• 03- Lara

9.4K 1K 24
                                    

Happy Reading!
Copyright © ArCastellan
•••

Ruangan serba putih tertangkap di netra hitam legam nan tajam yang sebelumnya tertutup hingga seminggu lamanya. Ya! Dialah gadis kecil yang telah berani menembaki para penjahat hingga tewas untuk menyelamatkan Kakaknya. Alana Laura Dalviero, itulah namanya. Saudara kembar Alina Aura Dalviero yang sama sekali tak mirip rupa dan kepribadian. Meskipun mereka kembar, Alana (Lara) kerap kali tak dianggap oleh keluarga besar termasuk ayah tersayangnya, Jonathan Dalviero. Alasannya satu, ia merasa bahwa Lara hanyalah pembawa sial di keluarganya. Yang mana lebih memihak 'Dia' ketimbang dirinya.

Lara, yang hanya sorang anak yang tak di inginkan, dan tak dianggap di depan publik. Namanya hanya terpasang di kartu keluarga namun tidak di deretan pewaris keluarga. Itu lah yang membuatnya dipanggil Lara. Namun meski begitu, ia memiliki seorang ibu dan kakak laki-laki serta seorang adik yang teramat menyayanginya. Tetapi, ia tak pernah menduga jika aksi penyelamatannya berakhir dengan kehilangan segalanya.

"A-aku di-di mana?" lirihnya menatap sekeliling ruangan yang sudah ia tebak adalah rumah sakit, terlihat dari alat-alat di tubuhnya dengan infus dan bau obat-obatan yang amat menyengat.

"Arghh! Perutku sa-sakit," rintihnya menekan perut bagian bawahnya dengan posisi duduk. Hingga tiba-tiba....

BRAK

Pintu terbuka dengan paksa dan menampilkan kedua orangtuanya. Namun, ada yang aneh di sini. Sang ayah 'Jonathan Dalviero' (Nathan) berjalan dengan cepat dengan tangan terkepal dan dada naik turun serta mata tajam yang menusuk menatap Lara. Sedangkan Ibunya 'Naura Calista Dalviero' (Nara) dengan wajah cemas menahan Nathan untuk tak mendekati Lara. Ada apa ini? Pikirnya.

"M-Mom? D-Dad? Aku-" Belum sempat Lara melanjutkan ucapannya, tamparan keras mendarat di pipinya.

PLAK

"Katakan padaku! Apa benar kau yang telah membunuh para penjahat itu, Lara?!"

"D-Dad... La-Lara...."

"KATAKAN! APA KAU YANG MEMBUNUH MEREKA?!" bentaknya yang membuat tubuh Lara gemetar hebat dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Sayang, tenanglah. Biar aku saja yang bertanya pada Lara," timpal Nara menenangkan.

"Lara sayang, apa benar kau yang melakukan itu?" tanyanya lembut seraya menghapus air mata yang sudah terjun bebas di pipi Lara.

"Mom, La-Lara..."

"Ck, anak ini tidak bisa-" potong Nathan yang mendapat teguran keras dari sang istri.

"DADDY! Tenanglah! biar Lara melanjutkan terlebih dahulu ucapannya!" bentak Nara kesal. Sungguh suaminya amat tempramental.

"Sayang, Mommy mohon jawab, ya?" lanjutnya lembut dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Sungguh, ia tak sanggup mendengar jawaban putri kecilnya.

"I-iya. La-Lara yang bunuh me-mereka, Mom. Ta-tapi...." jawab Lara terbata yang membuat Nara menutup mulutnya tak percaya dengan kedua tangannya dan air mata yang sudah tak bisa dibendung lagi. Namun, belum sempat Lara memberikan alasannya, lagi-lagi....

PLAK

Sebuah tamparan keras dengan mulus mendarat di pipi cabinya yang dilontarkan sang Ayah.

"Dasar pembawa sial! Bagaimana bisa kau membunuh mereka! Keluarga Dalviero tidak pernah mengajarkan hal keji seperti itu! Benar-benar memalukan! Mau ditaruh mana muka keluarga kita?! Dan jangan-jangan... kau lah yang mencelakai Lira?! JAWAB!" tuding Nathan dengan intonasi tinggi. Sakit rasanya mendengar tuduhan yang ayah kandungnya layangkan.

"K-kak Li-Lira? No, Dad, La-Lara tidak men-"

"Jangan menyangkal! Aku yakin kau yang membuat putriku kehilangan ginjalnya! Benar-benar pembawa sial! Jika tahu seperti ini, sudah ku buang kau sejak bayi!" ucapnya kasar penuh penekanan pada setiap katanya.

"D-Dad-"

"Heh, tak salah jika kami mengambil ginjalmu sebagai kompensasi atas kecerobohanmu yang tak dapat menjaga Lira. Berterima kasihlah, karena kami tak membunuhmu bocah malang!" ucapnya dengan senyum miring yang terpatri di wajah tampannya, dan berlalu pergi meninggalkan Lara dan Nara berdua.

Sungguh, ucapan Nathan amat sangat menyakiti hatinya. Bagaimana bisa mereka mengambil ginjalnya begitu saja tanpa seizinnya hanya karena kesalah pahaman semata? Apalagi pengakuan Nathan yg hampir membunuhnya serta Nara yang hanya pasrah akan apa yang dilakukan Nathan pada dirinya. Sangat menyedihkan.

"Gi-ginjalku? Mom?" tanya nya tak percaya menatap Ibunya, dengan wajah yang sudah dipenuhi air mata.

"MOMMY KECEWA DENGANMU, LARA!" bentak Nara berjalan mundur menggeleng kepalanya tak percaya dengan mata yang sembab dan berlari pergi meninggalkan Lara sendirian yang tengah menangis terisak. Namun siapa sangka, tiba-tiba....

"La-Lara?" lirih seorang anak lelaki berusia lebih tua 2 tahun darinya di depan pintu yang terbuka lebar dengan wajah yang terlihat kecewa, terluka, dan tak menyangka. Entah apa yang ia pikirkan saat ini. Sepertinya ia melihat insiden menegangkan sebelumnya.

"Kak Bara?! La-Lara...." belum sempat Lara menjelaskan, Anak lelaki yang tak lain adalah kakak tertuanya 'Kenneth Aldebara Dalviero' berlalu meninggalkan Lara begitu saja dengan wajah lesu terlukanya.

"Ka-kak...."

Lagi-lagi hanya bisa menangis yang ia lakukan, hingga terbesit nama kakak keduanya yang tak lain adalah kembarannya.

"Kak Lira?! A-aku harus menemuinya," ucapnya khawatir seraya melepas infus dan alat lain di tubuhnya secara kasar seraya menuruni ranjang dengan susah payah. Ia berjalan tertatih keluar ke arah ruangan Lira yang entah di mana, dengan tangan yang memegangi perut bagian bawahnya menahan rasa yang teramat sakit akibat operasi ginjal yang ia sendiri tidak tau menahu kapan dilakukan, yang pasti saat ia tak sadarkan diri.

BRAK

Sangking paniknya ia tak sengaja menabrak seorang pria dewasa bersetelan jas hitam dengan tuxedo navy, yang ia tebak seusia Ayahnya.

"Ma-maaf, saya ti-tidak sengaja. Permisi," Ucapnya lirih menundukkan kepalanya dalam dan kembali berjalan dengan cepat mencari ruangan Lira tanpa memperdulikan rasa sakitnya dan tatapan heran pria tersebut.

"Ada apa dengannya? Buru-buru sekali?" gumam pria tersebut, hingga tepukan seseorang membuyarkan lamunannya.

"Ada apa, Tuan Sean? Apa terjadi masalah?" tanya seorang pria bersetelan Dokter dengan raut kebingungan terlihat jelas.

"Nothing, antarkan saya ke ruang rawat Anna," balas pria yang dipanggil Sean tersebut datar.

"Baik, mari saya antar."

#Tbc

Alaura's Secret [Agent E] - END (TAHAP REVISI ALUR TOTAL)Where stories live. Discover now