Enigma 2

89 17 0
                                    

"Kamu kenal cewe tadi, Ra?" tanya Nasya selagi kami jalan.

"Engga." sambil menggelengkan kepala.

Setelah aku menjawab pertanyaan dari cewe yang papasan dengan kami, aku langsung pamit. Aku gak sempat bertanya dari mana dia tahu namaku. Bukannya gak peduli, tapi beberapa menit lalu sebelum berpapasan dengan dua orang itu, Nafa mengirimku pesan. Dia sudah selesai les.

"Kok bisa ya cewe itu kenal kamu, apa dia pacarnya mas itu?" tanya Nasya yang masih penasaran

"Bodoamat la, Sya" sebenarnya aku juga masih bertanya-tanya. Tapi, yasudahlah.

Setelah sampai di parkiran, aku langsung mengantar Nasya sebelum aku jemput Nafa di tempat lesnya.

Karena macet, 15 menit kemudian kami baru sampai di depan rumah Nasya.

"Apa kamu beneran gak penasaran, Ra?" tanya Nasya yang entah sudah keberapa kalinya dia menanyakan hal yang sama.

"Ya Allah, Nasya. Gak cape mulutmu tanya hal yang sama?"

"Soalnya jawabanmu gak meyakinkan!" jawabnya kesal

"Lagian kalo penasaran, gatau juga apa aku bisa dapet jawaban dari rasa penasaranku." jawabanku sok dewasa

"Bisa." jawabnya singkat

"Piye carane? aku gatau nama cewe tadi."

"Tapi, kamu tahu Mas yang disebelahnya. Iyakan?" tanya Nasya menyelidik.

"Ilmu sok tahumu emang level dewa ya, Sya. Dah lah aku mau jemput Nafa. Kasihan dia nunggu lama." pamitku

Setelah itu aku menuju tempat Nafa les.

. . . .

"Nunggu lama ya, De?" tanyaku setelah berhenti tepat didepan Nafa yang sedang berdiri didepan gerbang tempat lesnya

"Engga kok." jawabnya sambil mengulas senyum

"Ayo." ajakku

"Kita langsung pulang, Kak?" tanya Nafa saat naik ke motor

"Iyalah, udah ditunggu mama sama papa juga"

"Okeee."

Karena sekarang malam minggu, jalanan jadi padat. Hari biasanya juga si, tapi ini lebih dari biasanya.

Sesampainya dirumah, mama dan papa sudah menunggu kami di teras. Mungkin bukan nunggu kami si, tapi lagi menikmati moment mereka berdua, ala-ala anak muda pacaran gitu.

"Sore amat Kak nyampenya?" tanya papa setelah aku mencium punggung tangannya

"Macet, Pah. Kaya gatau malam minggu di Jogja aja." jawabku

"Yasudah, sana kalian mandi dulu. Abis itu bantu mama masak makan malam." perintah mama

"SIAP LAKSANAKAN!!" jawabanku dan Nafa yang hampir bersamaan dengan posisi tangan hormat.

"BUBAR, JALAN!!" lanjutku lantang

Papa dan Mama tertawa geli, tapi mereka gak heran. Karena, kedua anak mereka emang begini adanya. Toh, ini juga turunan dari mereka, yakan?Hehehe

. . . .

"Lesnya gimana tadi, De?" tanya Papa yang jelas ditujukkan buat Nafa

"Lancar, Pa." jawabnya

"Jadi sudah nentuin mau lanjut SMA dimana?"

Enigma | Manusia Seribu Rahasia. [On Going]Where stories live. Discover now