3 : Committee

780 128 306
                                    

Committee

"Perasaanku mungkin hanyalah sebuah candaan bagi semua orang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Perasaanku mungkin hanyalah sebuah candaan bagi semua orang."_Bella Adelia Elvarette

Backstreet Relationshit
***


"Situ enak ngomong kayak gitu karena nilai lo pasti tinggi. Nah gue yang goblok kalau ketemu sama fisika bisa apa? Cuman bisa gigit jari sambil ngehalu punya otak kayak Einstein," kata Meira.

"Beseng, lo." Bella mengangkat lembar ujiannya. Memamerkannya pada Meira yang melotot. Angka Yang tercipta dari tinta merah itu membuat Meira melongo dengan kedua bibir terbuka.

"Anjir! Gue nggak salah liat 'kan?"

"Nggak usah lebay gitu. Yang natural aja, Ra," kata Bella yang telah menurunkan lembar jawabannya. Melipatnya menjadi dua bagian lalu menyelipkannya di pertengahan buku biologi yang super tebal.

Meira menutup mulutnya. Terdiam sebentar menatap teman-temanya yang masih sibuk membicarakan soal ulangan tadi.

"Kok lo bisa se-bego itu? Gue pikir cuman gue yang paling bego di kelas ini, eh ternyata masih ada lo yang paling jauh di bawah gue," bisik Meira dengan melirik ke meja depannya.

"Kambing, lo. Emang lo pikir gue sesempurna itu? Gue juga punya kelemahan dibeberapa pelajaran akademik kali," imbuh Bella dengan wajah santainya. Tidak seperti Meira yang sudah kalang kabut padahal nilainya pas KKM.

"Yeehh ... Siapa tahu lo punya otak kualitasnya kayak Einstein atau Bill Gates. Ternyata isinya nggak jauh-jauh dari kualitas otak gue," kekeh Meira.

"Enak aja. Otak gue bukan kayak standar otak, lo ya. Otak gue isinya bukan kaleng-kaleng kayak otak, lo!" sungut Bella tidak terima disamakan oleh Meira.

"Kaleng-kaleng? Rongsokan, dong," canda Meira tertawa lepas. Memukul-mukul meja dengan keras. Kebiasaan Meira kalau tertawa pasti memukul objek terdekatnya.

Bella menghembuskan napasnya kesal. Tangannya menggulung buku tulis yang ada di hadapannya lalu memulul kepala Meira. Pukulan super yang bukan tipe kaleng-kaleng ronsokan seperti yang dikatakan Meira.

"Astagfirullah ... Allahu Akbar! Ini kepala bukan gendang! Kalau lo pukul terus gue bisa amnesia, Bell," keluhnya dengan mengusap kepalanya.

"Salah lo sendiri yang mancing jiwa bar-bar gue untuk bertindak," balas Bella dengan cuek.

"Iyain biar bar-bar terus sampai mampus."

Bella menatap galak saat mendengar ucapan Meira.

"Canda seyeng," kelit Meira.

"Opening pensi lo hadir 'kan? Gue tampil buat pembukaan pensi lho, Bell. Lo jangan lupa buat hadir di sana. Fotoin gue yang banyak. Ala-ala candid, gitu," peringat Meira. Dari awal pengumuman pensi akan diadakan sampai h-1 pensi akan diadakan, Meira tak henti-hentinya mengingatkan Bella.

BiBel Backstreet Relationshit [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now