1) Prolog

4.6K 344 20
                                    

D I S C L A I M E R

Harry Potter dan semua karakter terkait milik J.K. Rowling dan/atau Warner Bros. Dan fanfiction ini milik moonfyre yang tentunya sudah memberi aku izin untuk menerjemahkan cerita ini.

F U L L   S U M M A R Y

AU. Harry yang berusia tujuh tahun ditemukan hilang hanya sehari sebelum Sirius Black melarikan diri dari Azkaban, dan manusia serigala yang murka, di antara yang lainnya, langsung mulai mencarinya, berharap menemukan anak itu sebelum kriminal itu yang menemukannya.

Tidak ada yang tahu bahwa Harry memiliki rahasianya sendiri...

***

Satu — Prolog

(20 November 1986)

Harry tidak pernah bisa yakin apakah itu mimpi buruk atau dini hari ketika dia melarikan diri. Dia hanya ingat kegelapan lemari di bawah tangga, sama sekali luang dari apa pun kecuali ransel compang-camping yang penuh dengan semua barang-barang miliknya: dua set pakaian lama Dudley, selimut wol yang telah dia curi di bawah tempat tidur Bibi Petunia sebelumnya, dan The Hobbit, sebuah buku yang belum pernah dibaca Dudley dan mungkin tidak akan ia rindukan. Dia ingat bagaimana pintu lemari bawah tangga tidak terkunci pada malam itu, dan betapa sembunyi-sembunyinya dia menyelinap keluar. Dia ingat mengambil beberapa buah dan sepotong roti untuk bertahan satu atau dua hari, dan kemudian dia ingat bunyi 'klik' ringan kunci di pintu depan ketika dia mencuri.

Setelah itu, yang bisa dia ingat hanyalah angin di telinganya ketika dia bergegas menjauh dari semua yang pernah dia ketahui. Dia lari dari pukulan-pukulan dan teriakan amarah Paman Vernon, cemooh celaan dan kejijikan Bibi Petunia, serta ejekan dan tinjuan Dudley. Dia lari dari "normal". Dia tidak normal dan dia tidak akan pernah normal, jadi yang setidaknya bisa dia lakukan untuk semua orang ialah pergi. Paman Vernon berkali-kali bilang betapa aibnya dia, bagaimana keberadaannya telah menghancurkan hidup mereka. Lebih baik begini. Setidaknya dia bisa menjadi seorang freak di mana tidak ada orang yang akan mencarinya.

Berlari menjadi lebih mudah daripada yang dia duga, terutama mengingat memar dan bekas luka yang mengotori seluruh tubuhnya. Itu juga menenangkannya, dan pikirannya menjadi semakin tidak panik dengan setiap langkah yang dia ambil.

Saat itu adalah jenis malam di mana bulan berwarna perak dan berbentuk bulat di langit, tapi tidak cukup penuh. Bintang-bintang bertebaran di mana-mana, lempung dan redup, dan beberapa awan melayang luyu melintasi langit, seakan mengingatkan Harry bahwa dia seharusnya sudah tertidur sejak lama. Dia akhirnya lelah dan larinya melambat, kemudian berjalan. Angin sepoi-sepoi meniup rambutnya, dan mata hijau cerahnya melirik ke arah pepohonan dan semak-semak gelap yang menjulang di sepanjang jalan.

Saat itulah Harry sadar untuk pertama kalinya bahwa dia sama sekali tidak tahu ke mana dia pergi. Rencananya termasuk... yah... berkemas, mengambil makanan, dan pergi. Dia tidak benar-benar memikirkan ke mana harus pergi; yang penting pada saat itu ialah pergi. Langkahnya mulai melambat hampir berhenti. Dia bahkan tidak tahu di mana dirinya berada; dia bahkan tidak punya rencana.

Terdengar seruan lembut dari suatu tempat di belakangnya; Harry melompat dan berputar untuk melihat sepasang mata emas yang cemerlang. Seekor burung hantu. Bocah itu bergidik, berbalik dan terus berjalan, memeluk dirinya sendiri agar tetap hangat. Dia tidak tahu harus berbuat apa.

Shift | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang