🌲13

20K 2K 30
                                    

Vote and komen kalo udah baca ya❤

Happy reading
_____________

Sepulang sekolah, seperti janjinya Gara menemani adiknya bermain sampai bosan. Keduanya bermain dengan sangat senang. Merubah robot mainannya menjadi mobil dan balapan. Merubahnya menjadi pistol dan main tembak-tembakan. Terakhir merubahnya menjadi pedang dan bermain masak-masakan ( gak deng becanda authorwkwk). Merubahnya menjadi pedang dan bermain kesatria.
Di sekelilingnya banyak cemilan yang memang Faro suruh persiapkan setiap kali putra kembarnya bermain.

Di kantor, Faro menatap Gemas ke arah layar yang menampilkan anak kembarnya bermain. Faro mendapat kabar jika disekolah putra kembarnya ada yang berniat jahat. Faro sudah membereskan semuanya. Penti, anak dari bawahannya. Di pecat? Tidak! Faro hanya menurunkan jabatannya saja. Jika tindakan Penti sudah diluar batas. Maka Faro sendiri yang bakal menendangnya.

"Ckckck! Gemesin banget anak gue, ampun dah, pengen cepet-cepet pulang kangen ngerusuh," ujar Faro menatap Gemas kelayar sana.

🌲🌲

"Bang, lo berdiri di sana terus apelnya taruh dikepala lo," ujar Geri mengambil sebuah apel dan memberikannya pada Gara.

Gara menurut, mengambil apel dan menaruhnya di atas kepala.
Gara sudah berjanji, bukan? Akan menemani adiknya bermain. Jadi harus nurut, kalo enggak! Ya siap-siap aja denger bayi besar nangis banjir.

"Jangan gerak-gerak," ucap Geri membidik pistolnya.

Gara berdiri dengan tenang padahal, Geri saja yang banyak Gaya. Gara meghembuskan nafas kasar saat Geri tak kunjung menembaki apel dikepalanya.

"Aaaaaa! Abang jangan gerak-gerak," ujar Geri berteriak kesal.

"Lo kelamaan, bambank! Pegel gue berdiri dari tadi," ucap Gara mengambil apel dikepalanya lalu menggigitnya.

Geri melengkungkan bibirnya kebawah. Matanya sudah berkaca-kaca membuat Gara yang melihatnya pasrah dan menaruh kembali apel yang sudah digigitnya ke atas kepala lagi.

"Oke, fine! Sebahagia lo dek," pasrah Gara memejamkan matanya menungu Geri menembak apelnya.

Geri yang melihat itu kembali melebarkan senyumnya. Menarik kembali ingus yang hampir keluar dan mengusap liquid diujung matanya.

"Jangan gerak, ya, awas kalo gerak gue pukul lo njir."

"Semerdeka lo, nyet," ucap Gara.

Geri bersiap membidik agar tepat sasaran. Pokoknya itu apelnya harus kena. Peluru yang mereka pakai bentuknya memang seperti peluru asli.
Tapi yang ini tidak akan melukai badan. Bentuknya saja yang sama tapi sebenarnya peluru itu akan menempel dimana saja yang ditembak.

"DOOORRRRRRRRR!" Pekik Geri saat peluru itu meluncur tepat sasaran.
Peluru itu menempel pas pada apel di atas kepala Gara.

"Yeyyyy!" Geri kegirangan membuat Gara ikut tertawa melihat aksi kocak adiknya yang berjoget tidak jelas.

"Udahanlah mainnya, laper gue mau mandi," ujar Gara kembali menggigit apelnya.

"Laper makan, bego! Bukan mandi," ucap Geri menarik pelan poni Gara.

"Emang barusan gue bilang apaan?" bingung Gara.

"Dahlah males, ngantuk gue pengen renang," ucap Geri membuat Gara mendengus kemudian menarik kepala Geri dan memasukkannya ke ketek.

"Bego jangan dipelihara," ujar Gara.

"ABANG, IHHHHH! BAU ASEM ANJIR,"
teriak Geri membuat Gara tertawa puas menjahili Geri. Ekspresi adiknya itu loh! Bikin gemes pen karungin.

Geri mendengus lalu memukul Gara dengan boneka ironman berukuran sedang. Boneka kembaran hadiah waktu ulang tahun mereka ke 14 tahun, tahun lalu.

Terjadilah aksi kejar-kejaran saling memukul dengan boneka. Sesekali mereka terjatuh karna terpeleset bekas cemilan sendiri. Larut dalam tawa dan bercanda yang tidak ada habisnya.

"JANGAN KABUR LU, NYET!" ucap Geri mengejar Gara.

Ruangan itu luas, jadi bebas jika mereka berlari lari dan bermain petak umpet. Bahkan balapan mobil mainan pun bisa.

"GAK KENA, GAK KENA, WEEKKKK!" ujar Gara menjulurkan lidahnya.
Keduanya asik bermain sampai sore.
Makan, main, makan, main, makan, main sampai sore hari.

Dikantornya, Faro tertawa terbahak-bahak melihat kekonyolan anak kembarnya. Salsa ada di sana. Membantu Faro menandatangani berkas-berkas. Tapi Faro malah asik melihat anak kembarnya bermain.
Salsa geram sendiri melihat suaminya itu. Kapan selesainya ini kerjaan kalo Faro asik menonton sikembar.

Brakk

Salsa menggebrak meja. Membuat pria itu kaget sampai elus dada.

"Kapan kita pulangnya kalo kamu asik nonton anak-anak terus, ini berkas numpuk, Dad, kamu gak sayang sama aku apa, hah?! Dari tadi capek tanda tanganin ini terus," marah Salsa menopang tangannya di pinggang.

Faro kelagapan melihat istri tercintanya mengamuk. Dengan buru-buru Faro mengambil pulpen dan berkas untuk di tanda tangani.
Bahaya jika level marah istrinya sudah diujung.

"Sejam harus selesai, aku gak mau tau ya, pokoknya makan malam harus di rumah. Kasian anak anak dirumah," tegas Salsa lalu berjalan ke arah sofa dan mendaratkan pantatnya di sana.
Lalu mengambil cemilan.

Faro menatap sedih berkas di hadapanya. Numpuk banget. Sejam?
Habis ini tangan Faro harus di bawa ke tukang urut.


🌲🌲
Twins Crazy

Vote and komen ya😚

Follow ig sikembar
@gara_debaran
@geri_debaran

See you next part👋❤

TWINS CRAZY Where stories live. Discover now