Masih Belum Akur

10K 1.3K 97
                                    

.
.
.
.
.

Pulang ke Tasik nggak dibolehin, diam di rumah mumet. Itu yang lagi Rose rasain.

Dari kemarin dia sama Jaehyun terlibat perang dingin, nggak ada yang ngomong satupun diantara mereka. Bahkan di malam hari setelah mereka adu mulut, Jaehyun tanpa banyak bicara tidur di sofa yang ada di kamarnya sama Rose. Tapi untungnya Rose masih menjalankan tugasnya sebagai istri, seperti menyiapkan sarapan dan bekal makan siang untuk Jaehyun, menyiapkan pakaian kerja suaminya. Meskipun Rose sama Jaehyun lagi marahan, dia nggak akan lupa sama tugas dan kewajibannya. Cuma ya gitu, mereka berdua jadi jarang ngomong satu sama lain, nggak seberisik biasanya.

Dan hal ini bikin tiga anak kembar mereka terheran-heran, "Lo ngerasa aneh nggak sih sama Ayah dan Bunda?" Tanya Jeno berbisik pada Heejin dan Jaemin ketika keluarga Jung sedang sarapan pagi.

"Mereka nggak seberisik biasanya ya Bang?" Tanya Heejin balik.

"Lagi sariawan kali," Celetuk Jaemin.

"Bukan. Pasti mereka lagi marahan," Tebak Jeno.

"Ayah berangkat dulu. Kalian ada yang mau Ayah anterin?" Padahal sarapan Jaehyun belum habis, tapi dia udah siap buat berangkat.

Rose yakin Jaehyun bersikap demikian karena ingin menghindarinya, dan Rosepun begitu, dia ikut berdiri, "Bunda mau ke rumah tante Sica, jangan ada yang nyusulin," Setelah berkata begitu Rose dan Jaehyun pergi menggunakan mobil masing-masing.

"Benar kan apa kata Abang, pasti mereka lagi nggak akur," Jeno menyilangkan tangannya di depan dada, berpikir apa yang sebaiknya dilakukan supaya kedua orang tuanya kembali akur.

Jaemin menghembuskan napasnya, "Kali ini gue mau jadi anak berbakti," Heejin dan Jeno menatap Jaemin penuh tanya, "Yaelah masa nggak ngerti sih. Gue mau mempersatukan Bunda sama Ayah lagi."

Heejin memutar bola matanya malas, "Gue ragu lo bisa bikin Ayah sama Bunda baikan."

Jaemin mencubit pipi Heejin, "Sakit A'a!" Protes Heejin.

"Lagian lo meragukan gue. Udah, liat aja. Hari ini Ayah sama Bunda pasti baikan," Kata Jaemin yakin.

Sesampainya di rumah Kakak iparnya, Rose curhat sambil nangis-nangis. Untungnya Jessica lagi cuti kerja, jadi dia bisa nemenin Rose yang lagi galau, "Mas Jaehyun tuh nggak ngerti aku apa gimana sih Mbak? Wajar kan kalau lagi hamil itu manja sama moodyan," Cerita Rose sambil terisak.

Jessica menghela napas, dia mengelus punggung Rose yang bergetar, "Iya wajar. Dulu juga waktu kamu hamil si kembar, manja sama moodyan gini kan? Mungkin aja kemarin Jaehyun lagi capek. Jadi dia nggak sengaja ngebentak kamu."

"Kalian udah nyoba omongin ini baik-baik belum?" Tanya Jessica.

Rose menggeleng, "Kita sama-sama emosi Mbak. Mas Jaehyun juga langsung pergi setelah kita adu mulut."

"Udah ya, jangan terlalu dipikirin, kamu lagi hamil. Kasihan kalau kamu stress, nanti bayinya juga ikut stress."

Ting!

Jessica mengambil hpnya yang berada di atas meja saat mendapatkan notifikasi pesan,

Jaelani

|Rose beneran ke rumah lo kan?

Iya. Dia lagi nangis-nangis di rumah gue|

Lagian lo kenapa ngebentak dia sih? Udah tau ibu hamil sensitif|

|Gue nggak sengaja
|Urusan di kantor lagi kacau. Dan gue kebawa suasana, makanya ngebentak Rose gitu

Ya minta maaf lah Jaelani|

Setelah itu Jaehyun tidak membalas pesan Kakaknya lagi, membuat Jessica mendengus kesal.

"Mas Jaehyun ya Mbak?" Tanya Rose seraya mengelap ingusnya yang keluar.

"Bukan. Ini Mingyu."

Rose menatap Jessica tidak percaya, "Beneran Rose, ini Mingyu," Kata Jessica meyakinkan.

"Iya aku percaya."

"Eh Rose, itu ada yang nelepon," Jessica menunjuk hp Rose yang juga tergeletak di atas meja. Hpnya di silent, jadi nggak ada nada deringnya.

"Jeno?" Alis Rose tertaut mendapati Jeno yang meneleponnya, "Halo Bang?"

"Bunda, Jaemin jatuh di tangga sekolah. Bunda buruan ke sekolah ya."

"Kok bisa?!" Tanya Rose panik.

"Udah pokoknya Bunda dateng aja. Kasihan Jaemin."

"Oke-oke, Bunda kesana sekarang," Telepon di matikan sepihak oleh Rose, dia bersiap untuk pergi ke sekolah si kembar.

"Kenapa Rose?" Tanya Jessica, bingung melihat adik iparnya panik tiba-tiba.

"Jaemin jatuh dari tangga sekolah Mbak, aku mau ke sekolahnya anak-anak dulu."

"Aku antar ya?"

"Nggak usah. Aku pamit ya Mbak."

Ternyata selain Rose, Jaehyun juga mendapat telepon yang sama dari Jeno. Bahkan Jaehyun meninggalkan rapatnya agar bisa cepat datang ke sekolah trio JJH.

"Kamu datang juga?" Tanya Jaehyun saat berpapasan dengan Rose di depan UKS.

"Jaemin anak aku, ya jelas aku datang," Katanya lalu masuk ke dalam ruang UKS.

Rose dan Jaehyun melihat Jaemin berbaring di brankar dengan Jeno dan Heejin berdiri disampingnya, "Jaemin, Bunda di sini," Kata Rose yang membuat Jaemin membuka mata, "Ada yang sakit?" Tanya Rose khawatir.

"Kepala sama kaki A'a sakit Bunda..." Rengek Jaemin.

"Ke rumah sakit aja ya A?" Tawar Jaehyun.

Jaemin menggeleng, "A'a nggak mau ke rumah sakit. A'a cuma mau Ayah sama Bunda baikan. Cuma itu obatnya."

Rose dan Jaehyun saling tatap.

"Iya Bunda, baikan dong. Supaya A'a cepat sembuh," Timpal Heejin.

Rose menghela napasnya, kemudian dia mengalihkan atensinya pada Jaemin, "Kalian ngerjain Bunda sama Ayah ya?" Tuding Rose.

"Eh? Kok tau?" Kata Jaemin yang langsung mendapatkan cubitan diperutnya dari Jeno.

"Lo goblok banget sumpah," Bisik Jeno.

Jaehyun memijit pelipisnya yang berdenyut, "Kalian tau? Ayah sampai ninggalin rapat penting karena takut Jaemin kenapa-napa."

"Kalian tuh kenapa sih? Bisa nggak, sehari aja nggak bikin Bunda sama Ayah emosi?" Kata Rose kesal.

Trio JJH menunduk takut, tak berani menatap wajah kedua orang tuanya secara langsung.

"M-maaf Bund, Yah..." Cicit ketiganya.








VOMENTNYA GAES HEHEHE!

Jung's Family ; Jaerose [END✔]Where stories live. Discover now