24 :)

123 15 10
                                    

Selepas Lisa pulang dari kediaman sodara Lisa lebih tepatnya rumah Jungkook sodaranya.

Ia langsung turun dari mobil berlari secepat mungkin agar air matanya tak jatuh membasahi pipinya.

Ia bergegas menuju lantai dua tepatnya di kamar, Lisa langsung menguncinya dan menyandarkan punggung ke pintunya dan mulai memejamkan mata.

Perlahan airmatanya mulai berjatuhan membasahi pipinya

"Hiks...hiks..hiks." isak lisa pelan sangat perih jika di dengar oleh orang lain.

Perlahan kaki lisa mulai memelemas hingga ia terduduk meringkuk sambil memeluk kedua lututnya dan mulai terisak dengan pilu.
"Hiks...hikss...hiks"

"Ke..kenapa gw se..se..selalu tersakiti?
Ke..ke..kenapa gw selalu ke..kecewa dan ke..kenapa gw juga yang selalu ber..berkorban ? Kenapa ? Gw merasa hidup ga pernah adil ! Sekalinya bahagia mesti ada berita buruk ! Gw benci !" ucap lisa lirih sangat lirih ia sangat bersedih hingga tak mampu mengeluarkan suara.

"Aish…kenapa gak dari awal ? Kenapa selalu di akhir ? Kenapa selalu begini ?" sangat banyak lontaran kalimat tanya yang Ia ucapkan, namun Lisa engan mendapat jawabannya ataupun menerima nantinya.

"Hiks..hikss...gw ga bisa kayak gini. Semua udah terlanjur gw udah terlanjur cinta sama jungkook tolongg berikan aku kesempatan hiks...." kata lisa sembari terus terisak. Bahkan penampilannya sudah tidak rapi seperti sebelumnya. Matanya memerah dan bengkak, menandakan bahwa kesedihannya sangat mendalam.
.

.

.

.

.

Jungkook dia juga sangat di kejutkan dengan kehadiran keluarga Lisa tepatnya Saudara Ayahnya yang berarti juga memiliki hubungan darah dengannya.

Jungkook sangat tak menyangka jika dia dan Lisa memiliki hubungan darah tang sama dalam diri mereka.

Ia sangat syok tak mampu menyembunyikan keterkejutanya saat ini, dimana keadaannya juga hancur sama sepeeti apa yang Lisa rasakan.

Disinilah Jungkook berada, tepatnya di balkon kamarnya ia memejamkan mata membayangkan senyum Lisa yang selalu mengembang, hari-hari indah yang dirinya lakui bersama Lisa, bahkan semuanya terkesan sangat bahagia jika kembali diingat.

Namun sama saja, ia malah terus memikirkan Lisa
Ia bingung tak tau harus berbuat apa. Jungkook tak mau mengambil langkah yang salah kali ini.

"Aish KENAPA !!" Teriak jungkook melempiaskan amarahnya ia mengacak rambutnya asal tanda frustasi sudah memenuhi kepalanya, otaknya seakan meledak kali ini.

Jungkook berjalan masuk kembali kekamar dan medudukan dirinya di sisi ranjang, dengan setia sambil menundukan kepala menahan air mata yang hendak terjun dari manik matanya.

"Huh...hah...hiks" jungkook menarik nafas lalu membuangnya. Tanpa ia sadari jungkook terisak ia menahan tangisnya.

"Gw harus gimana? Gw udah terlanjur cinta, gw juga gamau buat Lisa tambah sakit biar gw aja !" guman jungkook

Masih setia memundukan kepala tiba2 ada seseorang yang menepuk pundaknya lalu duduk di samping jungkook

"Papah? kenapa papah ke sini ?" tanya jungkook heran pada sang ayah yang duduk di sampingnya.

"Harusnya papah yang nanya, kamu kenapa ?" Tanya balik papah jungkook yang penasaran akan apa yang Jungkook alami, setelah melihat Putra semata wayangnya itu nampak Frustasi, bahkan teriakan Jungkook dari balkon juga terdengar olehnya.

"Pah, Jungkook suka sama Lisa," ucap Jungkook lirih.

"Lisa? Adeknya taeyong sodara kita?" Ucap papah memastikan.

"Iya pah, ki..kita uu..udah saling suka da..dari la..lama hiks.. tapi kenapa kita gak bisa be..bersama pah hiks !" ucap Jungkook sedikit terbata bata karna tak kuat menahan isakan sendu tangisnya.

"Jungkook, dengerin papah itu berarti Lisa bukan jodoh mu. Dan papah harap kamu bisa ngerelain Lisa, percaya sama papah kamu kelak akan bertemu yang lebih baik lagi dari Lisa," ucap papah menasehati jungkook sambil mengusap usap punggungnya.

"Ga mau pah, Jungkook udah terlanjur sayang sama Lisa. Kenapa papah engga bilang dari dulu kalau keluarga Lisa tuh Saudara kita ? Mungkin kalau kami tahu nanti Lisa sama Jungkook ga akan berharap lebih pah," ucap jungkook sedikit lantang.

Menyadari perubahan suara jungkook papah angkat bicara.

"Jungkook papah harap kamu bisa menghadapi masalah ini dengan bijak, temui Lisa jelaskan dengan baik padanya, lagi pula kalian masih bisa bertemu asal bukan sebagai pacar." ucap papah lalu pergi meninggalkan jungkook seorang diri di kamar
.
.
.
.
.

"Lisaa... Lis buka pintunya Lis gw Bang Taeyong" ucap Taeyong sambil mengetuk ngetuk pintu kamar adiknya.

Dengan perlahan Lisa membuka pintu kamarnya.
Setelah pintu kamar Lisa sepenuhnya terbuka, dengan cepat lisa memeluk tubuh kakaknya dan terisak.

"Hiks..hiks..hiks..hiks bang !" isak lisa di pelukan Taeyong.

Hati taeyong sangat sakit mendengar isakan adiknya ini, namun apa daya, ia tak dapat melakukan apapun saat ini.

Perlahan Taeyong memuntun lisa untuk duduk di sofa kamar Lisa.

"Hush...Lis diem dong" ucap taeyong lembut sambil membelai surai rambut lisa.

"Hiks..hiks..bang gw harus gimana hiks" kata Lisa sambil terisak.

"Udah tenang dulu, ada gw disini" ucap Taeyong melongarkan pelukannya dan mengusap sisa2 air mata Lisa.

"Hiks...hiks bang," ucap Lisa masih terisak.

"Tenang dulu Lis, udah jangan dipikirin" kata Taeyong berusaha memenang kan adiknya

Setelah Taeyong merasa adiknya cukup tenang ia mulai berbicara.

"Lis gw tau ini sulit. Gw mohon hindari keegoisan" kata taeyong menasehati lisa.

"Bang gw ga bisa. Izinin gw untuk sekali aja egois gw sama jungkook saling cinta bang tolongg" ucap lisa seraya memohon pada taeyong

"Dengerin gw. Egois itu bukan jalan yang tepat yang ada malah makin hancur lis" nasehat taeyong

"Gw harus gimana bang." ucap lisa lirih

"Ambil keputusan dengan kepala dingin, usahankan tak menyakiti salah satu pihak yang lain. Dan jangan egois pikirin perasaan papah mamah sama orang tua jungkook" kata taeyong menasehati lisa dengan lembut

"Gw udah terlanjur sakit bang, apalagi Jungkook, kita berdua sama sakit," kata lisa

"Lis, dengerin gw ajak Jungkook ketemu dan omongin hal ini berdua, ambil keputusan sebijak mungkin," ucap taeyong meyakinkan lisa

"Gw ga kuat harus ketemu Jungkook, kalau ujung-unjungny juga putus," ucap Kisa lirih

"Mau ga mau lu harus selesaiin ini," tengas Taeyong

ting !

Bunyi notifikasi dari handhope lisa

Kelinci rabies

Lis kita harus bicara,
Ketemu taman indah. nanti gw share

Iya

••

"Dia udah chat gw bang, besok gw bakal omongin masalah ini baik-baik sama Jungkook," ucap lisa yang sudah mulai tenang. Taeyong terkekeh dan mengusap rambut Lisa lembut.

"Kalo kayak gini jadi inget kejadian beberapa bulan lalu, waktu lu di marahin papah ㅋㅋㅋ" kata taeyong sambil terkekeh




Rewritten and Editor by wyohana406

-bersambung
VOTE KOMEN JANGAN LUPA!!

S E N J A | [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang