Bab XXIV. Long Time

456 68 97
                                    

"Leona!"

Apa?!

"Leona! Bangunlah!"

Itu... suara Kai, 'kan?

Leona merasa keplaanya benar-benar pening. Ia membuka matanya. Ia tahu itu suara Kai. Bayangan lelaki itu tampak buyar. Namun ia tahu sosok itu adalah Kai.

Kai?

Leona memejamkan matanya dan kembali membukanya. Perlahan, cahaya matahari dari atas menyinari matanya. Bukan, bukan matahari, melainkan lampu gantung. Ia melihat sosok lelaki sedang berdiri di sampingnya. Sosok itu pun tampak buyar.

Kai? Leona mengerjap beberapa kali. Sosok itu ternyata Ken dan bau-bau obat mulai menusuk hidungnya seketika. Ia merasa saat itu saraf-sarafnya baru bekerja.

"Leona, sudah bangun?" tanya Ken sambil menyunggingkan seulas senyum.

Leona menarik napas panjang. Ternyata aku salah lihat, ya? Ia pun beranjak dan duduk di ranjangnya. Ken dengan sigap membantunya walau Leona menolak. "Tidak usah."

Ken tetap membantu Leona duduk. "Kau pasien sekarang."

"Oke, oke, oke." Leona menghela napas kemudian menatap Ken. "Bisa kau beritahu aku, kenapa aku di sini?"

Ken diam, tidak langsung menjawab. Ia tampak bingung harus menjelaskannya bagaimana. Ia menarik napas panjang lalu mendesah pelan. "Aku tidak tahu persisnya. Pagi-pagi sekali saat tiba, kau sudah ada di sini dengan Kate. Dia berkata kau pingsan di taman belakang dan memintaku untuk menjagamu."

"Kau tahu siapa yang membawaku?" tanya Leona lagi.

"Tampaknya tidak, maaf." Ken menunduk lalu membuka daftar rumah sakit yang ia bawa sambil membenahi kacamatanya. "Maaf, Leona. Aku harus mengambil persediaan obat baru."

Leona mengangguk pelan. "Oke." Ia kembali mendesah kasar dan menyandarkan punggungnya. Bagaimana aku bisa kemari? Dan yang utama... makhluk apa itu? Kenapa tiba-tiba aku dibawa ke sana?

Lama-lama, Leona sendiri yang kesal dengan pikirannya sendiri. "Arghhh!"

***

Udara dingin menusuk tulang bukanlah hal yang luar biasa di daerah utara. Apalagi dekat Gua Thelzo--gua tempat Igiant itu berada. Profesor Al dengan Mr. Pevill di sebelahnya sudah tiba di pintu gua dengan kuda mereka.

Tampaknya sepi, batin Profesor Al.

Mr. Pevill melihat sekeliling lalu mendekati Profesor Al. "Profesor, saya tidak melihat Holgemann maupun Delacour di mana pun."

"Mungkin mereka masih di jalan. Sabarlah, kita sembunyi dulu. Bila benar mereka mengincar makhluk itu, mereka sudah pasti ada di sini." Profesor Al pun menaiki kudanya dan mengarahkan kudanya ke arah hutan.

Mr. Pevill melakukan hal yang sama dan mengekor di belakang Profesor Al. Ia tidak tahu kenapa Profesor Al ingin kemari. Padahal untuk manusia seusia beliau, akan sangat dingin untuk berada di sini.

Mereka pun menunggu di hutan cukup lama barulah Wolfie Delacour dan juga Vandice Holgemann datang. Seolah sudah tahu Profesor Al akan menunggu mereka di hutan, mereka langsung menuju hutan.

"Salam, Profesor." Keduanya membungkuk.

Profesor Al balas membungkuk. "Salam."

"Jadi, ada perlu apa Anda sampai kemari? Anda tahu ini tempat yang sama sekali tidak cocok untuk Anda, bukan?" tanya Wolfie.

Loctus : The Owner Of The Fire - [4]Where stories live. Discover now