24

46 7 0
                                    

***

Entah bagaimana, informasi rahasia di antara mereka berdua langsung menyeruak ke media. Membuat Nana dan Elvano menjadi bahan pembicaraan di mana-mana.

Kim Nana dan Elvano adalah kakak-adik?

Skandal kakak-adik yang mengguncang dunia hiburan.

Kim nana dan El sedarah?

Hubungan terlarang dari anak terlarang.

Balas dendam menyakitkan sepanjang sejarah dunia hiburan.

Kim Nana depresi, lagi?

Nana menghela napas kasarnya.

Tidak hanya judul demi judul yang mengusiknya. Juga komentar buruk tentang dirinya yang langsung memenuhi sosial medianya.

Heol, daebak, Nana menjalin hubungan terlarang?

Skandal Nana – El yang menghebohkan.

Ah, sudah ku duga, Nana tidak sebaik wajahnya.

Wah, Nana bisa sekotor itu?

Sadarkan dirimu, Nana. Lebih baik kamu dirawat, karena kamu memiliki gangguan jiwa.

Kamu sudah tidak waras, Nana.

Di dunia ini tidak ada yang benar-benar mencintaimu, selain uangmu.

Nana menangis.

Meski terbiasa membaca komentar buruk tentangnya, tapi kali ini, Nana tidak dapat lagi membendungnya.

Nindi langsung meraih ponsel yang ada di tangannya, dan memeluk Nana.

"Nana, jangan dipikirin, ya," ucap Nindi.

Tidak ada jawaban, hanya terdengar suara isakan tang semakin menyeruak ke penjuru ruangan.

"Apa jatuh cinta itu salah?"

Nindi terdiam.

"Nana... hanya ingin jatuh cinta, Nindi."

"Iya, Na, iya..."

Di antara semua rasa benci yang ia rasakan, Nana juga harus menanggung malu dari perbuatan sang Ayah. Ditambah lagi tekanan dari Amira yang selalu melampiaskan emosi dan amarahnya pada Nana.

Nana benar-benar tertekan.

Beberapa kali Elvano mencoba untuk menghubunginya, untuk sekedar menanyakan kabarnya.

Namun, tidak pernah ada jawaban.

Nana memilih diam.

Berusaha melawan dirinya saat ini.

Hari ini, tangan Nana terluka terkena pecahan gelas yang dilempar Amira.

Nana disalahkan atas semua kekacauan yang terjadi saat ini.

Amira menumpahkan segala kekesalannya pada Nana.

Melihat Nana kian tersiksa, Nindi pun semakin tidak tega. Ia berusaha mati-matian untuk menghiburnya.

Menemani Nana di saat-saat terburuknya.

"Nindi, Nana mau ke pantai."

Nindi terhenyak mendengar permintaan Nana barusan. Dengan cepat, ia langsung mengiyakan.

"Kapan?"

"Sekarang."


SuperstarWhere stories live. Discover now