Yeoldu

477 27 6
                                    

halloo...

Assalamualaikum  selamat malam

ahkrinya dengan penuh bangga saya bisa lanjut cerita ini huhuhu

ada yang masih save di library ndak yah? duh sangking lamanya nggak pernah update.

maafkan saya yah teman teman, ceritanya nggantung banget, and thankyou for @putrikie yang udah support selalu dan selalu ingetin saya buat update, dan makassih juga buat @shela_apiliaaaaa01yang sudah mau menunggu ceritaku selama itu hehe, choose one nya juga insha allah segera menyusull yah wkwkwk thank you deh gais, Enjoyy

"Saya datang kesini dengan niat baik, saya ingin melamar putri sulung Om" papa Ervida menetralkan raut wajah kagetnya sebisa mungkin.

"Kamu mau melamar Ervida?" Davian mengangguk mantap.

"Ervida! Masuk" panggil mamanya yang sudah tahu kedatangan Ervida sejak tadi. Ketiga orang itu pun masuk kedalam rumah dan menyalami papa mama Ervida, Ervida dan Davian bertatap muka sebentar namun mampu menambah rasa gugup Davian.

"Jadi kamu sudah tahu maksud kedatangan dia kesini Teh?" Ervida memandang Azizah sedikit bingung.

"iya Pa, tapi beneran Teteh baru tahu dan langsung kesini" kata Ervida menjelaskan.

"Kamu serius dengan niatmu?" Davian mengangguk mantap.

"Kamu sudah memunyai niat yang baik, tapi perlu saya katakan bahwa sebenarnya saya tidak bisa yakin dengan kamu 100% untuk menjadi suami anak saya, saya, istri saya, serta saudari Ervida dulu sempat sakit hati melihat Ervida begitu mencintai dan tersakiti secara bersamaan, tapi apapun itu saya berterimakasih karena kamu sudah meminta Evida secara langsung kepada saya" Davian mengangkat kepalanya yang sedari tadi tertunduk, apa artinya dia diterima?

"Menerimamu sebagai menantu.." Davian setia menunggu kelanjutan dari papa Ervida.

"Tentu tidak mudah, kamu harus bisa membuat kami yakin padamu, saya ada satu syarat yang harus kamu lakukan" kata papa Ervida tenang namun mampu membuat bulu kuduk Davian meremang.

"Juga dari saya" sambung Mamanya membuat Davian dan Ervida kembali terkejut.

"Dan dari saya" sambung Dina tidak hanya membuat Davian dan Ervida saja hampir melotot tidak percaya bahkan Azizah sudah mengaga lebar sedangkan Satya menganggukkan kepalanya kepada Davian menyemangati.

"Bagaimana? Sanggup?" Tanya papa Ervida.

"Insha Allah, saya sanggup"Dan Ervida sudah tidak bisa menahan lagi, ia melotot tajam kearah Davian.

"Saya akan berusaha menjadi yang terbaik untuk Ervida" lanjut Davian menatap lembut pada Ervida.

***

"Kamu sudah siap?" Tanya Satya memandang Davian yang sudah siap dengan tas belanjaannya.

"Siap Mas" jawab Davian tegap.

"Ini adalah kesempatan terbaikmu, buat mereka percaya bahwa kamu sangat mencintai putri mereka, oke?" kata Satya menyemangati.

"Nak Satya, kamu ikut tante sama Davian ke pasar sekarang, oke?" Satya mengangguk.

Mereka bertiga pergi menuju pasar tradisional terdekat. Setelah seperempat jam mereka akhirnya sampai di pasar.

"ini, ambil dan belanjakan, kamu harus bisa membeli bahan makanan yang akan kamu masak nanti dirumah saya" mama Ervida memberikan selembar uang pecahan 50 ribuan.

"tidak usah Bu, biar uang saya saja"tolak Davian secara halus.

"Sudah ambil saja, ingat hanya boleh memakai uang ini" jawab Mama Ervida.

You Are My AmbitionWhere stories live. Discover now