma, aku beneran enggak suka sama semua rencana kalian. Semuanya hanya atas dasar rekan bisnis, bukannya perasaan saling suka. Please ma, Tari bukan anak kecil lagi. Tari udah bisa nentuin pilihan Tari sendiri" Ibunya hanya menghela napas, sebenarnya sedikit kecewa dengan ungkapan Tari.

"Aku juga bakal jelasin ke Tante Widya kalau aku beneran menolak rencana perjodohan ini. Mama tenang aja, semua bakalan selesai secepatnya. Mama juga enggak perlu khawatir, Tante Widya enggak akan bertindak konyol hanya karena aku dan Eza enggak bisa melanjutkan rencana ini" Tari benar-benar memasang ekspresi penuh harap kepada sang Ibu. Detik berikutnya tanpa ingin mendengar jawaban dari Bu Adelia, Tari pergi begitu saja.

LOL (Laugh of Love)Where stories live. Discover now