46🍫

7.7K 490 18
                                    

Langkah Grace terhenti ketika sebuah tangan mencekalnya. Senyumnya merekah, dan membalikkan tubuhnya.
"Kurang bagu...."

"Fano?"

Ya, cowok itu adalah Fano.

Fyi, Fano adalah salah satu cowok yang selalu gigih mengejar Grace. Sedari smp kelas 1, Fano sudah tertarik pada Grace, tetapi sikap Grace yang sangat angkuh dan jutek, membuatnya semakin tertantang tuk memperjuangkan cewek itu.

Fano sangat tampan, jika dibandingkan dengan Melvin, kadar ketampanannya setara, hanya saja sifat yang membedakan.

Ketika lulus smp, Grace merasa legah, karna tidak diusik dan diganggu lagi dengan cowok yang bernama Fano itu . Ia berharap cowok itu tidak akan satu sekolah dengannya lagi.

Setelah beberapa bulan lamanya Fano tak menampakkan dirinya lagi ke hadapan Grace. Tapi, kali ini mengapa cowok itu mendatangi dirinya lagi?

"Hai Grace. Apa kabar?" tanyanya seraya menunjukkan senyuman manisnya.

Grace berdecih, memutar bola mata nya malas menatap pria dihadapannya sekarang.

"Mau apa lagi sih? Gak cape ganggu hidup gue terus?!" gertak Grace.

"Gue gak akan nyerah sampai kapan pun Grace. Cuma lo satu satu nya cewek dihati gue!"

"Cih... Drama lo! Balik sono. Bawa sekalian bunga nya, gue gak mau!" ketus Grace.

"Mang Jaja! Tolong keluarin bunga yang ada didalem ya, kasih sama abang kurir ini!" Teriak Grace pada mang Jaja.

"Grace! Pliss, gue mohon sama lo kasih gue satu kesempatan buat ngisi hati lo!"

"Lo tau kan? Selama tiga tahun lama nya gue nunggu lo! Sampe sekarang Grace! Gue mohon sama lo. Izinin gue buat singgah dihati lo"

Fano memegang kedua tangan Grace, tetapi langsung ditepis olehnya, "Gak usah pegang pegang!" ketusnya.

Grace berjalan masuk ke dalam rumahnya, tanpa menghiraukan lagi pria yang sedang meracau diluar gerbang rumahnya.

"Dia pikir dia siapa? Hih" gumamnya.

"Mana bucket nya?" tanya Rey.

"Digondol meong"

🍫🍫🍫

Grace menghela nafas panjang. Sudah seminggu belakangan ini kenapa Melvin tak kunjung mendatanginya, atau sekedar memberinya kabar. Seminggu lama nya juga cowok itu tidak menampakkan diri ke sekolah.

Membuatnya benar benar merindukan sang pacar.

Grace mengaduk ngaduk mie ayam nya dengan tatapan lurus ke depan. Ia jadi tidak berselera makan kalo begini.

"Dimakan. Jangan diaduk aduk gitu" peringat Rene.

"Melvin kemana ya?" tanya nya, menatap Rene didepannya dengan tatapan sendu.

"Ka Felix juga akhir akhir ini sibuk. Jadi males banyak nanya gue, kalo dia begitu" ujar Rene disela sela memakan mie ayam nya.

"Kemarin Bunda nya Via bilang, kalo kondisinya udah mulai membaik. Tapi gitu deh, dia masih trauma, gak mau ngomong sama siapa pun kecuali Bunda nya. Eum.. Ayahnya juga gak mau jengukin Via. Sebegitu kecewa nya ayahnya sampe ga mau liat keadaan putrinya sendiri ya"

Grace manggut manggut mengiyakan ucapan Rene.

"Eh, balik sekolah anter gue yuk. Ke Gramed, beli novel yang baru aja rilis kemarin" ajak Rene.

"Gak ah. Gue balik sekolah mau ke Apart Melvin aja" Grace menolak.

Rene menghela nafas nya pelan, "Sebegitu kangen lo sama cowok itu?"

MELVIANO (selesai)✔Where stories live. Discover now