Dua

1.1K 196 190
                                    

"Hai, nama aku Venusa Angelica. Kalian bisa panggil aku Nusa."

El kini sedang sibuk menggambar sketsa abstrak di halaman buku tulisnya yang paling belakang. Ia tidak tertarik dengan pengumuman Bu Victor mengenai anak baru yang akan menghuni kelasnya.

"Ada lagi yang ingin di tanyakan?" Tanya Bu Victor sambil membenarkan letak rambutnya yang jatuh menjuntai.

"Boleh minta nomor teleponnya Nusa, Bu?"

"Kalau nanya alamat rumahnya boleh, Bu?"

"Jangan nomor deh, kita DM-an aja di Instagram, gimana? Username kamu apa?"

"Nanti pulang bareng gue ya?"

Bu Victor menatap seisi kelas dengan tajam. "Tolong berikan pertanyaan yang lebih berbobot."

Dengan semangat, Mario mengangkat tangannya ke udara. Membuat Bu Victor menatap malas ke arah cowok itu.

"Duduk di samping gue, mau gak?"

Sontak perkataan Mario membuat Reza membelalakkan matanya, ia tidak terima dengan ucapan Mario. "Lah gue nanti pindah kemana? Samping El? Ogah banget!"

"Sekali-kali napa si gue pengen banget duduk sama cewek cantik." Ucap Mario dengan cengirannya.

"Yaelah, lo gak pernah mau duduk tuh sama gue yang jelas-jelas jauh lebih cantik daripada Nusa." Sambar Priska sambil menggulung-gulung rambutnya dengan pulpen yang ia genggam.

Mario membuat ekspresi seperti mual membuat murid di kelas ini tertawa. Mereka semua tau jika kubu Priska dengan kubu El memiliki masalah pertemanan. Ah, ini semua hanya karena rasa tidak suka Mario dan Reza ke Priska.

"Pengen banget apa lo? Muka dulu tuh benerin, kasar kayak semen kering aja mau banget duduk sama cogan!"

Baru saja Priska ingin membalas hinaan Mario, Bu Victor langsung memukul papan tulis dengan penghapus papan di tangannya. "Kalian berdua mau saya hukum? Kerjaannya cuma bisa buat gaduh saja."

Kelas kembali hening. El dalam diam mendengarkan apa yang terjadi di kelas ini, tapi tatapannya masih tetap terarah pada buku tulis.

"Yasudah Nusa, kamu bisa duduk di samping Elbara." Ucap Bu Victor dengan senyuman manisnya. "Elbara! Kamu angkat tangan."

Dengan malas, El mendongakkan kepalanya menatap ke arah Bu Victor yang kini sudah berdiri bersama cewek asing di sampingnya. Tanpa ingin banyak bicara, ia mengangkat tangan kanannya, setelah itu ia kembali menurunkannya kembali dan terfokus pada buku tulis.

"Nah kamu bisa duduk di samping Elbara."

Nusa mengangguk kecil lalu berjalan ke arah kursi yang di tempati El. "Boleh geser gak? Aku mau duduk."

El mendongakkan kepalanya. Semua mata melihat ke arah mereka --kecuali Bu Victor yang sedang mencari materi di buku paket miliknya-- seakan-akan ucapan Nusa saat ini adalah sesuatu yang sangat langka karena ingin duduk di kursi kekuasaan milik El, si cowok penguasa sekolah.

"Permisi, Bara."

Lagi dan lagi, mereka semua menunggu kelanjutan apa yang mungkin akan terjadi. Karena pada dasarnya, El akan selalu memaki siapapun yang memanggil dirinya dengan sebutan Bara. Baginya, hanya orang-orang yang sangat dekat dengan dirinya saja yang diperbolehkan memanggilnya dengan nama 'Bara'.

"Duduk." Ucap El singkat sambil menggeser tubuhnya ke kursi kosong yang berada di sampingnya.

Semua orang terkejut termasuk Mario dan Reza, apalagi Priska cewek itu seperti siap mengepulkan asap tebal dari kepalanya karena selama dirinya bersekolah disini dan selalu satu kelas dengan cowok itu, El tidak pernah mengizinkan dirinya untuk duduk tepat di sampingnya. Mereka benar-benar tidak menyangka kenapa Nusa bisa dengan mudahnya mendapatkan akses dari cowok super duper dingin itu.

ELBARA [TERSEDIA DI WEBNOVEL]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz