ᴊᴀᴠᴀᴢ 𝟹𝟻

3.2K 459 100
                                    

AAAAAA AKU SENIN UTS HUHUHUHUHUHUHU

hppy reading yall,,, jangan dibaca dulu kalo lagi belajar, prioritaskan belajar demi masa depan^_^

•••


Brak.

"Astaghfirullah, kalem lur." Qiandra berjingkat kaget.

Abi masuk ke kamar kakaknya dengan tatapan yang tajam. Tak lupa ia mengunci pintu kamar kakaknya agar tidak bisa ada yang menghalanginya untuk berbicara berdua saja dengan kakak satu-satunya itu.

"Ngapain pake dikunci segala?" Tanya Qiandra.

Abi tidak menjawab pertanyaan Qiandra. Ia mendudukkan diri di kursi dekat meja Qiandra. Abi bersidekap dan tetap menatap Qiandra tajam. Di benaknya dia sedang memilih, kalimat mana yang harus ia lontarkan terlebih dahulu.

"Enggak ada yang mau Mas Kun omongkan?"

Qiandra mengerutkan dahinya kemudian mematikan ponselnya. Merasa ada yang tidak beres dengan adiknya karena tiba-tiba saja masuk ke kamarnya seperti orang kesetanan.

"Bukannya kamu yang harusnya ngomong sama mas?" Qiandra meraih bantal dan memeluknya. "Masuk kamar kaya orang kesetanan."

Abi menaikkan sebelah alisnya, lalu menggeleng. "Mas Kun yang harus ngomong. Gimana ke depannya karena habis hamilin anak orang."

"Astaghfirullah," Ujar Qiandra cepat. "Jangan nuduh mas yang aneh-aneh ya. Kata siapa kamu mas hamilin anak orang?"

Abi menunduk dan mengeurucutkan bibirnya, "Hendery. Tapi Hendery kata Mas Kun."

Qiandra membuang nafasnya perlahan. Ia melirik jam dinding yang terpasang di kamarnya. Kini menunjukkan pukul setengah delapan malam. Pukul delapan malam, jadwal Abian untuk minum susu dan vitamin.

"Sini deh, duduk deketan sama mas." Ujar Qiandra. "Biar enak mas nempeleng kamu."

Abi berdiri kemudian langkahnya yang semula akan mendekati kakaknya terhenti, "Males ah. Sayang jiwa raga. Jawab aja udah,"

Qiandra menepuk kasurnya sedikit lebih keras, "Makanya sini deketan, mas kasih tau!"

Abi berdecak, "Padahal sini sana juga deket, ngapain harus deketan lagi." Desisinya pelan. Tetapi ia tetap melangkah maju dan duduk di dekat Qiandra. Meraih guling terbalut sarung abu-abu dan dipeluknya.

"Udah deketan kan? Jawab,"

Qiandra menarik nafasnya, "Mas nanya dulu, yang jadi korbannya mas menurut ceritanya Hendery, siapa?"

"Siapa lagi kalo bukan anak kos baru yang bayar kosnya cuman setengah?"

Qiandra meraih buku yang ia letakkan di meja sebelah ranjangnya kemudian ia gunakan untuk memukul kepala Abi, "Siapa yang ngajarin buat nuduh orang sembarangan?"

Abi memberontak dengan merebut buku milik kakaknya, "Sakit mas!"

"Lebih sakit mana kepala kamu yang mas pukul apa perasaan orang yang kamu tuduh aneh-aneh?" Balas Qiandra.

Abi hanya menunduk dan mencibir. Melawan kakaknya adalah suatu hal yang tidak mungkin yang sedang ia usahakan. Qiandra sosok yang tegas dan tidak terbantahkan. Bukan karena arogansinya atau apa, Qiandra merupakan sosok yang berwibawa. Anak-anak kosan juga merasa segan kalau mau membentak apalagi melawan Qiandra.

Lucas saja masih berpikir dua kali untuk melawan Qiandra. Ini Abi saja yang kurang berpikir dan langsung melayangkan tuduhannya.

"Sekarang ngomong baik-baik aja," Ujar Qiandra memperingatkan. "Biar sama-sama enak kan?"

Teacher; DoyoungWhere stories live. Discover now