56🍫

6.2K 399 13
                                    

Melvin menyunggingkan senyum kecilnya. "Bodoh!"

"Sialan" Melvin tertawa renyah sambil mengingat lagi ucapan Grace yang masih tergiang giang dikepalanya.

"Kenapa lo lakuin semua ini Grace? Disaat gue butuh dukungan lo, tapi... Lo pergi!" Melvin terheyung ke kasur lalu terdiam sejenak.

Ia mengepalkan kedua tangannya. "ARGHH.... SIAL SIAL SIAL..... HIDUP GUE SIALAN! GAK GUNA GUE HIDUP!!!!"

Melvin menonjok nonjok tembok kamarnya dengan kepalan tangan tanpa dilapisi apa pun, membuat tangan kanannya terluka dan mengeluarkan darah.

"KENAPA GUE HARUS JADI ORANG PALING MENYEDIHKAN DIDUNIA INI?!! SEHARUSNYA LO AMBIL NYAWA GUE, KALAU GUE HARUS JALANIN HIDUP KAYAK GINI! GUE GAK SANGGUP!!!"

Bug.

Bug.

Melvin melihat foto berdua dengan Grace yang sengaja ia pajang dikamarnya. Ia menatapnya lama, kemudian membantingnya hingga seluruh kaca nya pecah. Dan tak hanya disitu, Melvin pun merauk sebagian kaca, mengepalnya keras. Sampai tangannya pun luka dan bercucuran darah.

Jujur, baru kali ini seorang Melvin sefrustasi ini, baru kali ini Melvin merasa sangat berat harus kehilangan seseorang yang sangat berarti dihidupnya. Dan baru kali ini Melvin menemukan wanita yang membuat kehidupannya berwarna. Tetapi sekarang, warna itu kian memudar, diganti dengan hitam lekat yang menghiasai hidupnya saat ini.

Tak hanya urusan Grace yang membuatnya begitu frustasi, permasalahannya dengan mantan sahabatnya Fano, Maminya yang sangat egois, juga Papi nya yang kini masih belum ditemukan.

Sepulang dari Apart Melvin, kini Grace menghampiri alamat yang diberikan oleh Melva. Dan sekarang ia berada tepat didepan gedung tersebut. Dengan keberanianya, Grace masuk kedalam gedung yang sepi dan sedikit gelap ini.

Ia pun menelpon Melva, mengabari bahwa dirinya sudah berada disekitaran gedung ini.

Lampu dinyalakan, Grace bisa melihat jelas adiknya terikat tali dikedua tangannya kebelakang, matanya langsung menajam, menyorotkan api kebencian kepada wanita didepannya saat ini.

"Lepasin adek gue!" ujar Grace dengan nada lemah.

"kakak!" pekik Harist.

"Gue ga mudah tertipu Grace. Gue gak bodoh, gue gak mau lo bodoh bodohin gue kalau lo udah putusin Melvin!" ujar Melva.

Grace memutar bola mata nya malas. Sejujurnya ia sedang berada dimode unmood, ia sedang tidak mau banyak bicara saat ini, tetapi mengapa Melva sialan ini selalu memancing emosinya.

"Lo bisa tanya sendiri sama dia, sekarang lepasin adik gue! Gue udah nurutin semua perkataan biadab lo itu! Jadi gue mohon sama lo, tolong lo pergi dan jangan pernah ganggu hidup gue dan juga orang orang terdekat gue lagi!" ujar Grace dengan tatapan sendu.

Melva tampak berpikir dengan lipatan kedua tangan didadanya. "Ehm? Oke, permohonan diterima! Dan lo juga harus pergi dari kehidupan Melvin, untuk. Selamanya!"

Malas meladeni, Grace mengangguk saja. Lalu Mendekati adiknya yang disandra. Orang suruhan Melva membukakan ikatan yang melilit ditubuh Harist, Harist langsung memeluk kakaknya erat sambil menangis ketakutan.

MELVIANO (selesai)✔Where stories live. Discover now