18. Vision

1.6K 312 52
                                    

Hamparan pasir putih dan deburan ombak menyambut Kyungsoo. Entah bagaimana ia bisa tiba di sini saat dalam ingatannya beberapa saat lalu ia baru saja ditusuk oleh pedang bercahaya milik pria asing yang datang ke rumahnya.

Di saat yang sama Kyungsoo merasa begitu tenang. Suara ombak dan angin laut membuatnya nyaman berada di sini. Sampai akhirnya ia melihat sepasang pria dan wanita berkejaran di pantai tersebut.

Mereka berdua nampak begitu bahagia, keduanya berpelukan dan tertawa satu sama lain. Wajah kedua orang itu terasa begitu asing bagi Kyungsoo. Ia tak pernah ingat pernah melihat keduanya dimanapun. Lalu tiba-tiba si pria bersimpuh untuk mengeluarkan cincin, dan dengan penuh haru si wanita menerima cincin tersebut melingkar di jari manisnya.

Saat itu juga dua orang itu menoleh pada Kyungsoo. Keduanya tersenyum menatap Kyungsoo yang jantungnya jadi berdebar. Senyum tulus dan hangat itu seperti pernah ia lihat sebelumnya, sampai akhirnya semua yang ada di pantai tersebut menguap dan berganti dengan tempat hitam yang gelap.

"Waktumu tak akan lama lagi Kyungsoo." Sebuah suara mengejutkan Kyungsoo.

"Siapa kau?"

"Kau sudah hidup terlalu lama di dunia manusia. Energi kehidupanmu juga sudah kau bagi dengan banyak orang. Satu kali lagi kau menggunakan soul weapon milikmu, maka kau akan menghilang dari dunia ini."

"Aku tak mempercayai ucapan orang asing."

Sesaat kemudian muncul sosok pria dengan hanbok yang tersenyum pada Kyungsoo. Saat itu juga Kyungsoo terdiam, yang dilihatnya saat ini adalah sosok ayahnya. Walau wajahnya menjadi lebih muda, tetapi Kyungsoo masih mengenalinya.

"Anakku, akhir perjalananmu sudah terlihat. Tugasmu yang terakhir sudah datang, dan kau harus segera pergi setelah menyelesaikannya."

"Lalu bagaimana dengan orang-orang yang aku sayangi?"

"Mereka harus merelakanmu, kau memang hebat anakku, tetapi ada harga yang harus dibayar dengan kekuatan luar biasa yang kau miliki itu."

"Jadi ini akan menjadi pertaruangan terakhirku?"

"Iya, bimbing teman-temanmu menuju kemenangan Kyungsoo, lalu pulanglah, ayah, ibu dan keluarga yang lain akan menunggumu."

Kyungsoo tersenyum mengangguk. Matanya berkaca-kaca karena dirundung rindu pada sosok orang tuanya. Saat itulah perlahan semuanya kembali lalu Kyungsoo membuka matanya.

Saat ia membuka mata ada Chanyeol yang duduk di sampingnya mengusap air mata Kyungsoo yang jatuh.

"Ada apa? Kenapa kau menangis?"

"Tidak, aku hanya bermimpi melihat sesuatu yang sangat indah," jawab Kyungsoo.

"Kau tidur lama sekali, semua orang mulai mengkhawatirkan keadaanmu," ucap Chanyeol menyentuh wajah Kyungsoo.

"Aku baik-baik saja Chanyeol, lihatlah sekarang aku sudah terbangun."

"Kalau begitu biar kupanggil yang lain, mereka pasti senang melihatmu sudah terbangun lagi."

Kyungsoo hanya mengangguk. Ucapan ayahnya kembali teringat saat melihat Chanyeol beranjak pergi. Jika memang sisa waktunya tak akan lama lagi, rasanya Kyungsoo harus menghabiskan waktunya yang berharga bersama Chanyeol.

Kyungsoo yang sadar setelah hampir tiga minggu tak terbangun disambut bahagia oleh semua orang. Mark bahkan langsung memeluk Kyungsoo erat karena saking bahagianya.

Setelah sempat membersihkan diri sebentar, kini Kyungsoo berkumpul di meja makan bersama semua orang. Mereka makan bersama-sama dengan sesekali bercerita. Kyungsoo jadi tahu bahwa selama dirinya tertidur, Sehun dan Chanyeol bergantian menjaganya. Lalu ia juga tahu bahwa Seonho membantu para seonjang untuk latihan bertarung di dungeon.

KING: The Last ClanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang