Part 9

655 171 404
                                    

°°Disaat aku menatap bulan dan bintang yang terbentang dilangit sana kenapa bayanganmu selalu terbayang seolah enggan tuk pergi dari pikiran ini°°

-REYMON-

•Happy Reading•

"BELVA, SUDAH BELUM LAMA BANGET SIH" Teriak Maya dari balik pintu karna sejak tadi belum ada keluar dari kamar. Ngaret.

"UDAH BUN. BUKA AJA PINTUNYA GAK DIKUNCI"

Saat pintu terbuka tampak jelas bundanya yang mengenakan dress dengan warna senada membuat Maya terlihat masih muda, bisa dikatakan kalau seperti kakak beradik.

"Ya ampun!!! Cantik banget anak bunda kali ini" Pekik Maya saat melihat anaknya yang terlihat eum, hampir sempurna. Dress maroon serta tambahan make up yang terkesan natural.

Belva hanya mendengus kasar "Berarti biasanya Belva gak cantik gitu bun?".

"Cantik juga dong tapi malam ini lebih cantik, sudah pasti calon kamu terpesona nantinya"

Calon? Calon apaan, batinnya terkejut.

"Calon?"

"Iya, jadi bunda lupa ngasih tau kamu. Kalau malam ini bunda sama ayah mau nemuin kamu sama calon tunangan kamu" Balas Maya santai dengan menata rambut Belva melalui kaca agar lebih rapi.

"HAH tapi bun-" Belum selesai ia bicara, omongannya sudah dipotong terlebih dahulu oleh Maya.

"Untuk protes ditunda dulu sekarang kita kebawah, kasian ayah sama Rasen udah nungguin kamu yang super ngaret" Ucap Maya sambil berjalan keluar kamar diikuti Belva dibelakang.

Sesampai dibawah tak kalah exticed kedua pahlawannya itu memuji dirinya, karna tidak ingin mengulur waktu mereka pun segera menaiki mobil agar tidak terlambat lebih lama.

Menuju restoran membutuhkan jarak tempuh sekitar 45 menit ditambah malam ini malam minggu dimana seluruh kalangan kaum muda menghabiskan waktunya untuk nongkrong atau kencan jika memiliki pasangan. Yang jomblo? Yaudah diem dirumah.

Saat memasuki restoran alunan musik pop mengalun indah di pendengaran siapa saja termasuk Belva. Maya dan Joseph berjalan dahulu didepan menuju rooftop dimana ia sudah memesan meja dengan sahabat kecilnya.

Belva yang menggandeng lengan Arsen pun banyak yang menatap iri padanya sebab kapan lagi melihat pesona mereka. Namun tak sedikit yang mengira kalau keduanya berpacaran.

"Eh jeng udah lama sampai maaf ya lama, soalnya anakku ngaret banget" Ucap Maya dengan cepika cepiki pada seorang ibu-ibu yang tak Belva kenali itu.

"Iya gapapa santai aja lagian kami juga baru sampai" Sahut sang suami.

"Ini anak kamu Maya?" Menunjuk Belva dan Arsen secara bergantian.

"Iya ini anak aku. Mana anak kamu nih" Canda Maya.

"Wahh cantik dan ganteng sekali sama seperti bunda dan ayahnya"

"Bisa aja kamu" Balas Maya tersipu malu-malu. "Anak kamu juga cantik. Kelas berapa?" Lanjutnya.

"Sandra sudah kelas 9" Sahutnya diangguki anak itu dengan ramah.

"Belva, Rasen kenalin nama kalian" Ucap Joseph pada kedua anaknya itu agar memperkenalkan namanya.

"Kenalin om, tante saya Belva" Ucapnya dengan wajah manis bagaikan gula. Namun bukan semut yang mendekat melainkan cowok-cowok.

"Saya Arsen"

BELVA (Hiatus)Where stories live. Discover now