Burung-burung berkicauan.
Matahari mulai menampakan jati dirinya.
Menyalurkan sinar mentari melalui jendela yang terbuka.
Membuat sosok pemuda berambut pirang membalikkan badan-nya, membelakangi sang mentari, belum mau terbangun dari mimpi indahnya.
Dibuka perlahan mata Safir-nya, melihat ke arah sosok gadis yang sedang tertidur pulas, tak terganggu akan sinar matahari yang tengah menerangi ruangan itu.
Pemuda itu tersenyum, lantas kembali memejamkan mata-nya, kali ini sambil berharap, semoga si gadis tengah memimpikan dirinya.
Tep.
Siluet bayangan menghalangi sinar mentari, membuat ruangan yang sebelumnya sempat terang kembali meredup, sepertinya keadaan mendukung Naruto untuk kembali ke alam mimpi-nya.
"Domo!"
Si bayangan berbicara, dengan senyuman yang tampak begitu dibuat-buat, perlahan mulai tampak siapa yang berbicara, sosok Sai yang tengah duduk di jendela Kamar milik Naruto dan Sakura.
Hening.
Tak ada jawaban.
Kedua sosok yang sedang terbaring di atas matras tak bergeming sedikitpun, keduanya hanya tersenyum, tengah menikmati mimpi indah yang sedang mereka jalani.
'Secepat itukah Naruto kembali tidur?'
Sai membantin pada dirinya sendiri, baru saja beberapa menit dirinya melihat Naruto membuka mata, namun sekarang si pemuda sudah tertidur pulas kembali.
Sek.
Sai menyenderkan badannya di bingkai jendela, masih memperhatikan Naruto dan Sakura yang tertidur pulas.
Diambilnya sebuah kuas dan kanvas kecil dari tas punggungnya, mulai menggoreskan kuas yang diselimuti cat, menggambar Naruto dan Sakura di kanvas, tengah tertidur dengan tersenyum, hal yang menurutnya cukup indah hari ini.
"Hmm?"
Sai tengah memikirkan sesuatu, menggerakan bandannya ke arah lain, mencari persepektif yang lebih indah untuk di gambar, dan tanpa sadar dirinya sekarang sudah berdiri di hadapan Naruto dan Sakura.
"Hmm, apa seperti ini ya?"
Sai mendekat, berjonhkok di antara sisi kosong yang dibuat oleh Naruto dan Sakura, mencoba melihat lebih dekat objek yang sedang di gambar olehnya.
Sai terus menggoreskan kuas-nya di atas kanvas, mulai membentuk sebuah sketsa gambar di sana, terlalu fokus hingga tidak menyadari kedua lengan teman-nya itu sedang saling mendekat satu sama lain.
"Naruto/Sakura-Chan."
Keduanya serempak, bergumam tanpa sadar, terlarut dalam mimpi indah masing-masing.
Berpelukan tanpa sadar, Sai tersenyum melihatnya, sebuah adegan romantis yang tidak pernah terbayang dalam benak-nya akan terjadi pada Naruto dan Sakura.
Sai kembali menggoreskan kuas-nya, dengan begitu dia merasakan sebuah kehangatan, merasakan rasa cinta Naruto dan Sakura.
Dalam lubuk hati-nya yang paling dalam, Sai juga ingin merasakan apa itu jatuh cinta, namun itu terasa sulit baginya, Sai belum menemukan apapun yang berharga bagi hidupnya, ada,tapi itu sudah lama hilang.
Sai bahkan belum mengetahui mengapa dirinya masih bisa hidup sampai sekarang, tanpa rasa cinta, hanya kesendirian yang menyelimuti dirinya.
Tes.
Satu tetes air mata terjatuh dari mata Sai, namun ekspresi wajahnya menunjukkan hal lain, datar, seakan tidak merasakan emosi apapun.
Sai berdiri, meletakkan sebuah lukisan di antara tubuh Naruto dan Sakura, beranjak pergi dari sana, meninggalkan sepasang kekasih yang tengah bermimpi indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto Story : Love, Decision, and Hatred
FanfictionPerang sudah berakhir, dunia memulai fase perdamaiannya, Uzumaki Naruto seorang shinobi dengan segudang prestasi dan pencapaian terus melangkah maju, menuju cita-citanya. Lalu bagaimana dengan kisah hidupnya yang lain? cinta? apa Naruto sudah merasa...