Chap 6

744 73 8
                                    

..

Rose tampak terkejut sesaat namun segera mengatur ekspresinya seolah tak mengerti akan pertanyaan Yoora.

"Apa maksudmu Yoora"
Ayah dan Ibu Rose berdiri dan menatap putri sulung besannya dengan tajam.

Namun Yoora tak mengalihkan pandangannya, tetap lurus menatap Rose.

"Kau lupa aku seorang dokter? Apakah aku harus menjabarkan tentang kehamilan buatanmu atau langsung saja memberi bukti salinan segala jenis transaksi dan proses kehamilanmu? Ngomong - ngomong Dokter yang menanganimu adalah teman baikku"

Yoora menghapus sisa air matanya dengan tangan lalu menatap Rose intens. Seolah mengidentifikasi jenis penyakit dengan Rose sebagai pasien yang telah menjabarkan keluhannya.

"A-aku.. Tidak! Aku benar - benar hamil! Ayah! Ibu! Bukankah kalian menemaniku saat aku melahirkan? Jackson benar - benar anakku!"
Rose memegang tangan kedua orang tuanya.

"Benar! Kami menemani Rose di Rumah sakit. Yoora kau jangan mencoba menuduh anakku hanya demi bocah busuk itu! Bahkan aku menyesal telah merawat bocah tak tau terimakasih itu! Aku bisa menuntutmu karena pencemaran nama baik!"
Ayah Rose tak menyembunyikan tatapan mengancamnya.

Yoora menatap Ayah dan Ibunya yang tampak memihak keluarga adik iparnya. Ia menghela napas lelah.

Yang paling mengerikan adalah hati manusia. Ia bisa dengan mudah percaya atas apa yang dikatakan orang yang ia anggap baik, tanpa berusaha mencari tau yang sebenarnya. Bahkan ikatan darah sekalipun tak bisa menjamin kepercayaan itu. Dan saat kebenaran terungkap mereka..

Yoora tersenyum pahit, Orang tuanya bahkan tak mempercayainya walaupum dia bilang ia punya bukti.

"Kalau begitu, jika kebenaran terungkap akankah Tuan dan Nyonya Park bersedia menjalani jalur hukum atas segala tindakan ilegal putri anda?
Atau anda akan menekannya dengan status anda?"

"Kau berani?!"
"YOORA!?"

Ayah Rose dan Ayahnya berteriak hampir bersamaan. Yoora diam dengan senyum dangkal. Ia beralih menatap adiknya yang tampak tenang seperti biasa.

"Chanyeol, sekarang giliranmu untuk menyelesaikannya. Aku akan melihat Baekhyun"
Tanpa menunggu jawaban adiknya, Yoora mengamit lengan suaminya dan berbalik menuju ruang tranfusi. Tanpa mereka sadari, saat Yoora berbalik air mata yang ia tahan jatuh. Dua keluarga yang masih dalam amarah menatap punggung Yoora dengan keras. Hanya Chanyeol yang begitu akrab dengan kakaknya dan Kim suami Yoora yang menyadari kesedihan putri sulung itu. Kim tak mengatakan apapun, hanya mengeratkan genggamannya dan menemani istrinya.

"Bawa kemari"
Perhatian semua orang teralih saat Chanyeol menutup teleponnya.

Dan beberapa saat kemudian, asisten kepercayaan Chanyeol datang dan membawa dua buah map.

"Kalian ingin bukti? Ini"
Chanyeol mengulurkan map berwarna biru ke arah mereka. Mata Rose membulat saat ia memahami maksud kata - kata Chanyeol. Chanyeol tau.

Tanpa ragu Appa Park mengambil map itu dan saat ia membukanya, ia tak bisa menahan keterkejutannya. Saat ia membalik halaman demi halaman ekspresinya makin kompleks. Dan pada lembar terakhir, ekspresinya berubah menjadi dingin.

"Lihatlah sendiri"
Appa Park menyerahkan map itu ke Ayah Rose.

Dan saat Ayah dan Ibu Rose melihat isi map itu wajahnya juga berubah.

Rose yang melihat keadaan semakin tak bagus, ia menunduk seolah ia telah di aniaya.

Ayah Rose tanpa segan melempar map itu ke lantai hingga isinya berhamburan.

"Apa maksudmu Park Chanyeol? Apa kau juga telah berhasil di hasut oleh bajingan itu? Kau pikir aku percaya pada isi laporan itu?"
Ayah Rose menatap Chanyeol dengan amarah yang tak ditutupi.

Rose yang melihat ayahnya percaya padanya tak menyianyiakan kesempatan.

"Benar Ayah, mereka pasti sudah di pengaruhi oleh namja licik itu! Hingga mereka tega memfitnahku seperti ini"
Rose langsung berlari di pelukan Ibunya dan menangis tersedu-sedu.

Para tetua Park seketika menatap Chanyeol yang hanya diam dengan wajah tanpa ekspresinya.

"Jadi Roseanne, apa kau meragukan hasil itu? Meragukanku? Mungkin Nunna dan Baekhyun berhati lembut padamu tapi aku tidak, harga diriku tidak menerimanya"
Chanyeol menatap Rose sekilas.

"Ini yang terbaik. Karena kita bahkan tak sejalan lebih baik berhenti saja. Aku tidak bisa hidup dengan orang yang bahkan tak memiliki wajah"
Chanyeol mengambil map merah dan menyodorkannya pada Rose.

"Apa maksudmu Chan? Aku-aku tentu saja mempercayaimu. Tetapi aku tidak bisa menerima isi map itu yang tentu saja palsu. Jackson adalah anakku! Aku yang mengandung dan melahirkannya bukan namja menjijikkan-"
Chanyeol menghentikan Rose dengan tangannya.

"Cukup. Map itu adalah surat gugatan cerai dariku. Tanda tangani saja dan serahkan pada asistenku"
Chanyeol meletakkan map merah itu di kursi.

Rose menatapnya tak percaya. Ia tampak akan meledak kapan saja.
Namun sebelum Rose bicara Chanyeol lebih dulu memotongnya dengan tenang

"Dan Tuan Park, anda meragukan file itu hanya dengan sekilas dan tanpa berusaha mencari tau keasliannya. Saya meragukan bagaimana perusahaan anda berdiri sampai sekarang jika anda menilai file dengan begitu sembarangan. Tapi itu bukanlah hal yang penting. Appa dan Eomma kalian tidak bodoh jadi jangan selalu berpura-pura bodoh. Kehilangan satu mitra bisnis tidak akan membunuh keluarga kita"
Tanpa menatap Ayah dan Ibunya, Chanyeol beranjak.

"Dan Rose, dengan atau tanpa tanda tanganmu perceraian itu akan tetap terjadi. Simpan air matamu sampai status barumu valid"
Tanpa melihat Rose yang mulai menangis dan menjerit dalam pagangan orang tuanya, Chanyeol beranjak menyusul Yoora menemui Baekhyun.

..

Yoora menatap Baekhyun yang duduk diantara ranjang Jesper dan Jackson dari kaca. Ia melihat betapa kuyunya penampilan namja periang itu.
Ia tak mampu menahan dirinya dan berbalik ke dalam dekapan suaminya. Kim balas mendekap istrinya dan mengelus punggungnya dalam diam.

"Jangan menangis, nanti bagaimana kau menjelaskan pada Jesper dan Jackson jika mata indahmu bengkak? Untung saja riasanmu tidak luntur"

Yoora merasa terharu pada awal kalimat suaminya, namun pada kalimat berikutnya ia hanya ingin memukul namja kaku itu. Namun tak mungkin ia sampai benar-benar memukul suaminya. Jadi ia beralih mencubit pinggangnya.

Chanyeol menatap interaksi nunna dan kakak iparnya dari jauh, ia sudah terbiasa dengan itu.

Tanpa menyapa mereka yang masih bertengkar-bermesraan, ia langsung membuka pintu dan berjalan masuk. Baekhyun tampak sibuk dengan fikirannya sendiri. Hingga Chanyeol berhenti di samping ranjang Jackson.

"Sudah lama sekali ya, Byun Baekhyun"

Chanyeol berdiri dengan punggung lurus. Namun tatapannya fokus pada Jesper yang terlelap.

Baekhyun seketika mendongak, dan tatapannya langsung berubah dari terkejut menjadi ketakutan saat menyadari arah tatapan Chanyeol.

"C-Chanyeol.."

..
TBC

201220 18.18

[DROPPED] Child [chanbaek]Where stories live. Discover now