BTY 28 ~~ Gotcha!

553 38 4
                                        

================ 


"Kita sarapan di kamar aja ya?"

Manda merona.

Bukan karena perkataan yang di lontarkan Arvin. Tapi karena gestur tubuh yang mengiringinya.

Kedua tangannya di genggam sambil sesekali di elus. Sementara mata Arvin menatap Manda dengan lembut. Mereka sekarang sedang duduk di sofa. Sedikit berdempetan padahal masih menyisakan ruang yang lebar.

"Aku pengen berduaan terus sama kamu." Lanjut Arvin sembari menghadapkan badan ke Manda. Tatapannya berubah menggoda.

Sekarang Manda tersipu.

"Kamu mau kan?" wajah Arvin maju. Seakan meyakinkan raut Manda benar-benar menyetujui usulnya.

"Boleh.." pelan Manda menjawab.

"Good..."

Cup.

Spontan, Arvin mengecup puncak hidung Manda sebelum kemudian merebahkan kepalanya di paha Manda. Jemarinya bermain di sela jemari Manda yang di angkatnya ke atas dada. Terlihat rileks..

Berbanding terbalik dengan Manda yang sedang menahan napas akibat aksi spontan Arvin barusan. Menyadari suaminya semanja ini membuat Manda sedikit shock?

Ia baru sadar kalau mantan sahabatnya ini ternyata memiliki bahasa cinta yang membuatnya tak mau jauh-jauh dari Manda. Seenaknya menyentuh, memeluk, mencium.

"Tanganmu dingin banget lo Manda. AC nya kekencengan ya?" lagi-lagi Arvin bersuara.

"Oh-eh, enggak kok. Aku gak pa-pa."

"Beneran? Aku gedein suhunya ya?"

"Gak usah. Aku nyaman kok." Tolak Manda. Bagaimana ia akan menjelaskan kalau suhu tubuhnya berubah efek sentuhan suaminya itu. Seakan dia adalah orang yang baru pertama kali berumah tangga? Bisa-bisa nanti Arvin menilainya berlebihan. Lihat saja, Arvin bahkan tak segan bermanja-manja seperti ini. Lantas kenapa Manda harus merasa malu-malu sekarang? Ingat Manda, ini pernikahan keduamu. Batinnya. Berhenti bertingkah seperti seorang perawan yang baru melalui malam pertama.

Manda mengambil napas panjang. Pelan. Takut tarikan napas dari dadanya di rasakan oleh Arvin.

"Vin."

"Ya?" Arvin memandang Manda.

"Aku boleh usul gak?" Manda menunduk. Memandang tepat ke mata suaminya.

"Apa?" Arvin bangkit. Duduk menghadap Manda dengan melipat kedua kakinya.

"Aku kok ngerasa gak sopan banget ya, panggil kamu dengan sebutan nama."

"Oh, kamu mau manggil aku sayang, gitu?" binar Arvin otomatis keluar.

"Yaah, nggak sayang juga sih." Ringis Manda.

"Trus."

"Ehm, . itu, kamu keberatan gak, kalau aku panggil..ehm... Uda?"

"Uda?" kening Arvin berkerut.

"Eh, kalau kamu gak suka, kita ganti aja. Mamamu kan asli jawa tuh. Aku panggil Mas juga gak pa-pa." Kejar Manda cepat, saat melihat reaksi serius Arvin.

"Uda....." gumam Arvin. "Uda Arvin.." raut wajahnya serius.

"Ya, itu kalau kamu suka. Kalau kamu ada ide lain. Aku ngikut aja."

"Boleh.."

"Eh?"

"Uda ya? Boleh tuh. Kesannya mesra banget. Uda Arvin.." ulangnya.

Back To You  RevisiWhere stories live. Discover now