Mereka pun langsung berjalan meninggalkan ruangan inap Angga, sebenarnya dokter belum mengizinkan Angga untuk pulang. Namun, Angga bersikeras untuk pulang dan tidak ingin berlama-lama berada di rumah sakit.
"Nanti sampai rumah, Ara bikinin sop ya ayah." Caramel mendorong kursi roda Angga, sedangkan yang diajak bicara hanya terdiam
***
"Arkan, bukannya aku ngusir kamu. Ini udah sore, kamu pulang aja."
Arkan mengangguk "Iya."
"Pamit ya Om, jangan lupa pesan saya," ujar Arkan menunjukkan senyuman smirk nya dan menyalami tangan Angga
Arkan pergi dengan menaiki mobil alphard nya, Caramel langsung mendorong kursi roda Angga menuju ruangan rumahnya
"Ayah mau apa?" tanya Caramel sambil duduk di sofa panjang
Angga terdiam.
"Ayah mau istirahat? Biar Ara anter sampai kamar."
"Kenapa kamu melakukan semua ini?" tanya Angga dengan wajah dingin
"Maksud ayah?"
"Ngapai kamu urusin saya? Ngapai kamu bongkar celengan buat biaya rumah sakit saya? Ngapai kamu perhatian sama saya?"
"Emang salah Ara apa Yah? Kan Ara mau tolongin ayah."
"Saya ga pantas disebut sebagai seorang ayah!"
"Selama ini saya ga pernah melakukan tugas sebagai seorang ayah! Saya ini seorang ayah yang tak berguna! GAK GUNA!" Angga memukul kursi roda nya sambil menangis histeris
Caramel yang melihat hanya menangis sambil terus terisak, membentuk lengkungan di bibir "Ayah pernah melakukan tugas seperti ayah, waktu Ara kecil. Ayah sering cubit pipi Ara 'kan? Ayah lupa, Ayah sering marahin Ara kalau sering main hujan-hujanan 'kan?"